(Sumber: The Verge)
Gameplay yang berbeda dari game horor pada umumnya
IDGS, Minggu, 24 Februari 2019 - Seringkali di film, komik atau video game horor, rumah menjadi sebuah lokasi penting bagi seorang karakter karena merupakan tempat yang identik sebagai tempat aman bagi mayoritas orang. Akan tetapi orang-orang lupa bahwa rumah merupakan ruang pribadi, di mana terdapat berbagai rahasia dan misteri yang tersimpan di dalamnya.
Menghadapi rahasia-rahasia keluarga kadang bisa sangat menakutkan, dan Devotion dari Red Candle Games membawa pemain untuk menghadapi kengerian tersebut secara langsung.
Devotion merupakan game horor kedua dari developer Red Candle, sebuah studio game yang berbasis di Taipei, Taiwan. Game sebelumnya berjudul Detention mengambil tempat di sebuah sekolah di Taiwan era 1960an, sedangkan Detention bertempat di kompleks apartemen bergaya Taiwan tahun 1980an.
Screenshot dari Devotion. (Sumber: The Verge)
Menggunakan looping system mirip seperti mekanisme dari game kolarobasi antara Hideo Kojima dan Guilermo del Toro berjudul P.T., Devotion membawa kita mengunjungi apartemen kosong yang telah ditinggalkan selama bertahun-tahun. Dalam game ini kita akan memerankan sosok ayah dari keluarga yang pernah tinggal dalam apartemen itu, di mana kita dapat merasakan atmosfer nostalgia yang khas berkat kardus-kardus kosong, piring-piring kotor, balon ulang tahun, album foto atau tumpukan buku yang berserakan penuh debu.
Devotion memanfaatkan settingan nostalgia tersebut untuk menciptakan tensi yang kurang mengenakkan menjadi sebuah game first-person beratmosfer horor. Dan yang menarik dari game ini adalah, bukannya menggunakan sosok monster, zombie atau hantu yang menyeramkan, Red Candle menyajikan elemen-elemen horor yang lebih familiar dalam kehidupan sehari-hari seperti foto di dinding yang tiba-tiba berubah atau pintu yang terkunci tiba-tiba saja terbuka dengan sendirinya.
Seiring dengan kita melanjutkan petualangan di dalam apartemen kosong tersebut, misteri demi misteri akan terkuak satu demi satu, memperkental atmosfer horor yang menyesakkan. Apalagi ditambah dengan dekorasi, perabot, dan pernak pernik bergaya Taiwan tempo dulu yang membuat bulu kuduk berdiri karena dikombinasikan dengan atmosfer horor yang khas nan familiar.
Devotion sempat mengalahkan JUMP FORCE dan Metro Exodus di Steam. (Sumber: Steam)
Berkat gameplay yang unik itu, Devotion bertengger di puncak daftar Top Selling Games dari Steam hanya dalam beberapa hari setelah dirilis pada 19 Februari lalu dan telah menerima 1000 review di Steam hanya dalam 6 jam sejak perilisan dengan 92 persen rating positif.
Game ini pun langsung menjadi trend dalam berbagai platform sosial media di Cina. Para gamer di sana memuji game ini dalam 4 hari terakhir berkat storytelling serta soundtracknya yang mengharukan bahkan menyebut game ini sebagai kebanggaan nasional.
Dianggap Menyakiti Hati Rakyat Cina
Sayangnya semua itu berubah 180 derajat pada hari kelima. Para pemain asal Cina mengutuk Devotion setelah menemukan sebuah "seal" atau segel warna merah dalam sebuah poster di dalam game yang berisi tulisan "Xi Jinping Winnie the Pooh". Poster tersebut adalah jimat Fulu, sebuah jimat yang biasa digunakan untuk mengusir setan (exorcism).
Poster dengan segel merah yang jadi kontroversi karena tulisannya berbunyi "Xi Jinping Winnie the Pooh"
Diskusi mengenai Devotion untuk saat ini dilarang di berbagai forum gaming besar di Cina. Dan review dari game ini yang sebelumnya mampu mengalahkan judul-judul beken seperti JUMP FORCE dan Metro Exodus pun berbalik menghujat. Mayoritas orang-orang yang menghujat merupakan gamer-gamer asal Cina. Bahkan beberapa pemain mengaku me-refund game tersebut setelah setelah memainkannya hanya selama 2 jam.
Tulisan pada poster (dilingkari merah) yang tertulis dalam bahasa Hokkien dengan makna "your mom is stupid"
Kebanyakan review negatif di Steam menuduh Red Candle mendukung kemerdekaan Tawan dan menghina presiden negaranya sendiri. Sekedar informasi, Xi Jinping merupakan presiden dari Republik Rakyat Cina saat ini dan akibat sebuah foto bersama mantan presiden Amerika Serikat Barack Obama di mana pose Xi Jinping sangat mirip dengan pose karakter kartun Winnie the Pooh, rezim pemerintahannya pun melarang mengasosiasikan sang presiden dengan karakter beruang madu itu.
Pose Presiden Xi Jinping yang mirip Winnie the Pooh. (Gambar: 9gag)
Para gaming streamer populer Cina yang sebelumnya memuji Devotion habis-habisan berubah haluan. Berbagai video walkthrough, guide atau tutorial pun telah mereka hapus.
(Sumber: Steam)
Tak mau ketinggalan, pendiri dari situs game bajakan terkenal 3DM turut mengutuk Devotion karena dianggap menyakiti hati 1,3 milyar warga negara Cina.
Para gamer Cina yang murka terhadap Devotion. (Gambar: eurogamer.net)
Sementara ini, Steam tengah membuat versi khusus untuk negeri Cina dari game ini namun masih dipertimbangkan ulang oleh manajemen. Para Gamer Cina mengklaim bila pihak otoritas negara mereka masih menemukan referensi yang menghina negara atau tokoh publik mereka, Steam secara keseluruhan dapat dilarang di Cina.
Akibat kontroversi Devotion ini, game Red Candle sebelumnya, Detention juga terkena imbasnya. Sebelumnya game itu juga memperoleh rating yang sangat positif dan kini langsung terjun bebas.
Red Candle pun meminta maaf atas poster tersebut:
"Tim kami seringkali mengambil referensi dari meme-meme internet populer pada tahap prototype. Kami tak sengaja lupa menghapus semuanya (meme-meme negatif) pada versi ini karena sinkronisasi perilisan. Kami tidak bermaksud apapun untuk menyerang atau menghina. Kini meme-meme negatif itu telah dihapus pada v1.0.5."
"Kontroversi ini menunjukkan bahwa tim kami tidak berhati-hati saat proses [pembuatan] game. Sebagia sebuah perusahaan gaming, masih banyak yang bisa kami tingkatkan. Kami memohon maaf kepada semua pihak yang terkena imbasnya. Mohon maafkan kami. Seluruh tanggung jawab ada pada kami."
(Stefanus/IDGS)
Sumber: eurogamer.net