Indogamers.com - Tajikistan telah melarang game Counter-Strike dan Grand Theft Auto (GTA) karena mengandung kekerasan dan imoralitas.
Pada 30 Oktober 2024, Kementerian Dalam Negeri Tajikistan menyatakan, polisi di ibu kota Dushanbe akan merazia game center yang masih menjual game tersebut.
“Anak-anak muda dan remaja yang sering main game ini berada di bawah pengaruh negatif dan cenderung melakukan tindak kejahatan,” ungkap mereka, menukil laporan Sportskeeda, Senin (4/11/2024).
Unggahan resmi terkait larangan game GTA dan Counter-Strike dapat ditemukan di akun Instagram dan Telegram Departemen Kepolisian Dushanbe (@dushanbepolice).
Baca Juga: 5 Game yang Dilarang Rilis di Timur Tengah
Counter-Strike adalah game multiplayer tembak-tembakan di mana pemain dibagi menjadi tim teroris dan anti-teroris untuk menyelesaikan misi, seperti menjinakkan bom serta menyelamatkan sandera.
Sementara itu, di GTA, pemain menjelajahi kota, menyelesaikan misi dengan elemen kriminal sebagai bagian dari jalan cerita.
Baca Juga: Tak Cuma Call of Duty Black Ops 6, Ini 14 Game Kontroversial yang Dilarang di Sejumlah Negara
Pembatasan game di berbagai negara karena alasan kekerasan, konten eksplisit, atau sensitivitas politik bukan hal baru.
Pada Oktober 2024, Kuwait memblokir rilis game Call of Duty 6 karena latar game ini dianggap sensitivitas dari sisi politik.
Turki memblokir akses platform Roblox pada Agustus 2024 akibat khawatir akan kasus eksploitasi anak-anak.
Adapun GTA 3 pernah dilarang di Australia tak lama setelah rilis, dan hanya bisa rilis ulang selepas adanya perubahan konten.***