Indogamers.com - Serangkaian tantangan yang dialami BioWare dalam mengembangkan game terbaru mereka, Dragon Age: The Veilguard, menyoroti kesulitan besar yang dihadapi banyak franchise terkenal dalam mempertahankan relevansi dan kualitas di tengah perubahan besar industri.
Malahan, laporan terbaru dari Bloomberg mengungkap bahwa The Veilguard mengalami perjalanan panjang dan penuh tantangan sejak awal konsep hingga akhirnya dirilis.
Seperti yang diketahui para gamer, franchise ternama kerap kali mengalami kemunduran signifikan yang berisiko mengubah identitas aslinya, terutama ketika ada tekanan dari pengembang atau penerbit untuk mengadopsi model permainan baru yang mengejar profitabilitas tinggi.
Electronic Arts (EA), penerbit The Veilguard, sempat mencoba mengubah arah seri ini dari pengalaman bermain tunggal yang berbasis narasi menjadi model live service yang lebih mengutamakan transaksi mikro.
Disadur dari Gameranx pada Sabtu, 2 November 2024, hal ini memicu kekhawatiran besar di kalangan penggemar, terutama setelah kegagalan Anthem, game sebelumnya dari BioWare yang mengikuti model yang sama dan menuai kritik tajam.
Kondisi ini bahkan sampai pada titik di mana beberapa karyawan BioWare dengan nada sarkastis menjuluki The Veilguard sebagai Anthem dengan naga.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Teaser Squid Game Season 2 yang Wajib Kamu Tahu
Tanggapan dari para penggemar pun serupa, mereka menginginkan game RPG naratif yang mendalam, bukan “ulang kesalahan terbesar BioWare.”
Untungnya nih guys, BioWare dan EA akhirnya sepakat untuk kembali fokus pada model permainan tunggal. Namun, perubahan arah ini bukan tanpa hambatan.
Proses pengembangan yang panjang dan penuh perombakan membuat The Veilguard mengalami banyak penundaan. Meskipun beberapa elemen dalam pengembangannya berjalan lebih baik, faktor eksternal seperti pandemi mengharuskan tim untuk beradaptasi lagi, termasuk mengubah beberapa mekanisme dan ruang lingkup game.
Baca Juga: 7 Tips Memilih Mechanical Keyboard Pertamamu: Panduan Santai untuk Pemula
Tidak hanya itu, PHK yang dialami BioWare pada tahun lalu memaksa tim untuk lebih fokus dalam proses pengembangan agar game bisa diselesaikan tepat waktu.
Hasil akhirnya adalah produk yang siap dirilis, meskipun sambutan pasar masih belum sepenuhnya jelas. Di Metacritic, The Veilguard menerima ulasan yang sebagian besar positif, tetapi banyak yang merasa game ini belum sebanding dengan tiga entri sebelumnya dalam seri Dragon Age.
Jika penjualan memuaskan, ini akan menjadi kemenangan besar yang sangat dinantikan oleh BioWare. Namun, jika tidak memenuhi ekspektasi, mungkin sudah saatnya bagi pengembang legendaris ini untuk merumuskan kembali arah mereka di masa depan.
Baca Juga: POCO C75 Akhirnya Resmi Dirilis di Pasar Indonesia, Berikut Spesifikasi dan Harganya
Terlepas dari hasilnya, perkembangan Dragon Age: The Veilguard ini mengingatkan kita bahwa industri game terus berubah dan menantang baik bagi pengembang maupun para penggemarnya.***