Indogamers.com - Rusia sedang mempertimbangkan larangan penuh terhadap game Stalker 2: Heart of Chornobyl, yang dikembangkan oleh studio asal Ukraina, GSC Game World.
Langkah ini menyusul tuduhan bahwa game tersebut dapat membenarkan terorisme atau mengandung elemen yang dianggap ekstremis dan anti-Rusia oleh pemerintah.
Wakil Duma Negara, Anton Gorelki, mengatakan kepada kantor berita RIA Novosti bahwa pemerintah siap mengambil tindakan tegas jika ditemukan elemen yang mendukung pandangan teroris dalam game tersebut.
Baca Juga: Full Lokal! Ini Dia Daftar Roster Team Liquid untuk Arungi M6 World Championship
Ia menambahkan bahwa Stalker 2, meskipun tidak dijual secara langsung di Rusia, tetap dapat diakses melalui metode digital seperti VPN, yang kini menjadi perhatian utama pemerintah.
Disadur dari VGC pada Sabtu, 16 November 2024, penasihat hukum Rusia, Mikhail Mushailev, memperingatkan bahwa warga yang mengunduh atau membeli game ini melalui metode tidak resmi dapat dianggap mendukung kekuatan musuh,” yang dapat memenuhi definisi tindakan terorisme menurut hukum Rusia.
Stalker 2: Heart of Chornobyl dijadwalkan rilis pada 20 November 2025. Awalnya direncanakan untuk dirilis pada 2022, proyek ini mengalami banyak penundaan akibat invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
Baca Juga: Momen Bos Nvidia Jensen Huang Makan Gultik, Ekspreksinya Tak Terduga
Serangan tersebut memaksa GSC Game World memindahkan sebagian timnya ke Republik Ceko, yang menambah tantangan dalam pengembangan game ini.
Jika larangan ini diberlakukan, ini akan menjadi langkah terbaru dalam konflik budaya dan politik antara Rusia dan Ukraina. Sementara itu, Stalker 2 tetap menjadi simbol perlawanan dan kreativitas di tengah situasi geopolitik yang memanas.
Langkah pemerintah Rusia terhadap game ini menunjukkan bagaimana media hiburan dapat menjadi subjek pengawasan ketat di tengah konflik internasional. Gamer global menantikan rilis game ini, yang kini menjadi lebih dari sekadar hiburan, melainkan juga pernyataan simbolis.***