5 Tim yang Tampil Mengejutkan di Ajang M1 World Championship!

null

IDGS - M1 World Championship 2019 (Axiata Arena, Kuala Lumpur, Malaysia) telah usai. Pertandingan para juara dari berbagai belahan dunia yang menyuguhkan total hadiah $250,000 dan berlangsung dari 11- 17 November 2019 ini masih menyisakan banyak hal menarik.

Pasalnya, ada sebanyak 16 tim dari 14 negara berbeda yang bertanding di ajang M1 World. Namun, hanya ada 2 tim di setiap grup yang berhak lolos ke babak Playoffs. Tentu fase ini sangat menyulitkan, apalagi banyak tim di sini yang bahkan belum pernah bertemu melawan satu sama lainnya. Tim yang hadir pun termasuk wakil-wakil terpilih dari masing-masing regional dan negara.

Namun begitu, tim-tim unggulan sebelumnya malah justru menerima kekalahan telak dan cukup memalukan. Tim mana saja yang sukses memberikan kejutan di M1 World Championship? Apakah kejutan yang dihasilkan bersifat baik atau justru berakhir dengan buruk? Berikut 5 tim mengejutkan di gelaran M1 World Championship 2019!

1. 10s Gaming Plus

Wakil Jepang satu ini memang tidak ada habisnya membuat decak kagum di panggung M1 World. Perlu digarisbawahi bahwa Jepang belum pernah mengirim wakilnya di ajang Mobile Legends internasional karena memang baru pertama kalinya MLBB menggelar turnamen tingkat dunia (dengan M1) dan tingkat kompetisi internasional sebelumnya berada di lingkup Asia Tenggara (MSC).

Terlepas dari itu, mereka mampu menunjukkan permainan yang sangat menghibur dan menarik hati para fans. Bahkan, tim yang berisikan Obuyan, Totaka, Tomebo, Pappa dan Surei sukses menghentikan permainan dari tim-tim terbaik Asia Tenggara. Tim 10s Gaming Plus berada di grup D, bersama dengan

EVOS Legends, ONIC PH, dan Deus Vult (Rusia). Grup neraka M1 yang digadang-gadang menjadi masalah untuk para tim-tim baru justru berhasil ditaklukkan oleh wakil Jepang.

Pasalnya, ada ONIC PH yang menjadi runner-up di MPL PH Season 4, EVOS Legends sang juara MPL ID Season 4 serta wakil kualifikasi Rusia, Deus Vult yang memiliki gaya permainan disiplin. Torehan manis rupanya sukses dikemas oleh 10s Gaming Plus dengan mengamankan posisi kedua, serta hanya menelan satu kekalahan melawan EVOS Legends sang pemuncak grup.

Di babak Playoffs pun 10s Gaming tetap bermain mengejutkan setelah menekuk tim tuan rumah, AXIS Esports. Meski demikian, Todak yang juga wakil Malaysia mampu menuntaskan misi balas dendam dengan hasil sengit 2-1 melawan 10s Gaming Plus. 10s Gaming Plus menempati posisi 5-6 dan membawa pulang hadiah sebesar USD 8,000 di Axiata Arena, Malaysia. Debut yang tidak buruk untuk tim Jepang di ranah kompetitif Mobile Legends: Bang Bang kelas dunia.

2. Burmese Ghouls

Salah satu tim yang tidak asing di ranah Mobile Legends: Bang Bang. Pasalnya, sebelum mencicipi ajang M1 World Championship, wakil Myanmar ini bisa dibilang langganan di gelaran dunia Mobile Legends (tingkat Asia Tenggara) seperti gelaran MSC 2018 dan MSC 2019. Segudang pengalaman serta gameplay yang dinamis membuat Burmese Ghouls mendapatkan tempat sebagai salah satu tim Mobile Legends terbaik di Asia Tenggara. Hasil ini pun mampu dibuktikan oleh sang wakil Myanmar.

Nama Burmese Ghouls memang tidak bisa dianggap remeh. Tim yang berisikan ACE007, ICEICE, PVNDV, Kid001 dan MayBe merupakan jajaran roster terbaik dari Myanmar. Statusnya sebagai juara MPL MM Season 4 pun terbukti di babak grup.

