IDGS, Senin, 1 Juli 2019 - Final EPICENTER Major 2019 mempertemukan Vici Gaming yang lolos ke Grand Final dengan mengalahkan Team Liquid di final Upper Bracket, melawan Team Liquid yang setelah dilengserkan Vici ke Lower Bracket, mengandaskan Virtus.pro 2-0 dan kembali menantang Vici Gaming di Grand Final berformat best-of-five. 
Di laga Grand Final inilah laga paling seru disajikan. Butuh lima game untuk menentukan pemenangnya, dan kejar-kejaran tak terhindarkan. Meski pada akhirnya Vici Gaming yang tertawa paling akhir. 
Game pertama berlangsung baik bagi Liquid. Amer "Miracle-" Al-Barkawi melanjutkan performa ciamiknya dalam event kali ini dengan menggunakan Anti-Mage yang mengobrak-abrik Vici. Empat pemain Liquid lainnya juga tampil lebih baik dari lawannya sehingga kemenangan pertama jatuh ke tangan Miracle- dkk. 
Vici lebih siap pada game kedua, di mana mereka mendominasi fase awal permainan. Kurang dari setengah jam, Vici telah membukukan 26 kill untuk menyeimbangkan kedudukan, dipimpin oleh Ding "Dy" Cong dengan Grimstroke dan Zhou "Yang" Haiyang dengan Centaur Warrunner. 
Di game ketiga, laga mulai memanas, di mana kedua tim salip-salipan dan saling serang daripada bermain aman. Dy yang menggunakan Elder Titan kali ini mengungguli Kuro "KuroKy" Takhasomi, membuat Vici mampu terjun lebih dalam saat perang besar. Timbersaw yang dikendalikan Aliwi "w33" Omar sempat membuat Vici kewalahan di awal laga. Sayangnya w33 ditekan serta dizonasi hingga akhir game ketiga. 
(EPICENTER)
Tertinggal 2-1, Team Liquid pun musti tampil habis-habisan di game keempat. 
Miracle- dipasrahi Arc Warden, yang sangat membantu Liquid dalam mendorong setiap lane. Meski begitu Liquid kembali tertekan nyaris dalam sepanjang game keempat ini di mana Vici terus meraup kill demi kill. 
in Game 4 of the and Vici Gaming Grand final series! pic.twitter.com/7q938AoZ3B
DOTABUFF (@DOTABUFF) June"> 30, 2019
Namun, laga ini menjadi contoh mengapa jumlah kill bukanlah tolak ukur dalam sebuah strategi. KuroKy memastikan timnya fokus menyelesaikan obyektif demi obyektif, dari pada mencoba mencari kill. Konsentrasi tersebut membantu Liquid comeback di menit-menit akhir dan memaksakan game kelima.
Sayangnya di game kelima, Vici Gaming sukses melakukan draft yang nyaris sempurna dan sesuai dengan gaya bermain mereka. Zhang "Paparazi" Chengjun menggunakan Morphling, Zeng "Ori" Jiaoyang sebagai Leshrac dan Yang menggunakan Mars. Trio ini menghancurkan seluruh kesempatan Liquid untuk menang. 
Yang hanya terbunuh sekali dan sisanya terus-menerus menekan lane dan mengakhiri game kelima dengan keungguln kill 35-10. 
Vici Gaming pun meraih gelar Major kedua mereka musim ini, dan menduduki peringkat ketiga pada ranking DPC, hanya di bawah Team Secret dan Virtus.pro. Sedangkan Liquid melewati PSG.LGD dan Fnatic untuk mengklaim posisi kelima. 
#epicgg #dota2 pic.twitter.com/2G6xObuNVK
EPICENTER (@epicentergg) June"> 30, 2019
Meski timnya kalah di Grand Final, Miracle- terpilih menjadi MVP dalam turnamen karena permainannya yang sangat menonjol di sepanjang event. 
Vici Gaming dan Team Liquid akan jadi tim favorit saat The International 2019 dimulai pada 15 Agustus mendatang di Shanghai, China. 
(Stefanus/IDGS)