5 Manfaat Main Game untuk Anak Autis, Jarang Terungkap dan Suka Diperbedatkan

Anak-anak main game. (Sumber: Game Skinny)

Indogamers.com - Gaming bukan sekadar hiburan semata, tapi juga memiliki sejumlah manfaat penting, terutama bagi anak-anak dengan spektrum autisme.

Berikut beberapa manfaat utama dari main game untuk anak autis, merujuk keterangan Autism Awarness.

1. Mengembangkan Skill Belajar & Berpikir

Video game menuntut pemain punya skill tertentu, seperti respons cepat, pemikiran kritis, dan pemecahan masalah. Skill macam ini sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari.

Di sisi lain, game juga melatih anak untuk belajar fokus, kreatif, dan mengembangkan memori visual anak-anak autis.

Mereka bisa mengasah semua keterampilan ini dengan cara yang menyenangkan tanpa tekanan.

2. Interaksi Sosial Lebih Nyaman

Bagi anak-anak autis, interaksi sosial bisa menjadi tantangan. Game menyediakan platform nyaman untuk bersosialisasi.

Dalam game, interaksi tidak harus mengikuti aturan sosial yang kaku. Anak-anak bisa memilih seberapa banyak mereka ingin terlibat dalam percakapan atau kolaborasi dengan pemain lain.

Ini bakal membantu mereka membangun kepercayaan diri dalam berinteraksi sosial.

Baca Juga: Deretan Bahaya Tersembunyi Bermain Minecraft untuk Anak dan Tips Mengatasinya

Anak-anak main game. (Sumber: Wall Street Journal)

3. Manfaat Terapeutik

Beberapa terapi telah mengintegrasikan video game untuk mendukung anak autis.

Game seperti Minecraft digunakan dalam terapi untuk meningkatkan keterlibatan dan kenyamanan anak-anak. Terapi ini bikin anak lebih terhubung dan termotivasi mengikuti sesi terapi.

4. Mengurangi Stres & Kecemasan

Banyak anak autis mengalami stres dan kecemasan. Game bisa menjadi alat efektif untuk mengurangi tekanan ini.

Game memberi pelarian dari dunia nyata yang kadang menekan, sehingga anak-anak bisa fokus pada sesuatu untuk dinikmati dan dikuasai.

Baca Juga: Nggak Cuma Hiburan Semata, Ketahui 4 Manfaat Game VR untuk Anak-anak

Anak-anak main game. (Sumber: Microsoft)

5. Meningkatkan Keterampilan Kerja Sama

Beberapa game butuh kerja sama tim untuk mencapai tujuan tertentu. Ini memberi kans kepada anak autis buat belajar kerjasama dengan orang lain, membangun rasa PD, sekaligus mengasah skill berkomunikasi.

Baca Juga: Benarkah Minecraft Merusak Imajinasi Anak?

Kendati terdapat sejumlah risiko, seperti kecanduan gaming, semua bisa diatasi dengan pemahaman dan pembatasan bermain untuk anak.

Orang tua dan pendidik harus memantau dan memastikan bahwa waktu bermain game tetap seimbang dengan aktivitas lainnya.

Maka, dengan pendekatan yang tepat, game bisa menjadi alat belajar bagi anak autis.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI