Apa yang Dibutuhkan Untuk Kemajuan Industri Gaming Indonesia Menurut Para Pakar di i360 on Gaming: Unleashing Indonesia's Potentials

null

Value dari video game telah bergeser dalam beberapa tahun terakhir ini, dari hanya sebatas sarana menghabiskan waktu hingga kini jadi salah satu industri paling pesat tumbuhnya di dunia. 

IDGS, Senin, 9 November 2020 - Dan meskipun menjadi salah satu market game terbesar, Indonesia masih harus mengejar ketertingalan dari China, Vietnam, dan Thailand dari segi pendapatan masuk. Seperti yang kita bahas sebelumnya, Indonesia hanya menikmati 0,4% dari USD 1,1 miliar (sekitar Rp 15,4 triliun) yang dihasilkan di market Indonesia pada 2018.

 

 

Untuk itulah Innovation Factory berusaha menggali potensi industri gaming Tanah Air lewat i360 on Gaming: Unleashing Indonesias Potentials, sebuah event webinar yang menggali lebih dalam lagi seluk beluk industri gaming serta menghadirkan berbagai pembicara top terkait bidang tersebut baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Berikut resume dari event tersebut:

Masih butuh dukungan pemerintah, terutama Infrastruktur dan jaringan internet

Jumlah investasi yang dikucurkan untuk industri gaming adalah faktor penting yang mendefinisikan pertumbuhan industri itu sendiri. Hartman, Co-Founder EVOS, menyatakan bahwa dari segi esports, ekosistem esports Indonesia telah tumbuh cukup baik belakangan ini setelah mendapatkan dukungan dari pemerintah dan dinyatakan sebagai salah satu industri yang memberikan impact positif.

Arief Widhiyasa, CEO dan Founder Agate, menyatakan bahwa untuk dapat berkompetisi dengan perusahaan-perusahaan gaming global, para developer dari Indonesia perlu menemukan identitas mereka terlebih dahulu dan membuat produk yang cocok dengan pasar. Yang perlu dilakukan adalah fokus langsung ke pasar global karena kita perlu memiliki goal yang besar untuk dapat melakukan usaha yang besar pula. Namun meski demikian, penting pula untuk melakukan penyesuaian dengan pasar lokal.

 

Ki-Ka: John Kim (COO of T1 Entertainment and Sports), Ohm Srukhosit (Activision Blizzard Entertainment), dan Hans Saleh (Head of Indonesia Garena). (Foto: Twitter /@wontons, i360 on Gaming)

Selain itu, Hans Saleh (Head of Garena Indonesia) melihat bahwa banyak game developer dari Indonesia telah bertumbuh dan siap secara kapabilitas untuk berkompetisi dengan developer global. Produk dan kapabilitas yang dimiliki Indonesia perlu ditingkatkan agar dapat mencapai hasil yang ditargetkan. Hal-hal inilah yang akan dapat mendukung industri ini untuk menemukan fokus.

Dalam hal dukungan pemerintah, Cipto Adiguno, Presiden Asosiasi Game Indonesia (AGI) melihat bahwa gaming industry masih memerlukan dukungan dari pemerintah untuk dapat tumbuh, terutama dalam hal penyediaan akses. Banyak developer yang masih tidak memiliki akses untuk menjual produk mereka ke pasar global. Pemerintah dalam hal ini dapat memberikan dukungan kepada developer game lokal untuk mempertunjukkan produk mereka dalam skala internasional.

Secara singkat, salah satu cara untuk mendukung ekosistem gaming di Indonesia perlu dimulai dari penyediaan infrastruktur gaming yang lebih memadai, budaya yang lebih baik, hardware yang lebih mumpuni, jaringan internet lebih cepat, sehingga semua elemen dalam industri gaming dari mulai developer, investor, publisher, hingga esports dapat bekerja bersama dan berkolaborasi dengan lebih baik dan mempersiapkan diri untuk masuk ke pasar game global.

Strategi Go Global

Untuk mendorong developer lokal untuk masuk ke pasar global, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mulai memperluas jaringan ke publisher game internasional. Publisher internasional memiliki akses pasar yang lebih luas sehingga ia adalah pihak yang paling potensial yang dapat membantu developer lokal memperluas jangkauan pasarnya. Namun sebelum bertemu dengan publisher, developer perlu melakukan research terlebih dahulu terutama terkait portfolio dan track record publisher tersebut.

