Ni No Kuni: Cross Worlds, MMO Penuh Monetisasi di Balik Tema Anime yang Indah

Ni No Kuni: Cross Worlds, gim MMO yang dipublikasikan Netmarble resmi diluncurkan untuk platform iOS, Android, dan PC pada 25 Mei 2022 kemarin. 

IDGS, Kamis, 26 Mei 2022 - Dikembangkan oleh Level 5, Ni No Kuni: Cross Worlds merupakan gim MMO ekstensi dari franchise Ni No Kuni yang sebelumnya merupakan gim single-player.

Ni No Kuni: Cross Worlds pertama dirilis pada 2021 untuk beberapa negara terbatas dan langsung jadi hits dengan meraih pendapatan mencapai USD 110 juta hanya dalam 11 hari sejak peluncuran.

Kesuksesan itu kemudian membuat Netmarble, pengembang dan publisher video gim asal Korea Selatan, melirik Ni No Kuni: Cross World untuk dirilis ke pasar global. Satu tahun kemudian, tepatnya pada 25 Mei 2022 kemarin, Ni No Kuni: Cross Worlds versi global yang mendukung Bahasa Inggris dirilis dan disambut dengan antusiasme tinggi oleh banyak pemain yang kangen akan genre MMO.

 

(YouTube Ni No Kuni: Cross Worlds)

Daya tarik utama Ni No Kuni: Cross Worlds

Lantas, sebagus apa Ni No Kuni: Cross Worlds hingga memicu antusiasme begitu tinggi? Well, setelah Indogamers mencoba memainkannya, bisa dibilang gim MMO ini sanggup menarik minat banyak orang hanya karena dua hal: tema anime dan genre MMO. Selebihnya? Menyedihkan.

 

(YouTube Ni No Kuni: Cross Worlds)

Tema dan gaya anime sudah dibuktikan sukses di level global dan sanggup merangkul banyak orang awam untuk bermain video gim utamanya oleh Genshin Impact. Orang awam yang sebelumnya kurang tertarik dengan video gim, masih banyak yang mengenal kesohoran anime.

Apalagi Ni No Kuni: Cross Worlds menggunakan artstyle khas Studio Ghibli studio anime legendaris dari Jepang yang telah menelurkan banyak film anime ikonik seperti Spirited Away, My Neighbour Totoro, Princess Mononoke, dan Howl's Moving Castle film yang disebut terakhir ini merupakan inspirasi langsung bagi artstyle dan cerita dari Ni No Kuni: Cross Worlds.

 

https://youtu.be/nZwEGP2t2Vw

 

Sedangkan genre MMO, meski kini sudah tak semeriah dulu lagi, masih banyak dicintai oleh para gamer, khususnya gamer-gamer yang turut merasakan era kejayaan MMO lewat gim-gim populer seperti World of Warcraft, Ragnarok Online, Lineage II, dan sebagainya. Dengan makin jarang dirilisnya gim bergenre MMO dari tahun ke tahun, Ni No Kuni: Cross Worlds membuat mereka penasaran untuk kembali mencoba merasakan keasyikan serta keseruan bermain gim MMO.

Kengerian di balik artstyle anime yang menarik

1. Fitur auto-battle di gim grinding serta potensi dipenuhi BOT

Mungkin kalian akan merasa bahwa opini Indogamers masih terlalu dangkal karena baru mencoba memainkan Ni No Kuni: Cross Worlds satu hari saja. Namun Indogamers merasa bahwa opini ini tidak akan jauh meleset ke depannya nanti, terutama karena Indogamers pernah memainkan gim yang serupa, MIR4 (publisher juga dari Korea Selatan), selama kurang lebih tiga bulan.

Ni No Kuni: Cross Worlds sebagai gim yang aslinya dikembangkan untuk platform mobile, memiliki fitur auto di mana pemain hanya cukup melihat karakternya menyelesaikan quest atau farming secara otomatis. Fitur ini tentu membantu bagi gamer yang memiliki kesibukan di dunia nyata, namun dengan ciri khas gim Korea Selatan yang sangat mengutamakan grinding, maka fitur auto ini jadi racun nantinya.

 

(YouTube Ni No Kuni: Cross Worlds)

Ciri khas serta keunggulan dari genre MMO adalah interaksi antar pemain, nuansa kebersamaan, serta persaudaraan yang terjalin saat bersama-sama menyelesaikan tantangan-tantangan dalam dunia virtual MMO. Namun dengan empasis ke grinding serta fitur auto battle, maka nantinya usai para pemain telah mentok menjalani story quest dan butuh mengupgrade senjata, equipment, dan lain-lain, maka Ni No Kuni: Cross Worlds akan menjadi gim yang terkesan "sunyi" tanpa interaksi dekat antar pemain karena mayoritas pemainnya AFK dan membiarkan karakter mereka grinding secara otomatis.

Sekalipun kamu melihat temanmu tengah online, jangan berharap ia akan langsung merespon chattinganmu karena besar kemungkinan ia tengah AFK, dan baru membalas setelah sekian lama kemudian di saat kamu sendiri mungkin juga tengah AFK.

 

(YouTube Ni No Kuni: Cross Worlds)

Selain itu mereka yang memiliki privilege untuk online tanpa batasan waktu akan mendapat keunggulan daripada pemain yang tidak memilikinya. Grinding selama 24 jam tentunya memberi drop dan EXP yang lebih banyak dari mereka yang hanya bisa online 3-6 jam saja. Hal ini akan menimbulkan kesenjangan bahkan di antara sesama pemain free-to-play sekalipun. Apalagi para sultan (whale) yang juga bisa AFk 24 jam grinding tentunya akan semakin jauh progress karakternya.

