Indogamers.com - Polisi Inggris sedang menyelidiki kasus pemerkosaan virtual pertama di metaverse. Insiden ini melibatkan seorang anak di bawah usia 16 tahun.
Menukil laporan Daily Mail, anak tersebut mengalami serangan virtual "mengkhawatirkan" dalam sebuah game VR.
Berikut fakta-fakta kunci seputar kasus tersebut.
1. Kasus Pertama
Polisi Inggris aktif menyelidiki kasus pemerkosaan virtual pertama di metaverse. Korban yang berusia di bawah 16 tahun, dilaporkan "hancur" setelah avatar digitalnya diduga diperkosa oleh orang asing di lingkungan virtual.
Walau tak ditemukan cedera fisik akibat serangan virtual tersebut, polisi menekankan, korban mengalami trauma psikologis dan emosional signifikan.
2. Jadi Sejarah di Inggris
Insiden ini menandai momen bersejarah di Inggris, karena merupakan kali pertama tindakan kejahatan seksual virtual secara resmi diselidiki oleh penegak hukum.
Metaverse sekarang makin jadi platform populer, sementara kasus ini memunculkan pertanyaan tentang relevansi hukum di dunia daring.
3. Keprihatinan dan Tantangan
Penegak hukum prihatin ketika metaverse jadi pintu gerbang bagi predator kejahatan anak. Mereka menyerukan pembaruan hukum untuk mengatasi gelombang pelanggaran seksual di ruang virtual.
Kompleksitas penuntutan kejahatan virtual diutarakan, terutama karena polisi dan jaksa juga masih berjuang menghadapi banyaknya kasus pemerkosaan di dunia nyata.
Baca Juga: 5 Headset VR Terbaik Lengkap dengan Spesifikasi dan Harganya, Beri Pengalaman Virtual yang Keren
Baca Juga: Pendiri Oculus Ciptakan Headset VR Mematikan Seperti NerveGear di Anime SAO
4. Perlindungan Anak dan Keamanan Daring
Komnas Perlindungan Anak Inggris (NSPCC) memperkirakan, headset VR jadi hadiah populer sepanjang musim Natal kemarin. Tuntutan untuk memperbarui undang-undang demi melindungi perempuan dan anak-anak dari bahaya lingkungan virtual kian meningkat.
5. Rekomendasi Polisi dan Pakar Teknologi
Polisi menyerukan pembaruan hukum agar bisa mengatasi tantangan teknologi, sekaligus memastikan keselamatan anak-anak dan individu rentan di dunia digital.
Adapun perusahaan teknologi seperti Meta telah menerapkan fitur personal boundaries guna menjaga jarak antar-individu yang tidak dikenal, dalam ruang virtual, secara otomatis.