Asal Muasal dari Genre Open-world: Dimulai Tahun 70an, Diakui Lewat GTA 3

null

Sebagai gamer, kalian pasti sudah pernah mendengar istilah "open-world" bukan? Sebenarnya apa sih open-world itu sendiri, dan bagaimana proses kelahiran salah satu genre paling terkenal namun juga kontroversial di video game ini?

IDGS, Selasa, 21 Juli 2020 - Ghost of Tsushima yang baru-baru ini dirilis eksklusif untuk PlayStation 4, memiliki genre open-world di mana pemain di beri kebebasan untuk menjelajahi pulau bertema Jepang abad ke-13 dengan panorama yang indah. Mengesampingkan faktor-faktor lainnya, kita tidak bisa memungkiri bahwa dunia open-world dalam Ghots of Tsushima memang mencengangkan,

Pada intinya, genre open-world menawarkan durasi hiburan yang begitu panjang dan hanya dibatasi oleh kebosanan gamer dalam memainkannya. Jika seorang gamer memang menikmati suatu game open-world, maka ia rela menghabiskan waktu ratusan jam memainkannya.

 

Ghost of Tsushima memungkinkan pemain untuk menjelajahi pulau yang merupakan render digital dari Jepang era feudal. (Sucker Punch Production/Sony Interactive Entertainment)

Namun tidak semua game yang menerapkan genre open-world meraih kesuksesan, bahkan ada yang menjadi tragedi. Seperti yang terjadi pada No Man's Sky dan Fallout: 76 yang berusaha menarik minat para gamer dengan janji akan dunia digital tanpa batas, namun praktiknya adalah game yang penuh bug dan masalah, serta terasa kosong dan mati.

Apa itu genre open-world?

Genre open-world didefiniskan lewat dua konsep, yakni non-linear dan map yang masif. non-linear artinya pemain kebebasan untuk memilih quest tanpa dikekang oleh developer, atau bahkan pilihan untuk tidak menjalankan quest sama sekali. Sedangkan konsep kedua lebih mudah di pahami, ukuran map yang masif sudah menjadi syarat mutlak bagi game open-world. Elder Scroll: Skyrim dan serial Grand Theft Auto merupakan contoh sukses dari game yang menerapkan genre open-world sejauh ini.

Awal mula genre open-world

Dua konsep utama yang kini mendefinisikan open-world datang dari dua "game" berbeda di tahun 1970an: Jet Rocket (1970) dan dnd (1975).

Jet Rocket merupakan game arcade keluaran SEGA yang menjadi pionir dari genre first-person flight simulator, lebih dari 10 tahun sebelum Microsoft meluncurkan Flight Simulator. Jet Rocket sendiri menawarkan pengalaman terbang dalam nuansa 3D bagi para gamer pada saat itu di mana mereka bebas menembak objek apapun yang mereka inginkan.

 

Jet Rocket merupakan game pertama yang mengizinkan pemain bereksplorasi secara bebas di dunia virtual 3D. (GiantBomb)

Dnd merupakan adaptasi digital pertama dari gameboard populer Dungeons & Dragons. Game ini tidak berlisensi, serta dikembangkan oleh dua mahasiswa dari Southern Illinois University dan dianggap sebagai video game pertama yang memiliki fitur non-linear, sama seperti versi orisinilnya sebagai gameboard.

Baik Jet Rocket maupun dnd menginspirasi para pengembang game lainnya. Jet Rocket menjadi inspirasi bagi game sandbox kendaraan tempur lainnya seperti Battlezone (1980) dan Hovertank 3D (1991). Sedangkan dnd menjadi fondasi dari beberapa video game fantasi yang berpengaruh seperti Adventure (1980) dan The Legend of Zelda (1986).

Judul-judul tersebut, sebaliknya, menjadi inspirasi dari lahirnya era MMO game (Massively Multiplayer Online), seperti Meridian 59 (1995) dan Ultima Online (1997).

Pada akhirnya, konsep non-linear dan free-roaming dalam dunia virtual yang luas disatukan oleh pengembang asal Inggris, Novagen Software lewat Mercenary (1985).

Mercenary memperoleh kritik positif pada zaman itu, sayangnya karena konsepnya masih baru, game cikal bakal dari genre open-world itu juga mendapat kritik negatif karena dianggap tidak memberi pengarahan yang jelas kepada para pemainnya.

Lalu judul-judul seperti Metal Max (1991) dan Shenmue (1999) mengikuti jejak Mercenary. Namun baru pada 2001 konsep free-roaming gameplay mulai terbentuk dan direalisasikan hingga menjadi genre yang kita kenal sekarang.

Kelahiran genre open-world yang sesungguhnya

Rockstar Games mengubah sejarah dunia video game dengan merilis Grand Theft Auto 3, video game yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Mengambil latar belakang kota virtual yang dirender dari kota New York, game ini dirilis pertama kali untuk PS2 dan langsung jadi booming di dunia video game.

 

GTA 3 mengubah segalanya dan mengukuhkan genre open-world di dunia video game. (Rockstar Games)

Review dari GTA 3 memuji sensasi tersesat di Liberty City, di mana pemain bebas melakukan apapun yang mereka mau tanpa dibebani quest atau misi. Sejak saat itu, serial GTA menjadi konotasi dari genre open-world itu sendiri hingga sekarang.

Genre open-world di zaman sekarang. 

Pada tahun 2010 ke atas, genre open-world meledak popularitasnya hingga memunculkan berbagai game masterclass seperti The Legend of Zelda: Breath of the Wild, GTA 5, dan kini Ghost of Tsushima. Namun banyak juga judul-judul game open-world yang menjadi tragedi.

Musuh utama dari genre open-world adalah bug, glitch, dan berbagai problema in-game lainnya yang muncul akibat pengembang game yang berusaha menciptakan dunia virtual yang terlalu luas. Para gamer juga mengkritik bahwa kebanyakan game open-world dibuat hanya asal luas saja, tanpa keunikan yang jelas nan menarik, salah satu contoh yang gagal adalah seperti No Man's Sky.

Pengembang asal Inggris, Hello Games, berkoar akan mengubah genre open-world untuk selamanya lewat fitur petualangan tanpa batas di mana para pemain dapat menjelajahi trilyunan planet yang diciptakan secara otomatis lewat algorithma. Ide yang menarik, sayang karena tercipta lewat algorithma otomatis, mayoritas planet-planet itu terasa hampa dan membosankan karena banyak kemiripan antar planet.

Game-game open-world yang akan datang seperti Cyberpunk 2077 dan Watch Dogs Legion diharapkan bisa merevolusi genre legendaris itu lebih luas lagi dengan menambahkan konsep kota-kota yang terdiri dari beberapa distrik penuh akan detail serta berbagai cara tak terhitung bagi pemain untuk memengaruhi jaolan cerita. Meski begitu para gamer sebaiknya jangan terlalu optimis, karena dengan semakin besarnya suatu dunia virtual, maka tingkat kesalahan penulisan program dan kemungkinan munculnya bug/glitch akan semakin meningkat pula.

Kita tunggu saja tanggal mainnya!

 

(Stefanus/IDGS)

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI