Indogamers.com - Epic Games dilaporkan mengajukan gugatan terhadap dua raksasa teknologi, Google dan Samsung, pada hari Senin di Northern District of California.
Gugatan ini menuduh bahwa kedua perusahaan tersebut berkolaborasi untuk memblokir distribusi aplikasi di perangkat Samsung melalui fitur Auto Blocker yang secara default aktif.
Epic Games mengklaim bahwa ini menciptakan monopoli dan memberikan Google serta Samsung kendali penuh atas preferensi pengguna.
Gugatan Monopoli vs Kebebasan
Samsung memperkenalkan fitur Auto Blocker ini pada pembaruan One UI 6 yang berjalan di Android versi 14 pada Oktober 2023.
Fitur ini mencegah pengguna menginstal aplikasi dari toko selain Google Play Store dan Samsung Galaxy Store.
Baca Juga: Khusus Hari Ini, Klaim Gratis Death Stranding di Epic Store Games
Meskipun pengguna bisa menonaktifkan fitur tersebut, prosesnya membutuhkan 21 langkah untuk menyelesaikannya, yang secara tidak langsung mengarahkan pengguna untuk hanya menggunakan Google Play Store sebagai sumber aplikasi.
Menurut CEO Epic Games, Tim Sweeney, sekitar 50% pengguna yang mencoba menginstal Epic Games Store di perangkat Android menyerah sebelum berhasil karena banyaknya langkah yang harus ditempuh. Ini menunjukkan betapa besar pengaruh fitur Auto Blocker terhadap preferensi pengguna.
Samsung Pertahankan Fitur Auto Blocker
Menanggapi tuduhan tersebut, Samsung membela tindakannya terkait fitur Auto Blocker yang diangkat oleh Epic Games.
Samsung berpendapat bahwa fitur tersebut merupakan bagian dari prinsip inti perusahaan tentang keamanan, privasi, dan kendali pengguna.
Baca Juga: Kominfo Beberkan Alasan Tidak Blokir "Situs Judi" Meski Blokir PayPal, Steam, Hingga Epic Stores
Pihaknya menegaskan bahwa pengguna tetap memiliki kebebasan untuk menonaktifkan fitur Auto Blocker di perangkat mereka dan akan "melawan klaim tak berdasar dari Epic Games dengan penuh semangat."
Epic Games Berusaha Mengembalikan Persaingan yang Setara
Meskipun Epic Games memiliki toko aplikasinya sendiri, perusahaan tersebut tetap membutuhkan platform untuk terhubung dengan penggunanya.
Google, sebagai pemilik sistem operasi Android yang paling banyak digunakan, memiliki pengaruh besar terhadap perilaku pengguna dan dapat secara pasif menghalangi akses ke aplikasi Epic.
Sementara itu, Samsung sebagai produsen ponsel Android terbesar di dunia, memiliki tokonya sendiri yang dapat membantu mempersempit akses Epic Games ke pasar.
Baca Juga: Football Manager 2020 dan Watch Dogs 2 Tersedia Gratis di Epic Store Hingga 24 September!!
Kerjasama antara kedua raksasa ini dianggap oleh Epic Games sebagai tindakan yang tidak adil. Epic merasa mereka dikeluarkan dari lapangan persaingan yang setara dan berencana untuk memulihkan keseimbangan tersebut melalui gugatan ini.
Sejarah Gugatan Epic Games Terhadap Raksasa Teknologi
Ini bukan pertama kalinya Epic Games mengajukan gugatan terhadap raksasa teknologi. Epic memiliki sejarah panjang dalam menantang perusahaan besar, termasuk gugatan sebelumnya terhadap Google terkait reformasi kebijakan toko aplikasi.
Selain itu, Epic juga pernah berseteru dengan Apple mengenai undang-undang antitrust di App Store, serta mengambil tindakan terhadap Samsung Galaxy Store setelah menghapus Fortnite dari toko aplikasi tersebut.
Baca Juga: Loongcheer Game Luncurkan Early Access Idle RPG 'Legend of Kingdoms; di Android
Apakah gugatan terbaru ini akan mengubah lanskap distribusi aplikasi di perangkat Android? Kita tunggu perkembangan lebih lanjut dari pertarungan hukum antara Epic Games melawan Google dan Samsung.**