Adobe, Baidu, Netflix, dan Yandex adalah nama besar untuk social media dan cloud computing yang menggunakan akselerator GPU NVIDIA berbasis CUDA untuk menyuguhkan fitur pencarian yang ajaib, analisa gambar dengan pandai, dan rekomendasi film berdasarkan pengguna, berbasis sebuah teknologi yang dikenal dengan nama advanced machine learning atau mesin pembelajaran tingkat lanjut.
Machine learning memang sesuai dengan terjemahannya: Melatih komputer untuk mengajari dirinya sendiri dengan menyaring data – sebagai contoh, belajar untuk mengindentifikasi atau membedakan seekor rubah dengan menganalisa gambar-gambar dari hewan tersebut dan hewan-hewan lain yang menyerupainya seperti anjing, musang, jackal, raccoon, dan hewan sejenis lainnya.
Sama seperti cara manusia mempelajarinya. Algoritma dalam machine learning yang sangat berguna ini bisa membutuhkan ribuan server berbasis CPU untuk menganalisa jumlah data yang amat sangat besar. Tentu saja ini sangat mahal, tidak realistis, dan tidak praktis. Akan tetapi, ini adalah pekerjaan yang sangat cocok untuk akselerator berbasis GPU Tesla. Tesla adalah versi ekstra kencang dari chip yang digunakan gamer untuk menghajar jajaran alien dan sekarang digunakan secara luas untuk menyelesaikan beragam masalah visual computing secara cepat dan efisien.
Mempercepat Analisa Gambar Adobe
Jika Anda bekerja dengan gambar dan video, Anda tentu menggunakan software Adobe setiap hari. Adobe Creative Cloud saat ini sudah mengaktifkan lebih dari 1,8 juta pengguna untuk mengakses perangkatnya – termasuk aplikasi yang menggunakan akselerasi GPU seperti Premiere Pro, After Effects, dan Photoshop – di seluruh penjuru dunia. Sekarang tim R&D Adobe sedang mendorong Creative Cloud agar bisa melakukan lebih banyak lagi, dengan menggunakan GPU CUDA untuk membantu mereka membangun perangkat pengolah gambar yang bisa belajar sendiri secara mendalam. (deep learning image processing tool).
Deep learning atau pembelajaran secara mendalam bisa menjadi hambatan. Akan tetapi, perangkat Adobe di masa mendatang dapat menggunakn teknologi ini untuk mendorong beragam kemungkinan kreativitas baru. Sebagai contoh, aplikasi bisa secara otomatis mengenali sebuah font style dari banyak gambar untuk membantu pengguna memilih font yang tepat untuk proyek kreatif mereka. Hal ini bahkan dapat membantu mengidentifikasi sentimen terhadap gambar dan elemen-elemennya dalam sebuah hasil karya untuk membantu pengguna dengan cepat menemukan gambar lain yang menyuguhkan rasa yang serupa atau estetika yang mirip.
David Howe, director of Digital Imaging Engineering di Adobe mengatakan: “Perpindahan kami ke Creative Cloud telah mendorong sebuah era inovasi di segala penjuru Adobe. Machine learning dengan akselerasi GPU membuka pintu menuju beragam fitur seru dan kemampuan yang bisa mempercepat proses kreatif dan membuat pekerjaan Anda tampil beda dari yang lainnya.”(Afg)