5 Fakta Menggemparkan Tim Bleed Esports Dituding Tak Bayar Pemainnya

Bleed Esports. (Sumber: Ubisoft)

Indogamers.com - Kasus keterlambatan pembayaran gaji di dunia esports kembali mencuat, kali ini melibatkan tim besar asal Singapura, Bleed Esports.

Organisasi tersebut dituduh menunggak pembayaran gaji pemainnya, termasuk Taylor "Terdsta" Cheng, bintang di divisi Tom Clancy's Rainbow Six Siege.

Berikut lima fakta mengejutkan mengenai kasus ini, merujuk laporan Siege pada 12 Oktober 2024.

1. Pemain Bleed Esports Belum Dibayar Lebih dari 35 Ribu dolar AS (Rp550 Juta)

Taylor "Terdsta" Cheng mengklaim bahwa Bleed Esports belum membayar gajinya lebih dari 35 ribu dolar AS (sekitar Rp550 juta).

Terdsta bahkan menyebut, ia mengandalkan penghasilan dari streaming untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

"Tanpa streaming, saya tak akan bisa beli makanan untuk diri saya sendiri," ungkapnya di akun media sosial.

2. Gaji Bulanan di Bawah Standar Hidup Singapura

Terdsta meninggalkan Selandia Baru dan pindah ke Singapura setelah berusia 18 tahun dengan gaji bulanan kurang dari 700 dolar AS (sekitar Rp11 juta).

Padahal, biaya hidup di Singapura untuk satu orang tanpa sewa tempat tinggal diperkirakan mencapai 1.500 dolar AS (sekitar Rp23 juta) per bulan.

Baca Juga: Black Myth: Wukong Raup Laba Rp18 Triliun usai Terjual 20 Juta Kopi di PC dan PS5

Bleed Esports. (Sumber: Esports Net)

3. Divisi Rainbow Six Siege Jadi Andalan Bleed Esports

Divisi Tom Clancy's Rainbow Six Siege Bleed Esports dianggap sebagai tim paling sukses di tim esports tersebut.

Tim ini hanya kalah empat kali dari 38 laga sejak awal musim 2023 dan lolos ke dua turnamen internasional besar, yakni BLAST R6 Major dan Six Invitational 2024.

Secara total, tim ini berhasil menang sekitar 300 ribu dolar AS atau sekitar Rp4,7 miliar) dari hadiah turnamen.

4. CEO Bleed Esports Menghilang

Menurut Terdsta, masalah keterlambatan pembayaran bukan hal baru di organisasi ini.

Ia mengaku telah berulang kali menerima janji palsu dari manajemen Bleed Esports.

Setelah tim mereka gagal lolos ke turnamen di Montreal dan tim esports ini tereliminasi dari VCT, CEO Bleed Esports, Mervyn, diduga menghilang.

"Kami terus-menerus dihadapkan pada janji palsu oleh manajemen atas BLEED," ungkap Terdsta.

Baca Juga: 5 Fakta Terbaru Metaphor: ReFantazio Jadi Game Tersukses dalam Sejarah Atlus

Bleed Esports. (Sumber: Ulti Asia)

5. Nasib Tim di Six Invitational 2025 Belum Jelas

Meski peluang divisi Rainbow Six Siege Bleed Esports untuk lolos ke Six Invitational 2025 cukup besar, ada kekhawatiran mereka tidak akan diizinkan berkompetisi jika tidak memiliki manajemen yang bisa mendukung tim.

Kasus ini mengingatkan publik pada kasus serupa yang dialami MNM Gaming, di mana tim tersebut juga terlilit utang ke pemain dan stafnya.

Baca Juga: 5 Fakta Peretasan Game Freak yang Ungkap Bocoran Calon Game Pokemon

Itulah lima fakta mengejutkan terkait kasus dugaan keterlambatan pembayaran pemain di Bleed Esports.

Sampai saat ini, belum ada kejelasan lebih lanjut mengenai bagaimana tim tersebut akan menyelesaikan masalah ini.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI