Fakta-fakta Menarik di Balik TikTok Tarik Fitur Pelacakan Tagar, Ada Penyalahgunaan

TikTok (FOTO: Pinterest)

Indogamers.com - TikTok secara diam-diam telah menarik salah satu fitur penting. Fitur yang ditarik oleh TikTok ini adalah pelacakan tagar (hastag). Penarikan fitur pelacakan tagar dilakukan untuk mengatasi kemungkinan penyalahgunaan fitur ini oleh beberapa pihak.

Seperti dikutip dari laman The New York Times, Senin 15 Januari 2024, TikTok memiliki fitur yang memungkinkan para peneliti atau pihak lain untuk mempelajari bagaimana mekanisme popularitas tagar di platform-nya.

Fitur pelacakan tagar juga disebut sebagai Creative Center, yang berguna untuk membantu pengiklan untuk melacak tagar populer di situs.

Creative Center tersedia bagi siapa saja dan dapat menghasilkan angka tentang jumlah video yang dikaitkan dengan tagar tertentu dan informasi penonton yang melihat video tersebut.

Penarikan fitur pelacakan tagar oleh TikTok ini ternyata menyimpan banyak fakta menarik. Apa saja fakta menarik di balik hilangnya fitur pelacakan tagar di TikTok ini? Simak selengkapnya di bawah ini.

1. Penarikan fitur pelacakan tagar dilakukan karena ada penyalahgunaan fungsi

Salah satu fakta dibalik hilangnya fitur pelacakan tagar di TikTok adalah adanya penyalahgunaan fungsi yang dilakukan oleh beberapa individu dan organisasi. Karena itu, fitur dirubah agar dapat dimanfaatkan seperti tujuan awalnya, hal ini seperti disampaikan oleh juru bicara TikTok kepada The New York Times.

Alat tersebut kini fokus pada berbagi data tentang 100 tagar teratas dalam berbagai industri, seperti hewan peliharaan atau perjalanan.

2. TikTok mendapatkan pengawasan ketat terkait konten yang bertema perang Israel-Hamas

Fakta lain yang hadir dibalik ditariknya fitur pelacakan tagar TikTok adalah perusahaan TikTok ini mendapatkan peningkatan pengawasan atas penanganan konten yang terkait dengan perang Israel-Hamas.

3. Ketegangan antara perusahaan media sosial dan peneliti yang mempelajari topik-topik sulit

Selain dua fakta di atas, hilangnya fitur pelacakan tagar di TikTok juga terjadi karena adanya ketegangan antara perusahaan media sosial dan peneliti yang mempelajari topik-topik silit, seperti misinformasi.

Di sisi lain, salah satu perusahaan media sosial, Meta juga telah berselisih dengan peneliti, dan berencana untuk memprotes alat bernama CrowdTangle, yang dapat digunakan untuk mempelajari penyebaran konten di Facebook.

4. TikTok menolak tudingan menyesuaikan kebijakan kontennya sesuai kepentingan Pemerintah China

Fakta menarik di balik fitur pelacakan tagar yang ditarik TikTok adalah menolak tudingan TikTok menyesuaikan kebijakan konten sesuai kepentingan Pemerintah China.

Meskipun demikian, media sosial berbasis video ini telah memberikan kelonggaran untuk para peneliti. Kelonggaran itu seperti menawarkan API Penelitian resmi ke beberapa institusi dan berencana menyediakan alat ini kepada kelompok masyarakat yang bertanya mengenai moderasi konten di TikTok.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI