Sebagai rangkaian dari selebrasi ulang tahun UniPin yang ke-11, #11YearsWithU, UniPin Community (UNITY) kembali menyelenggarakan webinar dengan tajuk Bahas Tuntas Stigma di Industri Esports.
IDGS, Kamis, 14 Juli 2022 - Webinar UNITY yang dilakukan secara daring pada Kamis (7/7) ini membahas stigma-stigma di industri eSports dan kebenaran di balik stigma tersebut.Hadir sebagai narasumber yaitu Robertus Aditya sebagai Head of Garudaku Academy dan Lius Andre sebagai professional esports talent, speaker, & consultant. Keduanya akan berbagi pandangan mengenai stigma di industri eSports sesuai dengan ranah profesi dan lingkup komunitas mereka.
Di dunia gaming, stigma yang kerap muncul adalah bahwa para pemainnya malas dan kurang berpendidikan. Lius Andre membantah hal tersebut dan menjelaskan bahwa para pro player pun bahkan banyak yang telah lulus S1 dan memperoleh gelar sarjana.
Di lapangan banyak professional player yang bermain game sambil juga menyelesaikan S1 bahkan tetap bersekolah dengan homeschooling karena menganggap pendidikan itu memang penting, tegas Lius Andre seperti dalam press rilis yang diterima Indogamers.
Robertus Aditya dari Garudaku Academy membeberkan stigma terparah yang ada di industri eSports.
Esports enggak ada masa depannya, esports kan hanya main games, bahkan banyak ahli olahraga yang mempertanyakan sisi olahraganya esports. Padahal, sejak pandemi, esports mengalami pertumbuhan pesat dan membuka banyak lapangan pekerjaan baru, ungkap Robertus Aditya.
Jadi, apakah stigma-stigma itu benar? Bagaimana masa depan karier di industri esports?
Dalam semua hal pasti ada resikonya, dalam bidang karier apapun, termasuk karier di industri esports. Hanya saja, kita harus bisa mengubah resiko-resiko tersebut menjadi peluang yang baik. Orang yang bisa melihat dan memanfaatkan peluang adalah orang yang bisa survive dalam karier apapun," jelas Robertus berdasarkan pengalamannya.
Senada dengan Robertus, Lius Andre selanjutnya menjelaskan kiat-kiat berkarier di industri esports.
Di depan layar, karier sebagai pro player itu memang risky. Namun, di belakang layar, kariernya bisa jadi lebih stable. Berbekal pendidikan yang ada, ilmu-ilmu cara berbisnis, mereka harus bisa memutar penghasilannya," terang Lius Andre.
Sebagai penutup, Debora Imanuella selaku SVP UniPin Community yang memandu webinar ini menambahkan bahwa industri esports yang tengah berkembang amat pesat ini masih butuh tenaga dan talenta-talenta di luar sana untuk mendukungnya.
Kalau dilihat, talent esports itu sebenarnya bisa dibilang sedikit. Mereka yang mau masuk ke industri ini sudah takut duluan karena banyak stigma buruk di sekitarnya. Hopefully, setelah webinar ini, lebih banyak orang mau berlomba-lomba untuk masuk ke industri eSports, tutupnya.
(Stefanus/IDGS)