Serial Assassin's Creed Dilaporkan Sengaja Dikurangi Peran Karakter Wanitanya Karena Tekanan Atasan

null

Gosip tak sedap menimpa serial populer Assassin's Creed. Disebutkan bahwa orang-orang yang terlibat dalam pengembang serial itu ditekan untuk meminimalisir peran karakter wanita di dunia Assassin's Creed. 

IDGS, Rabu 7 Juli 2020 - Laporan dari Bloomberg menyebutkan bahwa edisi-edisi Assassin's Creed terakhir seharusnya menampilkan peran yang lebih besar bagi protagonis wanita.

Laporan tersebut merupakan buntut dari penyelidkan terkait pelecehan, kekerasan, serta perilaku toxic di dalam Ubisoft, perusahaan pengembang serial Assassin's Creed. Selain itu disebutkan bahwa budaya misogyny (kebencian terhadap wanita) dan "machismo" dalam Ubisoft berpengaruh terhadap pengembangan video game yang digarapnya.

Dari laporan Bloomberg, disebutkan bahwa Assassin's Creed syndicate pada awalnya memiliki fitur dua karakter utama, yakni kembar Jacob dan Evie Frye. Setelah adanya campur tangan dari jajarna eksekutif termasuk Serge Hascoet yang baru-baru ini mengundurkan diri dari Ubisoft, keseimbangan peran antara kedua saudara kembar beda kelamin itu lebih condong ke Jacob, sekitar 60%.

Pola ini berlanjut dalam Assassin's Creed Origins, di mana cerita aslinya adalah protagonis Bayek dibunuh pada awal game sebelum kemudian digantikan oleh istrinya, Aya. Pada saat rilis, semua itu dirubah sehingga peran Aya dikurangi dengan drastis, dan Bayek kembali menjadi protagonis utama.

 

Aya dan Bayek dalam Assassin's Creed Origins. (Ubisoft)

Hal yang sama terjadi pada Assassin's Creed Odyssey yang rilis setahun setehal Origins. Pada awalnya game ini hanya menampilkan Kassandra sebagai karakter utama. Namun Hascoet dan beberapa nama yang tak disebutkan dari departement marketing Ubisoft mengklaim bahwa game dengan karakter utama wanita tidak akan menjual, sehingga saudara Kassandra, Alexios, diikutsertakan sebagai alternatif karakter utama.

Serge Hascot sebelum mengundurkan diri, menjabat sebagai Chief Creation Officer Ubisoft dan dideskripsikan sebagai "tenaga kreatif" dari Ubi, sekaligus salah satu pegawai dengan pengaruh paling kuat di bawah CEO Yves Guillemot.

 

Kassandra dan Alexios dalam Odyssey. (Ubisoft)

Hascot bertanggung jawab memberi lampu hijau pada suatu video game yang dikembangkan dalam Ubisoft dan berkuasa untuk menentukan arah dari pengembangan game itu sesuai keinginannya. Sebelum mengundurkan diri, ia dituduh oleh koran Perancis Liberation sebagai orang toxic, misogyny, homophobia, "perilaku libido" (via Thomas Bidaux) dan bahkan membuat teler orang lain dengan memberi kue yang dicampur mariyuana tanpa sepengetahuan sasarannya.

Pengunduran diri Serge Hascot merupakan bagian dari operasi bersih-bersih Ubisoft setelah perusahaan pengembang video game itu mendapat tuduhan pelecehan seksual, kekerasan, hingga penyalahgunaan kekuasaan dalam lingkungan kerjanya dari berbagai pihak.

Andai saja Assassin's Creed Origins dan Odyssey digarap tanpa situasi seburuk itu, mungkin saja kedua judul itu akan menjadi game yang berbeda nan lebih epik lagi. Semoga Ubisoft belajar dari kesalahan kali ini.

 

(Stefanus/IDGS)

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI