Korea Apps Wave, Pengembang Aplikasi Mobile Korea Menyerbu Pasar Tanah Air

Korea Apps Wave, Pengembang Aplikasi Mobile Korea Menyerbu Pasar Tanah Air

Jakarta 16 Juli 2014, The Cone FX Mall, MOIBA, TERAGAMEZ dan APPZASIA menggelar sebuah pameran mobile games dan aplikasi Korea dengan mengangkat tema Korea Apps Wave. Pada kesempatan tersebut, tidak hanya pengembang game dari Korea saja yang ingin memperkenalkan diri, para pengembang dan publisher lokal pun ikut berpartisipasi dalam memeriahkan acara tersebut.

 

 

Sebenarnya pada Korea Apps Wave ini sendiri, selain bertujuan untuk memperkenalkan lebih banyak aplikasi mobile kepada pasar Indonesia, para pengembang Korea ini juga sekaligus ingin mendekatkan diri dengan pasar yang ingin menjadi target tujuan utama mereka dalam berbisnis. Hal ini terlihat jelas dengan pendekatan-pendekatan yang mereka lakukan baik melewati pengembang dan publisher, juga pada media lokal.

 

 

Pada kesempatan tersebut, para publisher Korea yang sejatinya memang sudah terkenal di Tanah Air seperti; PT. Kreon, PT. Teragamez, APPSASIA, XZO dan ETRIBE kembali memperkenalkan diri mereka dengan mengulas apa saja yang menjadi hal pokok dari perusahaan mereka juga sekaligus memberikan penjelasan singkat mengenai games mereka yang nanti akan dibawa ke pasar Indonesia.

Dengan adanya Korea App Wave ini, para pengembang Korea tersebut ingin mencari solusi untuk perkembangan game yang ada di Indonesia. Sebab seperti yang diketahui, hingga saat ini masih banyak kendala yang dihadapi oleh mereka dalam membawa permainan-permainan ke Tanah Air. Beberapa contoh kendala yang diungkapkan pada persentasi yang digelar di acara tersebut seperti; masalah yang sudah menjadi kendala utama dari dahulu, dimana koneksi internet menjadi salah satu hambatan utama gamer dalam bermain games, hal ini seperti yang diungkapkan oleh perwakilan PT. Kreon. Padahal seperti yang kita ketahui sendiri, perusahaan tersebut memang sudah lama sekali eksis di negeri ini, terlebih dengan salah satu judul game legenda mereka Point Blank.

 

 

Tak berhenti sampai di situ saja, CEO TERAGAMEZ, You Cheong-hyun mengatakan bahwa para pengembang Korea yang memang sudah mengakui pasar Indonesia sangat cerah di beberapa tahun ke depan juga mengungkapkan kalau masih ada kendala pada sistem pembayaran untuk game yang di Indonesia. Meski banyak pengguna games Korea di Tanah Air, namun hanya sekitar 10% saja yang memiliki kartu kredit. Tentu ini menjadi salah satu kendala serius untuk bisa mencaplok gamer yang ada di sini.

Korea Apps Wave tidak hanya berisi persentasi-persentasi yang dibawa oleh para pengembang. Setiap pengunjung dan partisipan yang hadir di sana juga diberi kesempatan secara langsung untuk mencoba permainan-permainan yang nanti akan di bawa ke Indonesia dalam beberapa bulan ke depan.

 


Salah satu wartawan Indogamers yang turut hadir ke acara tersebut pun sempat mencoba salah satu permainan yang disuguhkan di sana yaitu Legacy of Angels. Permainan tersebut adalah salah satu judul permainan dengan genre FPS yang paling terkenal di Google Play Korea yang menduduki peringkat kedua untuk jenis games. Permainan yang diberikan pada Legacy of Angels cukup menarik, sayangnya ketika mencobai permainan ini, device yang disediakan kurang begitu mumpuni, sehingga games terasa kurang nyaman dimainkan. Padahal permainan itu membutuhkan minimum requirement yang cukup tinggi.

Ada satu permainan yang juga cukup menarik perhatian adalah My Larva. Hal ini tentu sudah tidak perlu ditanyakan kembali mengapa game ini cukup mengundang banyak perhatian. Selain diangkat dari sebuah film kartun, tokoh dari karakter game ini memang sudah memiliki banyak penggemar. Antusiasme yang cukup tinggi bisa dilihat dari para pengunjung yang penasaran dengan bagaimana nanti game ini jika memang sudah dihadirkan.

 

 

Ada 18 judul games yang akan dibawa para pengembang Korea ini ke Indonesia. Judul-judul game tersebut adalah; Legacy of Angels, Fashion City, Three Monsters, Dungeon Heartz Blitz, Tower of Odin, Panzer Ace On-line, 3 Kingdoms, My Larva, Cocomong, Sticker Booth, ScoreCenter Live, Polaris Office, RadiON, FANme, Alarmy (Sleep if U Can), Dragon Friends, Heroes Run, dan Morning Kit. Dari keseluruhan permainan ini ada beberapa games yang secara langsung akan dibawakan dengan menggunakan Bahasa Indonesia.

Di pengunjung acara, pada sebuah sesi tanya-jawab, ada salah satu pertanyaan yang dilontarkan peserta yang hadir di sana untuk pengembang asal Korea tersebut. Pertanyaan tersebut berkaitan dengan salah satu aplikasi mobile yang sejatinya memang sudah sangat terkenal di global yaitu Polaris Office. Ketika ditanyai mengenai apa yang sebenarnya ingin ditunjukkan pada aplikasi tersebut atau apa perubahan yang dibawa pada aplikasi tersebut kepada pasar Indonesia, terlebih karena aplikasi tersebut memang sudah ada di Tanah Air, salah satu perwakilan pengembang mengutarakan bahwa memang tidak ada sebuah perubahan atau sesuatu yang bisa dibawa ke sini (Indonesia), kami ke sini memang ingin mengetahui sesungguhnya apa saja yang dibutuhkan oleh pasar Indonesia untuk aplikasi ini.

 

 

Gebrakan yang dibawa oleh para pengembang Korea ini memang cukup menarik, selain karena mereka bisa melihat pasar Indonesia yang masih sangat berpotensi besar sekali untuk menjual games, hal ini tentu juga akan membangkitkan semangat para pengembang lokal agar bisa bersaing di Tanah Air mereka sendiri. Terlebih karena peluang yang masih lebar terbuka, para pengembang dan publisher lokal tentu diharapkan dapat mencuri perhatian publik dengan karya-karya yang lebih dekat dengan gamer di Tanah Air. <bms>

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI