Bantai Fnatic, Team Secret Menjadi Juara DreamLeague Musim ke9

Bantai Fnatic, Team Secret Menjadi Juara DreamLeague Musim ke9

Team Secret akhirnya menjadi juara dalam turnamen LAN, DreamLeague musim ke-9 setelah membantai Fnatic dengan skor 3-0 dan mengamankan 150 DPC poin serta uang sebesar US$150,000 (sekitar 2 milyar Rupiah). Secret tampil dominan sepanjang turnamen tanpa kalah, dan membuat ranking mereka semakin dekat dengan ranking Team Liquid pada Dota Pro Circuit Rankings, serta menghancurkan harapan Fnatic untuk mengimbangi Na’Vi pada posisi 8.

Game Pertama: Fnatic 4 – 25 Team Secret

Jika rentetan kemenangan tanpa kalah sekalipun dalam perjalanan menuju Grand Final masih belum cukup untuk membuktikan kehebatan mereka, hasil dari pertandingan Grand Final DreamLeague musim ke 9 ini bisa menjadi bukti sahih. Sang midlaner, Nai “MidOne” Zheng Yeik mendapat jatah memainkan core pick yang tak biasa, yakni Visage dimana meski awalnya kalah di mid lane, keluar sebagai salah satu pemain paling cemerlang di akhir pertandingan.

Marcus “Ace” Hoelgaard dari Team Secret juga menggunakan build serangan jarak jauh klik kanan pada Lone Druid, dari pada build tradisional Radiance Spirit Bear. Meski harus kehilangan beberapa tower dan sedikit defisit networth pada awal game, Secret membalik keadaan pada pertarungan sengit di Sarang Roshan pada menit ke-15. Lone Druid yang dikendalikan Marcus berhasil mencuri Aegis meski tidak membunuh Roshan terbukti menjadi titik balik bagi Team Secret karena mereka menggunakan kesempatan tersebut untuk menghancurkan barak pada lane atas dan tengah. Memenangkan pertarungan demi pertarungan, dan di saat yang sama jarang memberikan kill bagi Fnatic yang sudah putus asa, Team Secret memaksakan GG dari Fnatic.

Game Kedua: Fnatic 18 – 31 Team Secret

Respon Fnatic akan kekalahan pada laga pertama adalah dengan mem-ban hero=hero ikonik dari dua support Team Secret, Chen untuk Clement “Puppey” Ivanov dan Rubick untuk Yazied “YapzOr” Jaradat. Fnatic juga tanpa malu-malu menggunakan Lone Druid yang sebelumnya digunakan Secret. Jacky “EternalEnvy” Mao yang mengendalikan Lone Druid menggunakan build tradisional, Radiance Spirit Bear. Pick terakhir dari Secret yakni Bristelback dibalas dengan Timbersaw yang digunakan oleh sang midlaner Fnatic, Abed “Abed” Yosup. Draft tersebut pada awalnya cukup manjur, secara Fnatic memenangkan fase laning dengan rotasi mereka yang kuat, namun kalah pada pertarungan tim kurang lebih pada menit ke-15. Setelah dua kali mengamankan Roshan setelah dalam beberapa pertarungan besar yang jarang memakan korban dari pihak mereka, Team Secret melibas Fnatic dengan Phantom Lancer mereka yang dilengkapi dengan Aegis.

Game Ketiga: Fnatic 18 – 35 Team Secret

Dengan moral yang rendah, Fnatic tidak dapat memaksakan Grand Final memasuki pertandingan ke-4, setelah mereka kalah telak dalam pertandingan ke-3. Dengan YapZoR menggunakan Rubick dan Puppey yang mengendalikan Bounty Hunter, Secret mengamankan keunggulan mereka pada awal pertandingan dengan rotasi yang sempurna serta sergapan yang efektif. Sekali lagi, sang kapten menghormati keinginan midlaner mereka untuk menggunakan hero tak biasa, kali ini Kunkka. Setelah 30 menit, dengan keunggulan yang cukup besar hasil dari pertarungan besar dimana mereka hanya mengorbankan Tiny untuk membunuh hampir semua hero Fnatic, Secret membersihkan barak tengah dari Fnatic. Tak lama setelah itu pada serangan akhir yang memaksakan GG dari Fnatic, Secret mengepung barak bawah, memancing Fnatic dengan Tiny yang mempunyai Aegis. Dengan maksimum HP lebih dari 3000, Tiny berhasil memancing hero-hero Fnatic melangkah terlalu jauh dari markas mereka. Pengorbanan Tiny tak sia-sia dimana akhirnya Team Secret berhasil memastikan kemenangan mereka di pertandingan ke-3 Grand Final DreamLeague kali ini.

 

Dengan akumulasi dari turnamen Minor ini, Team Secret telah mencapai setengah dari poin yang mereka dapatkan pada Dota Pro Circuit musim 2017-2018.

 

 

Sumber: gosugamers

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI