Indogamers.com - Akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft pada akhir 2023 menjadi peristiwa besar yang mengguncang dunia gaming.
Tapi kini, setelah dua tahun lebih, banyak penggemar justru merasa hasil dari merger raksasa ini belum memenuhi ekspektasi mereka.
Geoff Keighley, pembawa acara The Game Awards, baru-baru ini mengadakan jajak pendapat di X (sebelumnya Twitter).
Baca Juga: 10 Game PC Party Gratis Terbaik yang Bisa Dimainkan Bareng Teman, Gak Perlu PC Spek Dewa
Dari 73 ribu responden, hampir separuhnya memberikan nilai D atau lebih rendah untuk hasil akuisisi tersebut. Hanya 11% yang memberi nilai A.
Sebagian besar kritik datang dari pengguna Xbox, yang merasa bahwa konten dari Activision Blizzard seperti Call of Duty tidak membawa dampak signifikan bagi konsol mereka.
“Konten yang dirilis sangat minim. Saya sudah berhenti berlangganan Game Pass lebih dari dua tahun,” tulis salah satu pengguna disadur dari Tech 4 Gamers pada Senin, 20 Januari 2025.
Baca Juga: GTA 6 Diklaim akan Hadirkan Sistem Cuaca Dinamis, Realisme Tingkat Dewa
Selain itu, banyak penggemar mengaitkan akuisisi ini dengan peningkatan PHK, pembatalan proyek, dan penutupan studio di bawah Microsoft.
Dengan biaya akuisisi mencapai 69 miliar dollar, beberapa pihak menilai ini memperberat operasional perusahaan.
Namun, ada juga yang membela langkah ini. Jez Corden, seorang analis, mengingatkan bahwa mengintegrasikan dua perusahaan besar seperti Microsoft dan Activision Blizzard adalah tugas yang sangat rumit.
Baca Juga: 13 Game MMORPG Mobile Terbaik, Harus Main di 2025. Nomor 5 Bikin Ketagihan
Selain itu, kehadiran game besar di Game Pass dianggap sebagai nilai tambah yang tak terbantahkan.
Meski begitu, jelas bahwa para penggemar menginginkan lebih dari sekadar janji. Microsoft harus segera menunjukkan hasil konkret jika ingin memuaskan komunitas gaming global.***