Kebijakan Presiden terpilih Amerika Serikat yakni Donald Trump memang selalu menuai kontroversi. Salah satu kebijakan yang cukup disorot adalah ketika ia melarang masuknya imigran dari 7 negara Islam untuk masuk ke Amerika Serikat. Tidak hanya berdampak pada politik dan ekonomi saja, kebijakan Donald Trump tersebut juga berdampak ke industri eSports. (Kebijakan Presiden Trump Membuat Industri eSports Terpuruk)
Valve selaku penyelenggara turnamen eSports Dota 2 tahunan The International tentunya sangat menyayangkan keputusan sang presiden. Mau tidak mau, turnamen Dota 2 akbar miliknya harus diselenggarakan di luar negara Amerika Serikat. Padahal selama bertahun-tahun, Amerika Serikat merupakan tujuan dari para tim dan atlit eSports untuk berkompetisi di turnamen Dota 2 The International.
Seperti yang dilansir Indogamers dari laman PC Gamer (10/2/2017), Informasi tersebut disampaikan langsung Erik Johnson selaku perwakilan dari Valve. Dalam pernyataannya, Erik menyadari jika Amerika Serikat merupakan tempat yang pas untuk menyelanggarakan turnamen The International karena dekat dengan kantor Valve. Namun jika kebijakan Donald Trump kali ini mempersulit penyelenggaraan turnamen The International, maka kami akan mencarikan jalan lain.
The International merupakan turnamen Dota 2 terbesar di dunia. Tercatat ada puluhan tim eSports raksasa dari berbagai belahan dunia bertarung di turnamen ini demi memperebutkan hadiah yang nilainya sampai belasan juta dollar. Well, jika tidak di Amerika, kira-kira akan pindah kemana ya turnamen The International?