Fitur auto dan empasis akan grinding ini pula yang nantinya akan memicu munculnya BOT. Bayangkan jika kamu tak bisa grinding karena kalah oleh party penuh BOT?

2. Banyaknya mikrotransaksi, berpotensi jadi predator finansial

Gim-gim free-to-play memang maklum jika memiliki fitur monetisasi di dalamnya, namun fitur mikrotransaksi dalam Ni No Kuni: Cross Worlds begitu banyak dan memengaruhi hampir semua aspek dalam progress karakter.

Ingin familiar bagus? Gacha! Masih belum dapat? Bayar dulu untuk gacha lagi!

Butuh skillbook untuk upgrade skill? Bayar dulu atau berjuanglah dalam waktu yang lama dan membosankan hanya untuk mendapatkan 1 skillbook saja. Mau cepat? Gesek!

Butuh menempa tapi takut gagal? Bayar dulu untuk garansi anti-gagalnya gan!

Butuh buff EXP agar cepat naik level? Beli potnya di shop dulu kk!

 

(YouTube Ni No Kuni: Cross Worlds)

Level monetisasi di Ni No Kuni: Cross Worlds mengingatkan Indogamers pada salah satu gim lainnya yang pernah dipublikasikan oleh Netmarble, yakni Lineage II: Revolution di mana untuk menarik minat pemain yang menurun drastis agar kembali bermain, Netmarble mengadakan event tempa equipment anti gagal hingga maksimal upgrade! Hal ini membuat para sultan yang sebelumnya telah menghabiskan begitu banyak uang untuk mengupgrade equipment mereka hingga begitu tinggi marah dan berhenti bermain.

Dengan tema anime yang terlihat menarik dan asyik di mata remaja dan anak-anak, maka tidak mengherankan apabila akan muncul kasus-kasus di mana anak menggunakan uang orangtua mereka secara berlebihan untuk dihabiskan di Ni No Kuni: Cross Worlds. Kejadian seperti ini sudah sering terjadi di gim-gim mobile seperti Genshin Impact, Mobile Legends, dan sebagainya.

 

(YouTube Ni No Kuni: Cross Worlds)

Apakah ini salah anak? Tentunya tidak sepenuhnya. Karena didesain untuk "memerah" uang dari para pemainnya sebanyak mungkin dan selama mungkin, maka anak-anak dan remaja yang notabene belum bisa berpikir jauh akan sangat rawan menjadi korban monetisasi dari Ni No Kuni: Cross Worlds. Jika orang dewasa menghabiskan uang lebih dari kemampuan mereka, ya mayoritas hal itu bisa disalahkan kepada orang itu. Namun anak-anak dan remaja masih terbilang kurang wawasan dan belum bisa berpikir jangka panjang, maka dari itu gim-gim seperti Ni No Kuni: Cross Worlds terbilang berbahaya bagi mereka.

3. Fitur blockchain

Menurut laporan di situs Netmarble bulan April lalu, Netmarble berencana mengimplementasikan sistem blockchain dan token ke Ni No Kuni: Cross Worlds dan dua gim lainnya (Monster Arena dan Everybody's Marble), sama seperti MIR4. Netmarble telah melakukannya di MMO lainnya, A3: Still Alive.

"Dungeon baru yang disebut 'Inetrion' ditambahkan ke A3: Still Alive. Pemain bisa mendapatkan 'Inetrion Ore' dan mengonversinya ke token gim 'INETRIUM' (ITU) yang nantinya bisa dikonversi ke MBX, kurs dari ekosistem blockchain Netmarble. 

Sejalan dengan A3: Still Alive, para pemain Ni No Kuni: Cross Worlds akan bisa memperoleh kurs in-game dengan berburu di tempat-tempat atau dungeon tertentu kemudian menukar kurs tersebut ke token gim dan MBX," bunyi cuplikan dari laporan di situs Netmarble itu.

Indogamers sepertinya tidak perlu menjelaskan panjang lebar lagi seperti apa gim-gim dengan sistem blockchain tertanam di dalamnya. Sudah banyak kasus-kasus di mana para pemain kehilangan uang mereka seperti kasus Axie Infinity di mana uang para pemain senilai Rp 8,6 triliun raib begitu saja atau F1 Delta Time.

Kesimpulan

Itulah opini Indogamers akan Ni No Kuni: Cross Worlds. Tentu kamu bebas memiliki opini sendiri mengenai gim tersebut. inilah kesimpulan yang Indogamers dapatkan setelah memainkannya:

  • Jika kamu adalah gamer dengan cukup banyak uang yang bisa dihabiskan untuk kebutuhan non-primer tanpa mengganggu kelangsungan hidupmu dan tak segan mengeluarkan uang untuk menikmati feeling berada di atas banyak pemain lain, maka Ni No Kuni: Cross Worlds bisa jadi adalah gim yang kamu cari.
  • Jika kamu adalah gamer pecinta genre MMO karena menyukai komunitas, kebersamaan, mencari teman, serta berpetualang bersama melewati berbagai tantangan, maka sebaiknya kamu menghindari Ni No Kuni: Cross Worlds.
  • Jika kamu adalah gamer di mana harga-harga mikrotransaksi di Ni No Kuni: Cross Worlds terasa cukup mahal bagimu, dan kamu tahu dirimu adalah seseorang yang impulsif dalam mengeluarkan uang, maka sebaiknya hindarilah Ni No Kuni: Cross Worlds.

 

(Stefanus/IDGS)

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI