Faruk "pita" Pita telah mengaku bahwa ia mengeksploitasi coaching/spectator bug pada tahun 2018 ketika ia masih menjadi pelatih kepala dari Ninjas in Pyjamas (NiP)
IDGS, Sabtu, 5 September 2020 - Pria berusia 29 tahun itu mengungkapkan perbuatan tak sportifnya tersebut lewat sebuah TwitLonger setelah beberapa pelatih-pelatih top eSports terkena sanksi.Kabar mengejutkan yang melatih para pelatih tersebut pada awalnya datang dari ESL yang "baru-baru ini meluncurkan penyilidikan atas eksploitasi spectator bug ini dalam kompetisi ESL dan DreamHack CS:GO," dan hasilnya beberapa pelatih top seperti Nicolai "HUNDEN" Petersen (Heroic), Ricardo "dead" Sinigaglia (MIBR), dan Aleksandr "zoneR" Bogatiryev kini telah menerima hukuman ban.
Menyusul sanksi ban dari ESL tersebut, organisasi Koalisi Integritas Esports (Esports Integrity Coalition) mengumumkan dimulainya penyelidikan menyeluruh atas kasus spectator bug di CS:GO. Langkah Pita mengakui perbuatan tak sportifnya itu ia lakukan sebelum penyelidikan mengarah kepadanya.
Dalam pengakuannya, Pita menjelaskan bahwa dirinya menggunakan spectator bug tersebut dalam ESL Pro League pada November 2018 Season 8 di mana NiP berhadapan melawan mousesports. Ia lalu mengaku meski sempat menggunakan bug itu dalam lima hingga enam ronde, dirinya kemudian merasa bersalah dan lantas menghubungi tim pengembang CS:GO lewat DM Twitter untuk memperingatkan mereka.
Eks pelatih Ninja in Pyjamas, Faruk "pita" Pita mengkui dirinya sempat menggunakan spectator bug dalam pertandingan resmi. (Foto: DreamHack)
Ia juga mengaku bahwa dirinya siap menerima hukuman apapun terkait perbuatannya menggunakan bug itu di pertandingan resmi.Pengakuan Pita ini hanyalah permulaan, karena penyelidikan dari Koalisi Integritas Esports belum menyelesaikan penyelidikan mereka. Diperkirakan masih akan ada beberapa pelatih lagi yang akan terkena hukuman.
(Stefanus/IDGS)