Indogamers.com - Putusan sidang juri kasus Epic Games vs Google telah keluar, dan merupakan kemenangan telak bagi Epic Games.
Sidang juri menemukan bahwa Google menggunakan kekuasaan untuk memonopoli pada Android untuk melukai Epic Game, lalu membalikkan keadaan dalam serangkaian pertempuran hukum yang berlangsung bertahun-tahun bagi Epic Games.
Dilansir dari laman The Verge, belum jelas apa arti dari hasil persidangan juri ini bagi Epic dan Google dalam jangka panjang, tetapi dalam jangka pendek, ini merupakan teguran tajam terhadap ekosistem yang kuat di Android, di mana Google pada dasarnya bisa mengenakan pajak pada setiap pengembang yang ingin memasarkan aplikasi melalui Google.
Baca Juga: Escape the Ayuwoki, Game Horor yang Digilai Tretan Muslim
CEO Epic Games, Tim Sweeny segera mengumumkan kemenangan ini di pengadilan melalui X/Twitter.
"Kemenangan atas Google! Setelah 4 minggu kesaksian pengadilan terperinci, juri California menemukan bahwa monopoli Google Play bertentangan dengan semua tuduhan. Pekerjaan Pengadilan untuk remedies akan dimulai pada bulan Januari. Terima kasih atas dukungan dan kepercayaannya! Free Fortnite!," tulis Tim Sweeny pada akun X, dikutip dari IGN pada Selasa (12/12/2023).
Ditanyai untuk memberikan komentar, Pihak Epic games merujuk pada pernyataan di situs webnya, di mana ia menyebutkan bahwa putusan tersebut adalah kemenangan bagi semua pengembang aplikasi dan konsumen di seluruh dunia.
Epic Games berharap untuk mengubah sistem ini dan memungkinkan pengembang memperkenalkan platform pembayaran mereka sendiri, yang berpotensi menghasilkan ratusan juta atau bahkan
Namun, Gugatan Epic terhadap Apple sebagian besar tidak berhasil, bahkan Apple berhasil menggugat balik atas pelanggaran kontrak.
Tetapi dalam kasus Google, juri menemukan bahwa raksasa teknologi ini memiliki monopoli anti-persaingan dalam pasar distribusi aplikasi, dan ada keterkaitan ilegal antara toko aplikasi Google Play dan layanan penagihan Google Play.
Diketahui, Epic Games telah berperang melawan pemegang platform Google Play sejak tahun 2020, ketika ia mencoba memanfaatkan pemain Fortnite melalui apa yang disebutnya "Proyek Liberty". Tujuan utamanya adalah untuk menurunkan biaya platform besar yang dikenakan Google, yang mencapai 30 persen.