5 Fakta Penting di Balik Aksi Mogok Kerja Aktor Video Game di AS, Ada Apa Ini?

Serikat pekerja SAG-AFTRA di Amerika Serikat. (Sumber: LA Times)

Indogamers.com - Aksi mogok kerja aktor video game yang tergabung dalam serikat pekerja SAG-AFTRA di Amerika Serikat (AS) masih berlangsung dan telah dimulai sejak Juli 2024.

Dampaknya terasa di banyak game populer, seperti Destiny 2, League of Legends, dan Genshin Impact.

Para aktor suara dan motion capture ini menuntut perlindungan dari potensi penyalahgunaan artificial intelegence (AI).

Berikut lima fakta penting terkait mogok kerja tersebut, dirangkum dari laporan Polygon yang terbit pada 5 Februari 2025.

1. Berdampak pada Game Populer

Mogok kerja ini mempengaruhi beberapa judul besar, termasuk Destiny 2.

Dalam ekspansi The Final Shape, sejumlah karakter tidak memiliki suara karena pengisi suara mereka ikut mogok.

Bungie mengkonfirmasi bahwa ini akibat nego yang belum mencapai kesepakatan.

2. Lebih dari 2.500 Aktor Terlibat

Sekitar 2.500 aktor suara dan motion capture menolak bekerja hingga tercapai kontrak baru yang melindungi hak mereka.

Mereka ingin memastikan AI tidak dipakai untuk membuat replika suara atau gerakan mereka tanpa izin dan kompensasi.

Baca Juga: Industri Game Was-was Kebijakan Tarif Donald Trump, Bisa Hancurkan Bisnis Mereka

3. Tidak Semua Studio Terdampak

Beberapa studio, seperti Studio Wildcard (Ark), menandatangani perjanjian sementara dengan SAG-AFTRA untuk tetap lanjut produksi dengan perlindungan bagi aktor.

Sampai Oktober 2024, 49 perusahaan telah menandatangani perjanjian ini, mencakup lebih dari 120 game.

4. Perusahaan Besar Masih Bernegosiasi

Perusahaan seperti Activision Blizzard, Electronic Arts, Epic Games, dan WB Games belum menyepakati tuntutan aktor.

Bungie tak masuk dalam daftar perusahaan yang terkena mogok kerja, tetapi tetap terdampak karena menggunakan studio eksternal untuk pengisian suara.

Baca Juga: Serikat Artis TV dan Radio AS Mogok Garap League of Legends, Ada Apa?

5. AI Jadi Isu Utama dalam Negosiasi

SAG-AFTRA menuntut aturan ketat agar perusahaan tidak membuat replika digital dari aktor tanpa persetujuan.

Namun, perusahaan ingin mengecualikan rekaman lama dari perlindungan tersebut, sehingga mereka bisa menggunakan data lama untuk membuat replika digital tanpa izin.

Belum ada kepastian kapan mogok kerja tersebut akan berakhir.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI