IDGS, Senin, 16 Maret 2020 - Tidak semua orang diberkahi dengan hak berbicara yang setara. Di beberapa negara, pemerintahnya secara aktif melarang warga negaranya membicarakan topik-topik tertentu atau membatasi/menyensor informasi yang beredar di masyarakat. Terutama terhadap mereka yang bekerja untuk melampirkan fakta, seperti jurnalis.
Ada negara yang memenjarakan atau mengkasuskan para jurnalis karena berita yang diangkat. Oleh karena itu, organisasi Reporters Without Borders (RSF, Reporter Tanpa Batas) membuka sebuah perpustakaan spesial bebas sensor yang bisa mengjangkau jutaan orang. Uniknya, perpustakaan itu mereka bangun di dalam game online Minecraft.
RSF memanfaatkan celah di mana larangan atau batasan pemerintah akan informasi tidak menjangkau hingga server Minecraft untuk membangun perpustakaan yang dinamai "The Uncencored Library," atau Perpustakaan Tanpa Sensor di dalam game.
Perpustakaan itu dapat diakses oleh seluruh pemain Minecraft di server terbuka Minecraft di seluruh Bumi. Tempat unik itu dipenuhi buku-buku berisi artikel-artikel yang disensor di negara asalnya. Artikel-artikel terlarang itu kini dapat kembali dibaca dan lolos dari teknologi pengintaian pemerintah. Semua pemain Minecraft bisa membaca buku-buku di sana, namun tidak bisa mengubah konten di dalam buku.
"Pada tahun 2019 saja, 39 jurnalis dan 10 jurnalis sipil terbunuh dan saat ini ada 228 jurnalis dan 120 jurnalis sipil yang dikurung. Angka-angka ini menunjukkan situasi gawat," papar perwakilan RSF dan BlockWorks.
Hebatnya lagi, koleksi perpustakaan yang diciptakan untuk melawan sensor pemerintah ini terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu.
Dibangun selama 3 bulan lebih oleh orang-orang dari 16 negara
Perpustakaan virtual ini pertama kali dibuka pada 12 Maret lalu, tepatnya di hari Perlawanan Melawan Sensor Siber (World Day Against Censorship). Peluncurannya diiringi dengan tagar #TruthFindsAWay untuk mendorong orang-orang membagikan pemikiran mereka sekaligus menyebarkan pesan-pesan terkait usaha anti-sensor pemerintah.
Para jurnalis dari 5 negara berbeda (Mesir, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, dan Vietnam) yang selama ini dibekap pemerintah kini punya kesempatan untuk kembali didengar.
"Artikel-artikel mereka kini telah dipublikasi ulang sebagai buku Minecraft dalam bahasa Inggris maupun bahasa aslinya, serta tersedia di negara yang menyensor karya mereka," ujar perwakilan dari proyek perpustakaan virtual ini.
https://www.youtube.com/watch?v=vFKvjEV6muc&feature=emb_logo
RSF berkolaborasi dengan BlockWorks untuk menciptakan perpustakaan virtual dengan arsitektur luar biasa ini.
Perpustakaan itu dibangun dalam waktu 3 bulan dan terbuat lebih dari 12,5 juta blok, serta dibangun oleh 24 builder dari 16 negara berbeda. Pembuatan desainnya sendiri memakan waktu lebih dari 250 jam. Dengan lebar hampir 300 meter (in-game), maka perpustakaan virtual ini jadi bangunan kedua terbesar di server Minecraft.
Kenapa Minecraft dipilih?
Perwakilan RSF dan BlockWorks mengatakan bahwa mayoritas dari alasan kenapa mereka memilih Minecraft adalah karena kepopuleran game dengan ciri khas dunia pixel-nya itu, terutama di kalangan generasi muda. Lebih dari seratus juta pemain memainkan Minecraft hingga hari ini, meski game tersebut telah berusia lebih dari 10 tahun.
(Stefanus/IDGS)
Sumber: boredpanda.com