Superstar League of Legends asal Korea Selatan, Lee "Faker" Sang-hyeok dan organisasi eSports tempatnya bernaung, T1, telah meluncurkan tuntutan hukum terhadap para penggemar eSports toxic. 
IDGS, Selasa, 19 Juli 2022 - Tuntutan hukum tersebut disebut-sebut bertujuan untuk "menciptakan kultur eSports yang sehat".Sebagai organisasi eSports dengan sejarah yang cukup panjang, T1 telah meraih banyak kesuksesan terutama di eSports League of Legends (LoL). Namun seiring dengan menanjaknya pencapaian mereka, datang pula kritikan.
T1 sendiri pernah menerima "ancaman kekerasan" pada 2020 silam setelah membangkucadangkan Faker karena performanya yang mulai menurun, dan memilih memainkan mid-laner rookie Lee "Clozer" Ju-hyeon. Faker sendiri telah menjadi ikon bagi Divisi LoL T1 sejak didirikan, dan meski performanya menurun ia masih dianggap sebagai seorang superstar dan salah satu pemain terbaik LoL. Keputusan membangkucadangkan Faker itu mengundang reaksi keras dari para penggemar T1 hingga CEO T1 Marsh sampai angkat suara mencoba membungkam "ancaman kekerasan dan perundungan online" yang diterima T1.
Faker telah menjadi ikon LoL sekaligus T1 di Korea Selatan. (Twitter @faker)
Namun sepertinya upaya itu masih kurang untuk meredam kemarahan fans T1, terutama setelah kekalahan mereka di grand final MSI 2021 oleh Royal Never Give Up satu-satunya tim non-korea yang berpartisipasi, sekaligus satu-satunya tim yang bahkan tidak hadir di venue turnamen.Kini, lewat tim legal T1, Faker telah resmi mengajukan tuntutan hukum terhadap para penggemar yang merundung dirinya berdasarkan hukum tindak pidana Korea Selatan.
"T1 akan mengajukan tuntutan hukum resmi terhadap beberapa individu dari komunitas online tertentu yang terus dan berulang kali," bunyi pengumuman T1 seperti dilansir dari InvenGlobal.
Faker sendiri merasa bahwa penilaian dari penggemar akan performa adalah sesuatu yang harus dihadapi oleh semua pemain pro. Namun, kritik tanpa dasar serta serangan personal bukanlah sesuatu yang bisa diterima.
https://twitter.com/AshleyKang/status/1549276144335089664?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1549276144335089664%7Ctwgr%5E%7Ctwcon%5Es1_&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.dexerto.com%2Fleague-of-legends%2Ffaker-t1-sue-lol-fans-hateful-comments-1875848%2F
Berikut ini bunyi pengumuman resmi T1 terkait tuntutan hukum tersebut:
"Kami di T1 bertekad melindungi setiap anggota yang berafiliasi dengan kami dari serangan-serangan tidak berdasar. T1 bukanlah satu-satunya organisasi LCK (League of Legends Championships Korea) yang mengalami cobaan ini. KT Rolster juga membela staff mereka seperti kami dengan merilis pernyataan publik yang mengutuk beberapa penggemar setelah mereka menerima pesan-pesan bahkan paket berisi ancaman. 
Pendirian Faker dan T1 akan perundungan verbal online dapat menjadi permulaan akan perubahan di kultur eSports Industri di mana perundungan dan kekerasan verbal telah menjadi sesuatu yang normal. 
Kebebasan berekspresi tidak seharusnya merendahkan atau melanggar hak-hak orang lain. T1 akan terus melakukan yang terbaik untuk melindungi pemain-pemain kami dan menciptakan kultur eSports yang sehat."
(Stefanus/IDGS)