Para pengunjung bermain video games dalam pameran terbesar dalam industri video game di dunia, E3 di Los Angeles, California tanggal 12 Juni 2018. (Foto: Reuters/Mike Blake)
Mengalahkan Industri Film, TV dan Musik
IDGS, Senin, 24 Desember 2018 - Selama ini, industri gaming terus-menerus berkutat tepat di bawah dominasi absolut di dunia entertainment. Namun sekarang industri gaming telah resmi naik takhta, menjadi suatu hiburan paling poluler di planet Bumi. Lebih banyak uang telah dihabiskan untuk bermain game dibandingkan televisi, film layar lebar, buku, dan segala bentuk hiburan yang lain.
DIlansir dari Reuters, gaming tumbuh 10,7% pada satu tahun terakhir, di mana televisi menurun dengan stabil sekitar 8% dalam lingkup global. Penghasilan total industri gaming untuk satu tahun terakhir ini diestimasi mencapai jumlah US$116 trilyun (sekitar 1.688 trilyun rupiah!!!), dibandingkan dengan US$105 trilyun (sekitar 1.528 trilyun yang dihasilkan televisi plus layanan televisi streaming.
Jika dibandingkan dengan film layar lebar dan musik, dominasi industri gaming begitu mutlak hingga membuat kedua industri itu tampak seperti kurcaci. Dalam jangka waktu yang sama, hanya US$17 trilyun (kurang lebih 247 trilyun rupiah) dihasilkan dari penjualan musik digital, sedangkan film-film box office hanya mencapai penghasilan total sebesar US$ 41 trilyun (sekitar 596 trilyun rupiah). Jadi, sekedar untuk klarifikasi, industri gaming bernilai hampir tiga kali lipat lebih banyak dari industri film!
China Sumbang Pertumbuhan Terbesar bagi Industri Gaming
Industri gaming bisa menjadi sebesar ini tampaknya bukanlah hal yang mengejutkan, namun dari mana saja peningkatan drastis tersebut datang?
Pertumbuhan di China jadi petunjuk utama. Di Negeri Tirai Bambu, penjualan game meningkat hingga rata-rata 14% setap tahunnya ditambah dengan peningkatan jumlah pengguna Steam dari China.
Jawaban lain tentunya adalah judul-judul game terkemuka yang makin menarik minat orang untuk ikut bermain game. Game battle royale Fortnite yang dikembangkan oleh Epic Games ini dimainkan oleh setidaknya 125 juta pemain dengan rata-rata lebih dari 40 juta orang memainkannya setiap bulan. Rilisan terbaru dari waralaba GTA, Grand Theft Auto V juga menunjukkan performa mencengangkan, di mana hingga artikel ini ditulis, penjualannya telah mencapai lebih dari 100 juta kopi! Membuat penjualan GTA V lebih sukses dibandingkan dengan film layar lebar mana pun sepanjang sejarah.
Menariknya, Reuters juga menggaris bawahi pertukaran peran antara industri gaming dan film layar lebar. Sebelumnya, game-game berlisensi diluncurkan bersama dengan film-film terkemuka, atau mengadaptasi film yang sudah sukses menjadi game. Namun sekarang fenomena tersebut menjadi terbalik. Waralaba game-game raksasa seperti Angry Birds dan Assassin's Creed didekati oleh pihak studio film yang ingin turut menunggang kesuksesan keduanya dengan membuat adaptasi game-game tersebut menjadi film layar lebar.
Fenomena yang terlihat sekarang menunjukkan potensi dan masa depan yang sangat terang bagi industri gaming, meski sepertinya masih butuh waktu bagi masyarakat umum untuk menerima dominasi industri gaming dalam dunia entertainment. Seperti misalnya di Inggris Raya, industri gaming masih jarang sekali muncul dalam berita-berita utama, dan meskipun muncul lebih sering merupakan berita negatif.
Belum Bisa Diterima Masyarakat Luas
Belum lagi banyak segmen berita yang lebih memilih memberitakan gosip-gosip dan trailer dari film-film layar lebar. Dari segi pelaku industri itu sendiri, industri gaming juga masih ketinggalan. Penghasilan para atlet eSports misalnya, masih kalah jauh dibandingkan dengan atlet-atlet sepakbola atau basket NBA, begitu juga jika dibandingkan dengan penghasilan para aktok dan aktris di dunia film box office.
Tim eSports PT Kereta Api Indonesia. (Foto: @duniadalamkereta/Facebook)
Meski begitu, jalan menuju ke sana telah terbuka. Pelan tapi pasti akan ada cara agar masyarakat bisa menerima industri gaming dengan lebih terbuka, terutama dengan semakin banyak generasi milennial yang tumbuh dewasa menggantikan posisi generasi lama yang kurang antusias dengan bermain video game. Di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa BUMN besar yang terjun langsung ke industri gaming dengan membentuk tim eSports mereka sendiri, mengadakan turnamen eSports atau menjadi sponsor bagi suatu turnamen eSports atau tim profesional eSports.
Kita tunggu saja era gaming di mana bekerja di industri gaming tidak lagi dipandang remeh!
Penulis: Stefanus/IDGS
Sumber: Reuters, game-debate.com