Burmese Ghouls sukses memuncaki grup B tanpa sekalipun menelan kekalahan. Lawan di grup B juga tidak mudah, yaitu AXIS Esports, wakil MPL MY/SG Season 4, Team Gosu, juara kualifikasi Amerika Serikat dan Candy Comeback, juara kualifikasi Laos/Thailand. Cobaan berat Burmese baru terasa di babak Playoffs.

Bagaimana tidak, sang juara MPL ID S4 sekaligus M1, EVOS Legends menjadi tantangan pertama Burmese Ghouls di upper bracket. MayBe dkk. merasakan dua kekalahan perdananya selama gelaran M1 berlangsung dan terpaksa turun ke lower bracket.

Sunsparks menjadi lawan yang berat bagi para punggawa Myanmar. Pasalnya, Sunsparks merupakan juara MPL PH S4 dengan kemenangan dramatis melawan ONIC PH. Tentu semangat juang dari tim ini perlu diwaspadai.

Meski sempat menyamakan kedudukan, namun Burmese Ghouls rupanya terlalu tangguh untuk sang juara MPL PH. Hasil ini sangat mengejutkan mengingat Filipina merupakan negara yang difavoritkan juara di M1 dengan ekosistem Mobile Legends yang baik dan sempat mendominasi di MSC 2018 dengan All-Philippines Final.

Dengan kekalahan ini Burmese Ghouls menutup perjalanan panjang mereka di posisi 4 sekaligus membawa hadiah sebesar USD 12,000.

3. ONIC PH

Mengikuti jejak sang ‘kakak, ONIC Esports di era keemasan ketika menjuarai MPL ID S3 dan MSC 2019, ONIC PH pun dibentuk. Kehadiran tim yang berbasis di Filipina tersebut juga untuk berpartisipasi di gelaran MPL PH Season 4.

Filipina sendiri merupakan regional yang cukup maju dari segi ekosistem dan ranah kompetitif Mobile Legends. Negara ini memiliki segudang talenta dan tim terkenal, seperti Aether Main (Bren Esports) yang menjadi jawara di MSC 2018 lalu.

ONIC PH sendiri merupakan runner-up di gelaran MPL PH Season 4 setelah pertandingan sengit melawan Sunsparks di babak grand final. Menjelang satu kemenangan guna mengukuhkan status sebagai juara, ONIC PH justru menerima comeback pahit dan harus puas di posisi kedua.

Sebagai wakil kedua Filipina di M1 World Championship, ONIC PH menempati grup D yang berisikan EVOS Legends (Indonesia), 10s Gaming Plus (Jepang), dan Deus Vult (Rusia). Alih-alih menargetkan posisi pertama, tim tersebut justru menempati posisi bontot pada babak grup. Hasil ini cukup mengejutkan mengingat ONIC PH memiliki jajaran roster berkualitas serta ekosistem esports Mobile Legends Filipina yang sangat menjanjikan. Bahkan, tim ini tidak mampu memetik satu pun kemenangan dan harus tersingkir lebih cepat.

Baru 1 tahun berlalu sejak MSC 2018 yang didominasi Filipina, salah satu perwakilan mereka bahkan tidak lolos dari babak Group Stage di M1 2019. ONIC PH pun angkat koper lebih awal dari gelaran M1 dengan menempati posisi 13-16 serta berhak membawa pulang hadiah sebesar USD 3,000.

4. EVOS SG

Tim juara dari jalur turnamen merupakan nama-nama yang patut diwaspadai, seperti wakil

Singapura/Malaysia, Myanmar, Indonesia, dan Filipina. Lantas, EVOS SG hadir sebagai juara setelah mengalahkan Todak.

EVOS SG sendiri tampil cukup loyo di babak Regular Season, namun bangkit di babak Playoffs hingga menjadi sang juara. Mengemban nama EVOS Esports di gelaran M1 World Championship, tentu roster Singapura ini memiliki beban yang berat guna mewakili semangat juang regional MY/SG.

Namun, apa yang terjadi dengan EVOS SG? Tim ini bahkan tidak mampu berbuat banyak dan harus menutup perjalanan di M1 lebih awal. Akhir yang tragis dan singkat ini harus terjadi ketika menghadapi para lawan grup A, seperti; RRQ, sang runner-up MPL ID S4 (Indonesia), VEC Fantasy Main (Vietnam), dan Impunity KH (Kamboja).

RRQ sendiri terkenal dengan permainannya yang agresif meski mengemban status runner-up MPL ID Season 4. Di sisi lain, VEC Fantasy Main dengan julukan SEA Slayer mampu membuktikan statusnya sebagai juara kualifikasi Vietnam dan mengalahkan EVOS Esports. Hal ini cukup memalukan mengingat, posisi dua (Todak) dan wakil ketiga (AXIS Esports) di MPL MY/SG Season 4 malah sukses melaju ke babak Playoffs.

Dengan kata lain, EVOS Esports menjadi satu-satunya juara MPL yang tidak lolos ke main event M1 World Championship di Axiata Arena, Malaysia. Armada harimau putih Singapura menempati posisi 13-16 dan membawa pulang hadiah USD 3,000.

5. Todak

Todak merupakan salah satu tim yang patut diwaspadai mengingat statusnya sebagai runner-up MPL MY/SG Season 4 serta susunan roster yang baik di segala lini. Keuntungan sebagai tuan rumah pun menjadi kelebihan lain dengan dukungan para fans di panggung Axiata Arena, Malaysia. Lantas, Todak yang menerima banyak dukungan sukses menjawabnya dengan pencapaian yang cukup memuaskan. Tim asal Malaysia ini berada di urutan ketiga setelah menelan kekalahan lewat skor 3-1 melawan RRQ di partai final lower bracket.

Tim Todak sendiri menjadi juara grup C setelah menorehkan 7 poin di atas Sunsparks (Filipina), Evil Esports (Turki) dan GEO Esports (Brazil). Kemenangan ini memastikan tempat Todak di upper bracket. Namun awal yang buruk dialami oleh Todak setelah kalah dari RRQ dengan skor 2-0 tanpa balas. Tidak ingin malu di hadapan para fans, Cikkuuu dkk. terus menunjukkan penampilan memukau di lower bracket.

Beberapa tim kuat seperti 10s Gaming Plus dan Burmese Ghouls berhasil dikalahkan oleh Todak. Sampai ajang reuni antara RRQ dan Todak kembali tersaji di final lower bracket. Memang secara garis besar Todak lebih diuntungkan mengingat bertanding sebagai tuan rumah, namun RRQ yang kaya akan pengalaman dan strategi sukses membuat Todak menelan kekalahan keduanya di tangan tim yang sama.

Meskipun demikian, Todak sukses menunjukkan kemampuan terbaiknya sebagai wakil MPL MY/SG Season 4 sekaligus menjaga gengsi tuan rumah dengan menempati posisi ketiga di M1 World. Bahkan, sang juara MPL MY/SG, EVOS Esports tampil mengecewakan dan tidak mampu lolos ke babak Playoffs. Todak menutup gelaran M1 World dengan mengantongi hadiah sebesar USD 20,000 di Axiata Arena. Perjalanan yang cukup gemilang setelah debut tim Todak di gelaran taraf dunia Mobile Legends: Bang Bang.

M1 World Championship sendiri menobatkan EVOS Legends sebagai juara dengan kemenangan tipis melawan RRQ di partai final. Sang armada harimau putih sukses mengawinkan gelar MPL ID Season 4 dan M1 World Championship 2019.

Gelaran akbar Mobile Legends: Bang Bang pun terus berlanjut, dan kali ini Indonesia siap menjadi tuan rumah di gelaran M2 World Championship 2020 mendatang. Akan tersaji pertandingan hangat penuh tensi dan ambisi, tim terbaik dari masing-masing regional hingga permainan kelas dunia dari individu  bertalenta.

Mampukah EVOS Legends mempertahankan gelar juara di M2 World Championship mendatang? Akankah nama-nama baru yang justru merengkuh gelar juara di pertandingan akbar Mobile Legends berikutnya? Atau, giliran wakil negara lain yang menjadi juara dan sukses mempermalukan wakil Indonesia sebagai tuan rumah?

(OAA/IDGS)

sumber : Press Release Mobile Legends

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI

News

Alasan PES Berubah menjadi eFootball Kamis 26 Desember 2024, 04:19 WIB