Seluruh karyawan Google di penjuru dunia melakukan unjuk rasa pada hari Senin, (30 Januari 2017). Demo yang digelar tahun ini terbilang besar, karena diikuti lebih dari 2.000 karyawan yang ada di seluruh dunia.
Seperti Indogamers lansir dari laman USAToday, Rabu (1 Februari 2017), karyawan Google datang ke jalanan untuk memprotes atas kebijakan yang dilontarkan oleh Donald Trump. Presiden AS yang baru dilantik tersebut membuat sebuah kebijakan anti-imigran dari 7 negara mayoritas muslim, diantaranya seperti Suriah, Sudah, Libya, Somalia, Iran, Iraq, dan Yaman. Dengan adanya kebijakan anti-imigran ini berarti semua warga yang datang dari ketujuh negara yang disebutkan oleh Presiden AS dilarang memasukin AS selama 90 hari, sebelum diberlakukannya peraturan baru yang lebih ketat.
Kehadiran pedemo dari Google tidak diketahui datang darimana saja, namun yang pasti pengunjuk rasa itu datang menyerbu kantor pusat Google yang berada di Mountain View, California. Demo bertajuk #GooglersUnite itu menyeruakan protes keras atas kebijakan eksekutif yang dibuat Presiden AS.
Pendemo yang hadir membawa berabagi slogan, seperti "Make America Welcoming Again", "No Ban, No Wall, Resist" dan "Proud Queer Immigrant". Bahkan bukan hanya karyawan yang menghadiri demo besar tersebut, Sergey Brin yang merupakan pendiri Google dan CEO Google, Sundar Pinchai pun ikut hadir.
Peraturan yang dianggap membuat karyawan Google sulit bergerak itu ternyata sudah mulai diberlakukan, bahkan semua orang yang memasuki bandara AS harus melewati pemeriksaan yang ketat untuk menginjakkan kaki di Amerika Serikat.