Indogamers.com - Dunia game dihebohkan oleh keputusan pemerintah Kuwait yang memblokir rilis Call of Duty: Black Ops 6.
Keputusan ini datang hanya beberapa hari sebelum rilis global pada 25 Oktober 2024.
Sebagai salah satu game paling dinanti, banned tersebut menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan gamer.
Banyak pihak berspekulasi bahwa latar sejarah Black Ops 6 yang berhubungan dengan Perang Teluk jadi penyebab utama pemblokiran.
Biar lebih jelas, berikut kami sajikan lima fakta penting mengenai kasus ini, merujuk laporan IGN.
1. Pemblokiran Rilis
Pihak berwenang Kuwait telah melarang rilis Call of Duty: Black Ops 6 hanya beberapa hari sebelum peluncuran.
Juru bicara Activision menyatakan, "Call of Duty: Black Ops 6 belum disetujui untuk rilis di Kuwait. Saat ini, judul tersebut tidak akan tersedia untuk wilayah tersebut."
2. Pembatalan Preorder dan Pengembalian Dana
Sebagai dampak dari keputusan tersebut, semua pre-order game Black Ops 6 di Kuwait akan dibatalkan.
Dana dikembalikan, dan ada kompensasi buat gamer yang sudah ikut pre-order.
Baca Juga: Call of Duty: Black Ops 6 Diklaim Punya Ukuran File Terkecil, Berapakah Itu?
3. Latar Belakang Cerita
IGN menyebut, larangan rilis kemungkinan besar terkait dengan latar cerita dalam game yang berhubungan dengan Perang Teluk.
Black Ops 6 berlatar tahun 90-an di tengah Perang Teluk, dimulai ketika Irak menginvasi Kuwait pada 2 Agustus 1990.
4. Tokoh di Materi Promosi
Materi promosi untuk game Black Ops 6 menampilkan berbagai pemimpin dunia dari periode tersebut, termasuk Bill Clinton, Margaret Thatcher, George H. W. Bush, Colin Powell, dan Saddam Hussein.
Ini menambah konteks historis yang sensitif terhadap keputusan pemblokiran.
5. Dampak di Game Pass
Selain pemlokiran di Kuwait, Microsoft kini menyetop tawaran percobaan Call of Duty: Black Ops 6 di platform Game Pass seharga 1 dolar AS (Rp15.000) untuk 14 hari.
Langkah ini mirip dengan strategi saat peluncuran game Starfield tahun lalu.***