Indogamers.com - Kasus extraction camper dan pengkhianatan yang terjadi di Arc Raiders memang sering bikin para pemain naik darah. Bayangkan, sudah capek-capek farming loot, eh malah dikhianati teman seround atau dihabisi di area extraction.
Karena frustrasi ini, banyak pemain yang ramai-ramai meminta Embark Studios menambahkan sistem bounty, reputasi, atau karma. Idenya keren: pemain 'nakal' bisa ditandai, dan pemain lain akan termotivasi memburu mereka untuk loot yang lebih baik.
Kedengarannya heroik, tapi ternyata sistem bounty ini dinilai punya potensi besar buat menghancurkan inti filosofi dari Arc Raiders lho!
Berikut adalah 4 alasan utama kenapa sistem bounty dan notoriety di Arc Raiders justru dinilai bisa jadi bumerang:
Baca Juga: Peta Baru 'Paramo' 3x3 Hadir di PUBG Mobile, Ada Gunung Berapi dan Helikopter
1. Fokus Game Akan Bergeser Menjadi PvP Total (Bukan PvEvP Lagi!)
Fitur bounty secara tidak langsung akan mendorong loop "balas dendam" dalam permainan.
Fakta Kunci:
Salah satu keunggulan Arc Raiders adalah keseimbangan antara PvE (melawan ARC) dan PvP (melawan pemain lain).
Jika sistem bounty diimplementasikan, prioritas utama pemain di setiap round akan berubah: dari melawan robot ARC menjadi memburu pemain lain yang ditandai.
Hal ini berisiko besar merusak keseimbangan PvEvP dan membuat Arc Raiders hanya menjadi "sekadar competitive shooter biasa" tanpa filosofi unik yang dimilikinya saat ini.
2. Mengandalkan Sistem Laporan yang Rawan Disalahgunakan
Untuk bisa menandai seorang pemain sebagai "buronan," logikanya harus ada sistem pelaporan (report) di mana pemain bisa mengajukan bounty. Masalahnya, sistem pelaporan di game kompetitif seringkali bermasalah.
Fakta Kunci:
Sistem pelaporan terkenal gampang disalahgunakan. Pemain yang terbunuh secara adil pun bisa saja melaporkan pembunuhnya hanya karena emosi atau marah.
Arc Raiders tidak punya cara untuk melacak kapan seorang pemain diperlakukan "tidak adil" di luar mekanisme dasar game.
Mengimplementasikan sistem pelaporan untuk bounty berarti menaruh kepercayaan terlalu tinggi pada objektivitas pemain. Padahal, keputusan untuk melaporkan seringkali didorong oleh reaksi emosional karena dikalahkan.
Baca Juga: Roblox Buka Sistem Lisensi Swadaya, Kreator Kini Bisa Akses IP Secara Resmi
3. Komunitas Jadi Makin Toksik dan Gampang Dendam
Saat ini, ketegangan (tension) karena tidak tahu siapa yang bisa dipercaya adalah bagian dari desain Arc Raiders. Namun, sistem bounty akan mengubah itu menjadi permusuhan.
Fakta Kunci:
Sistem bounty akan secara eksplisit "menghakimi" dan mengkriminalisasi gaya bermain tertentu, seperti camper atau pengkhianat, sehingga mereka menjadi "penjahat" komunitas.
Ini berpotensi meningkatkan permusuhan dalam komunitas, di mana para pemain merasa dibenarkan untuk melecehkan (harass) atau memburu pemain lain secara terus-menerus hanya karena game menyediakan mekaniknya.
Konflik normal di dalam game berisiko berubah menjadi dendam pribadi yang tidak sehat.
4. Biaya Pengembangan Tinggi dan Mengalihkan Sumber Daya
Membuat sistem bounty bukanlah pekerjaan yang murah atau cepat. Embark Studios harus mengalokasikan banyak sumber daya untuk fitur ini.
Fakta Kunci:
Pengembang perlu merancang aturan main, membangun UI baru, membuat sistem pelacakan back-end yang kompleks, dan terus-menerus melakukan tuning untuk mencegah eksploitasi.
Biaya dan waktu yang dihabiskan untuk bounty system tersebut akan lebih baik jika dialihkan untuk pengembangan konten lain yang bermanfaat bagi seluruh pemain, seperti robot ARC baru, wilayah baru, event, atau pembaruan quality-of-life (QoL).
Kesimpulan
Pada akhirnya, risiko yang ditimbulkan sistem bounty terlalu besar. Analisis menyimpulkan bahwa meskipun divisi dalam komunitas tentang PvP itu wajar, hal itu tidak selalu membenarkan perubahan drastis pada struktur dan gameplay loop utama. Arc Raiders terbukti populer bahkan tanpa sistem bounty, dan mempertahankan desain PvEvP-nya saat ini mungkin adalah pilihan terbaik bagi Embark Studios.***

















