Hot News: Dua Pemain Dota 2 Asal Filipina Dilarang Tampil Dalam Chongqing Major Karena Rasis

Hot News: Dua Pemain Dota 2 Asal Filipina Dilarang Tampil Dalam Chongqing Major Karena Rasis

Carlo "Kuku" Palad (kiri) dan Rolen Andrei Gabriel "Skemberlu" Ong yang dilarang tampil dalam Chongqing Major Januari 2019 mendatang. (Foto: dexerto.com)

Berawal dari kalimat rasis

IDGS, 27 November 2018 - Pada awal tahun ini, dua pemain profesional Dota 2 asal Filipina, Carlo "Kuku" Palad (TNC Predator) dan Rolen Andrei Gabriel "Skemberlu" Ong (compLexity) menggunakan bahasa yang dianggap menghina untuk mendeskripsikan para pemain Cina. Perbuatan mereka itu tidak lantas menghilang begitu saja, malah membuat kegaduhan besar di komunitas Dota 2 bahkan dunia eSports di penjuru Bumi. 

Para gamer asal Cina pun langsung membanjiri Valve dengan pendapat-pendapat negatif akan perbuatan Kuku dan Skem serta meminta Valve untuk turun tangan menghukum mereka berdua. Akan tetapi, Valve dikenal tidak pernah ikut campur dalam permasalahan internal tim karena hal ini bisa dianggap merusak persaingan yang sehat dalam kompetisi Dota 2. 

Sebaliknya, Valve merilis pernyataan yang pada intinya berharap agar semua gamer profesional untuk bisa memenuhi standar dari komunitas dan menjunjung tinggi nilai-nilai yang diserukan Valve dan menjawab ekspektasi yang dibebankan pada mereka. 

 

 

 

 

 

Kedua pemain Filipina tersebut telah mendapatkan hukuman dari tim masing-masing, di mana Kuku dikabarkan menerima "pinalti maksimal" dari TNC Predator sedangkan Skem sekarang berstatus pemain non-aktif setelah dilengserkan dari roster compLexity dan dikabarkan tengah mencari tim baru, dengan catatan jika ada tim yang masih mau menampungnya. 

 

Campur tangan pemerintah membuat masalah semakin runyam

Namun yang membuat masalah ini menjadi meledak dan lebih parah adalah ikut campurnya pemerintahan kota Chongqing, yang melarang kedua pemain tersebut untuk ambil bagian dari Chongqing Major Januari 2019 mendatang. Hal ini dikonfirmasikan oleh Direktur dari Team Secret, Matthew Balley. 

 

 

Mantan pemain compLexity, Jacky "EternalEnVy" Mao juga angkat suara mengenai kebenaran hukuman tersebut

 

 

Sementara, caster dan analist Dota Jack "KBBQ" Chen mengeluarkan pernyataan di akun Twitternya, bahwa event organizer dari Chongqing Major, Starladder, juga telah dihubungi oleh pemerintahan kota Chongqing dan memberitahukan bahwa event tersebut tidak bisa dihadiri oleh Kuku dan Skem. 

 

 

 

Reaksi keras dari komunitas

Merespon hukuman berat yang diterima Kuku dan Skem, banyak anggota dari komunitas gamer profesional, dari caster hingga sesama pemain profesional, turun tangan untuk meredam kisruh tersebut, menyesalkan kata-kata yang digunakan kedua pemain itu namun juga menjelaskan bahwa komunitas gamer memang telah lama dihantui oleh masalah rasis serta kekerasan. Kasus Kuku dan Skem, menurut beberapa pihak, adalah kesempatan untuk menghadapi masalah rasialisme tersebut secara terang-terangan agar bisa segera move on. (Stefanus/IDGS)

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI