Indogamers.com-Tak selamanya negatif, para guru di Indonesia menganggap esports justru bisa sebagai sarana membangun karakter siswa dan mengembangkan keterampilan motorik.
Pendapat tersebut disarikan dari wawancara yang dilakukan RRQ Mabar dengan sejumlah guru. Mereka mengungkap berbagai dampak positif dari esports bagi generasi muda.
Baca Juga: 5 Tablet Terbaik Harga Terjangkau Tahun 2024, Cocok untuk Anak Sekolah
Membangun karakter siswa
Rhizal Aldiyan, seorang guru Geografi dan Pembina Esports di SMA Negeri 1 Cicalengka, menyoroti bagaimana esports dapat berkontribusi pada pembangunan karakter siswa.
Menurutnya, melalui esports, siswa belajar bekerja sama dengan tim, berpikir cepat, dan mengambil keputusan yang tepat dalam situasi tertentu.
Pengalaman ini, yang diperoleh baik dalam latihan maupun pertandingan, memperkuat kemampuan siswa untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-hari.
Rhizal juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengatur dan mengawasi waktu bermain anak-anak agar tidak mengganggu kehidupan sosial dan akademis mereka.
Dengan dukungan yang tepat dari sekolah dan orang tua, siswa dapat berkembang tidak hanya dalam bidang akademik, tetapi juga dalam keterampilan hidup lainnya melalui esports.
Baca Juga: Daftar 192 Sekolah di Indonesia yang Miliki Esports, Jakarta Paling Banyak, Disusul Banten
Pengembangan keterampilan motorik
Luis Tandiono, Guru Informatika dan Koordinator Event di SMA Swasta Dr. Wahidin Sudirohusodo, Medan, menggarisbawahi bagaimana esports bisa membantu dalam pengembangan keterampilan motorik dan koordinasi siswa.
Bermain game melibatkan kontrol motorik yang kompleks serta respons cepat, yang pada gilirannya dapat meningkatkan koordinasi tangan-mata.
Dengan pengawasan yang tepat, esports bisa menjadi alat yang efektif dalam pengembangan keterampilan motorik anak, asalkan diimbangi dengan aktivitas lain yang mendukung keseimbangan.
Baca Juga: 3 Rekomendasi Laptop Rp 2 Jutaan untuk Kebutuhan Sekolah
Luis juga berbicara tentang pentingnya komunikasi terbuka antara orang tua dan sekolah. Orang tua perlu menetapkan batasan waktu bermain dan memastikan bahwa anak-anak mengembangkan kebiasaan yang sehat dalam menggunakan teknologi.
Di sisi lain, sekolah bertugas memberikan pendidikan yang mencakup etika digital, keamanan online, dan penggunaan teknologi yang bertanggung jawab, sehingga anak-anak bisa mendapatkan manfaat maksimal dari esports.***