Indogamers.com - Di balik persahabatan dan persaingan gamer di dunia online, ada beberapa komunitas game yang dikenal paling toxic.
Komunitas ini kondang karena dampak buruknya ke pengalaman dan kenikmatan bermain para gamer anggotanya.
Merujuk laporan dari Patch, inilah daftar komunitas game paling toxic di tahun 2024, berdasar pengalaman player, diskusi forum, dan laporan pelanggaran.
Daftar 5 Komunitas Game Paling Toxic di 2024
1. Call of Duty
Meski populer, komunitas Call of Duty, sering disebut sebagai salah satu yang paling toxic. Pemain sering menggunakan kata-kata rasis, ancaman pembunuhan, dan doxxing.
Kelakuan seperti ini sangat merusak reputasi game dan mengurangi kenikmatan bermain.
Baca Juga: Bos Valorant Kesal Maraknya Player Toxic, Siapkan Tindakan Super Tegas
2. League of Legends
League of Legends, raksasa di arena esports, juga terkenal dengan reputasinya yang toxic.
Dorongan kompetitif bisa cepat berubah jadi pelecehan verbal, di mana pemain sering menargetkan rekan setim karena kesalahan yang dianggap fatal.
Ini sangat merusak semangat kerja sama dan rasa hormat dalam game.
3. Dota 2
Mirip dengan League of Legends, komunitas Dota 2 juga dirusak oleh perilaku gamer toxic.
Kurva belajar yang curam dan dinamika berbasis tim bisa bikin frustrasi, seringnya dilampiaskan melalui serangan ke rekan satu tim.
Tindakan macam ini akhirnya mengurangi minat pemain baru dan mempengaruhi pertumbuhan komunitas.
4. Rainbow Six
Seri Rainbow Six juga menghadapi masalah toksisitas. Pembunuhan tim, pelecehan verbal, dan vote kicking adalah hal umum di kalangan player game tersebut.
5. Counter Strike Global Offensive (CS:GO)
Integritas komunitas CS:GO memang dikenal kompetitif, tetapi pemain game ini juga terkenal dengan sifat toxic-nya.
Taruhan tinggi dalam pertandingan sering menyebabkan tuduhan curang, komunikasi kasar, dan bahkan griefing.
Semua ini membayangi semangat kompetitif game dari Valve tersebut.
Baca Juga: Berantas Player Toxic, Valorant Umumkan Langkah-langkah Drastis, Apa Saja?
Dampak Kompetisi pada Perilaku Pemain
Sifat kompetitif dari game kerap jadi katalis munculnya sifat toxic.
Keinginan untuk menang dapat mendorong pemain hingga batasnya, sampai terkadang berujung serangan dan perilaku non-sportif.
Kompetisi yang sehat bisa dengan mudah berubah jadi lingkungan toxic, di mana perilaku negatif sering kali lebih menonjol daripada semangat sportivitas.***