Ajang The International (TI) yang biasanya selalu dimeriahkan dengan headline berita rekor baru prize pool di ranah eSports dunia, pada edisi tahun 2022 ini tidak bergaung sama sekali karena jumlah total prize pool yang menurun drastis. 
IDGS, Senin, 24 Oktober 2022 - Faktanya, The International 11 (TTII) yang digelar pada tahun ini adalah untuk pertama kalinya prize pool dari ajang The International mengalami tren penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.Terhitung sejak The International 2012 (TI2), prize pool dari ajang The International selalu meningkat dari tahun ke tahun. Berikut ini daftar prize pool di setiap ajang The International dimulai dari TI2, dilansir dari  Dota 2 Prize Pool Tracker.
- The International 2012: US$1.600.000
- The International 2013: US$2.874.380
- The International 2014: US$10.931.105
- The International 2015: US$18.429.513
- The International 2016: US$20.770.460
- The International 2017: US$24.787.916
- The International 2018: US$25.532.177
- The International 2019: US$34.330.068
- The International 2021: US$40.018.195
- The International 2022: US$17.527.297
Seperti yang diketahui, mayoritas hadiah dari ajang The International berasal dari crowd-funding para pemain Dota 2 yang membeli Battle Pass atau Compendium khusus di setiap edisi TI. Namun Battle Pass edisi TI11 sangat minim konten dibandingkan edisi-edisi sebelumnya. Selain itu yang paling fatal adalah jadwal pengumpulan crowd-funding dari Battle Pass pada tahun ini yang sangat berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Sebelumnya, Battle Pass khusus edisi TI selalu dirilis jauh hari sebelum TI pada tahun tertentu digelar, memberi banyak waktu untuk terkumpulnya prize pool masif dari para pemain dan penggemar Dota 2.
Namun Battle Pass Edisi TI11 dirilis menjadi dua bagian, yakni sebelum dan sesudah TI11 digelar. Meski secara total jangka waktu Battle Pass tersebut sama dengan edisi-edisi sebelumnya, namun dikarenakan terbagi dua, maka pengumpulan dana dari crowd-funding Battle Pass pun tak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Parahnya lagi, seluruh pendapatan dari bagian kedua Battle Pass TI11 juga masuk ke kantong Valve, padahal di edisi-edisi TI sebelumnya, 100% dana dari crowd-funding Battle Pass selalu dialokasikan ke prize pool ajang The International.
Fenomena penurunan prize pool TI11 yang drastis ini juga membuat tim-tim yang meraih hasil lebih bagus dibanding TI tahun lalu, mendapat hadiah uang jauh lebih sedikit.
Contohnya adalah beastcoast, yang pada ajang TI11 kali ini sanggup masuk ke Top 8.
Sebagai tim peringkat 7-8 TI11, beastcoast hanya meraih hadiah uang sebanyak US$438.204. Jauh lebih rendah dibandingkan hadiah uang yang mereka terima ketika hanya finis di urutan 13-16 (Top 16) TI10, yakni US$600.300.
Apakah ini berarti pamor dari ajang The International sudah pudar sejauh itu sampai prize pool untuk edisi tahun ini anjlok? Belum tentu. Bisa dibilang, Valve memang bersalah secara langsung dengan kebijakan pembagian durasi Battle Pass mereka serta pengambilan dana dari crowd-funding. Namun hal itu kemungkinan besar dilakukan Valve karena penurunan perekonomian dunia dampak dari tingginya harga migas serta tingginya suku bunga The Fed (bank pusat Amerika Serikat), memaksa Valve mengambil langkah drastis demi mengobati rapor finansial perusahaan.
Namun jika Valve tidak segera mengembalikan kebijakan crowd-funding The International seperti sebelumnya, maka bisa jadi, pamor The International yang dikenal sebagai salah satu ajang eSports dengan prize pool terbesar di dunia akan semakin menurun membuat tim-tim profesional enggan ambil bagian di dalamnya. Apalagi Valve juga bikin fans Dota 2 berang dengan menggaet situs judi sebagai salah satu sponsor The International, yang dianggap merusak semangat dan integritas The International sebagai kompetisi eSports yang paling dibanggakan di Dota 2.
(Stefanus/IDGS)