Hei Guys,
Dunia internet memang semakin berkembang dari hari kehari. Berbagai teknologi dan software yang berada didalamnya pun ikut jauh berkembang. Dengan semakin tergantung masyarakat saat ini akan internet, banyak muncul berbagai website baru yang menawarkan layanan jasa mereka termasuk menyediakan storage tempat kita menyimpan file-file agar orang lain bisa mendownload file kita tersebut. Diantara media layanan seperti itu nama-nama seperti Radipshare, Mediafire, Netload adalah contoh dari beberapa layanan yang sukses. Well ternyata dibalik nama besar tersebut, Rapidshare yang pastinya sudah kita kenal sekali ternyata sedang bernasib buruk. Tidak disangka, layanan one-click hosting service tersebut sedang mengalami kebangkrutan!
Layanan yang didirikan dari tahun 2008 ini memang sudah membesar seiring berkembangnya teknologi saat ini. Sampai saat ini Rapidshare masih menjadi salah satu site layanan file-hosting terbesar didunia setelah nama-nama besar seperti diatas tadi dengan total 10 petabytes data yang ada didalam server dan diakses oleh lebih dari 3 juta user setiap harinya! Yap ternyata tidak disangka, salah satu layanan yang sudah berdiri kokoh sangat lama ini harus mengalami masa sulit saat ini. Akibat dari undang-undang hak cipta yang dicetuskan di Amerika Serikat, Radipshare kini hampir mengalami kebangkrutan!
Amerika yang baru saja mencetuskan undang-undang hak cipta ini sangat merugikan rapidshare. Bagimana tidak, imbas dari undang-undang hak cipta yang dicetuskan di Amerika Serikat, situs berbagai file itu terpaksa merumahkan sebagian karyawannya. Tak tangung-tanggung, dari 60 karyawan yang dimilikinya, Rapidshare memangkas karyawannya. Tidak tanggung-tanggung, untuk menyelamatkan kondisi keuangan dan kelangsungan hidup perusahaan, sebanyak 45 karyawan atau sekitar 75% dari seluruh tenaga kerja yang mereka miliki. Hal ini terpaksa dilakukan agar situs asal Swiss itu bisa bertahan. Kurt Sidler selaku CEO dari Rapidshare menanggapi hal ini dengan sangat menyesal. Beliau mengatakan "Sayang sekali kami harus merumahkan sebagian karyawan kami, tapi Rapidshare akan tetap beroperasi dan kami sudah memiliki rencana untuk masa depan kami".Optimisme sang CEO akan rencana kedepannya ini diyakini akan membawa Rapidshare menuju layanan yang berbeda.
Jika kita telaah lebih dalam, memang layanan yang seperti ini memang sangat dekat dengan hal yang berbau ilegal. Biasanya para user memang menyimpan berbagai file bajakan dan konten illegal pada Rapidshare. Meskipun sebagai pemilik kita kita bisa mencabut hal tersebut dari layanan. Dengan layanan yang memang sedikit berbau illegal, maka tidak heran, kiprahnya sejak tahun 2002 mulai terjegal dengan undang-undang terkait hak cipta yang diresmikan di Amerika Serikat. Untuk menghilangkan hal yang berbau illegal ini, kabarnya sang CEO rencananya akan mengubah rapidshare menjadi layanan penyedia cloud storage. Dengan ini diyakini nama Rapidshare akan kembali naik.
Saat ini memang media Cloud Storage sangat diminati oleh masyarakat. Fungsinya yang simpel dan dapat diakses dari mana saja membuat bisnis Cloud Storage akan berkembang kedepannya.(Afg)
