IDGS, Selasa 9 April 2019 - Menyedihkan melihat salah satu game besutan Valve yaitu Artifact alami pil pahit. Karena Valve tidak bisa membuat game tersebut berjaya dan tidak mampu meraup kesuksesan dari game seperti saudaranya Dota 2, Team Fortress 2 dan Counter Strike : Global Offensive.
Lebih parahnya lagi, Valve tidak membangun Artifact dari nol, karena pengembangan game tersebut hampir memakan 1 tahun lebih, selain itu mereka menggunakan karakter yang sudah punya nama di komunitas Dota 2 sehingga hype yang muncul tidak terbendung lagi.
Sesaat setelah dirilis Artifact sempat menunjukkan perkembangan yang menjanjikan namun, ratusan review dan ribuan artikel yang mengkritik Artifact langsung tumbang dari status hype menjadi dead.
Hal ini disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah fakta bahwa pemain perlu merogoh koceh sebesar Rp300.000 jika ingin memainkan game ini, belum ditambah micro-transaction yang kental dalam game kartu berbasis Dota 2 ini, karena Hal tersebut membuat game menjadi Pay To Win.
Masih belum cukup, game play rumit di mana pemain dituntut untuk memperhatikan 3 field sekaligus membuat pemain lebih menyadari bahwa Hearthstone sejatinya tidak terlalu buruk, meskipun kedua game sama-sama kental dengan unsur micro transaction dan RNG (Randon Number Regenrator).
Setelah berbulan-bulan menjalani masa hidup yang keras, platform Twitch mengungkap pada tanggal 8 April 2019 bahwa sudah tidak ada lagi peminat streamer maupun viewer Artifact.
Berimbas pada Artifact yang menyentuh angka nol tanpa harus menunggu genap 1 tahun umur game tersebut berdiri.
Cuitan superstar Dota 2, AdmiralBulldog mendapat banyak respon dari pengikutnya di Twitter, kebanyakan hanya membalas cuitan tersebut dengan GIF maupun gambar menunjukkan kesedihan.
(OAA/IDGS)
sumber : Revivaltv.id