Vladyslav Tsypljak, Co-Founder, and Community & Marketing Manager dari Another Indie, menyatakan bahwa developer lokal dapat pula mempekerjakan Public Relations Specialist atau Social Media Specialist yang dapat mendongkrak exposure untuk produk yang dibangun. Mengingat saat ini hampir semua komunikasi dilakukan secara online, melakukan aktivitas PR melalui media sosial akan sangat membantu developer untuk membuat produknya diketahui oleh pasar yang lebih luas, baik secara lokal maupun global. Membuat e-mail marketing juga dapat membantu, namun perlu dilakukan personalisasi agar tidak dilihat sebagai spam.

Developer lokal perlu untuk membuat game mereka menonjol di antara banyaknya game serupa agar mendapatkan perhatian dari pasar yang lebih luas.

Pendekatan eSports di masa pandemi COVID-19

Pandemi COVID-19 serta penerapan kebijakan lockdown di penjuru Bumi membuat orang-orang semakin banyak menghabiskan waktu bermain video game demi hiburan yang mudah dijangkau, sehingga otomatis memacu pertumbuhan industri gaming lebih tinggi lagi.

Meski begitu dampak negatif akibat pandemi COVID-19 juga dirasakan oleh industri gaming, terutama dari segi eSports di mana kompetisi maupun liga profesional terpaksa dilangsungkan scara online.

Kompetisi profesional yang biasanya mengandalkan kompetisi LAN/offline untuk menarik minat para penggemar video game dan eSports, kini harus berjuang tanpa salah satu sumber penarik minatnya itu. Otomatis hal ini juga berpengaruh ke industri gaming secara keseluruhan karena eSports layak dianggap sebagai salah satu kulminasi pencapaian suatu video game. Banyak sekali potensi-potensi pemasukan hilang karena berbagai kompetisi maupun liga eSports yang dibatalkan atau ditunda akibat pandemi, di mana yang agak beruntung masih mampu melanjutkannya secara online meski tetap saja tidak seoptimal kompetisi offline.

Ohm Srukhosit dari Activision Blizzard menyatakan bahwa dalam kondisi pandemik ini, para atlet perlu difasilitasi kelengkapannya saat mereka berlatih dan bertanding dari rumah. Hal ini termasuk untuk jaringan dan utilitas agar dapat bermain secara online, mereka akan mendapatkan set up masing-masing secara individual.

Activision Blizzard akan mengadakan turnamen dalam waktu dekat secara online melibatkan 19 kota. Bagi mereka, dengan perpindahan ke online ini banyak benefit yang bisa didapat karena para audiens ini dapat mengakses liga dari rumah. Hal ini tentunya bisa dimaksimalkan untuk meningkatkan engagement bagi esport di masa pandemi, dan perusahaan atau agensi yang terlibat tentunya punya strategi mereka sendiri untuk mengubah disrupsi ini menjadi peluang yang dapat dimonetisasi.

Esports sebagai platform marketing

Penonton eSports tahun 2019-2023 diprediksi akan mengalami peningkatan sebanyak 9% mengingat eSports telah menjadi salah satu hiburan masa depan bagi anak muda masa kini.

Dalam hal memanfaatkan eSports sebagai brand atau marketing strategy, Pop Mie sebagai salah satu brand paling terkenal di Indonesia saat ini telah menyesuaikan produk-produk mereka untuk menjadi lebih inovatif dan mengikuti trend anak muda dengan ikut berkecimpung di eSports. Mengingat banyak dari penonton eSports ini adalah segmen anak muda, Pop Mie telah banyak mensupport liga-liga eSports sebagai salah satu aktivitas marketing karena segmen pasarnya sesuai. Strategi ini telah memberikan mereka peningkatan yang signifikan beberapa tahun terakhir, sehingga Pop Mie masih akan melibatkan eSports sebagai bagian dari strategi marketing mereka.

Sementara itu, RRQ sebagai salah satu tim esport terbesar di Indonesia memanfaatkan strategi ini untuk mendapatkan dukungan dengan cara melibatkan perusahaan-perusahaan besar untuk melaksanakan strategi marketing mereka. Tidak hanya untuk mendapatkan support finansial, namun juga untuk mendapatkan pasar dan audiens yang lebih besar. Dalam hal COVID-19 yang menyebabkan lockdown, RRQ memindahkan event-event mereka dari offline ke online. Kondisi ini justru tidak terlalu berpengaruh karena engagement masih dapat dilakukan secara online.

Dalam hal bisnis, RRQ saat ini melakukan bootstrap untuk meningkatkan jumlah fans agar tetap bertumbuh. TikTok juga menjadi platform ideal bagi mereka untuk menambah luas audiens selama pandemi. Kondisi ini malah menguntungkan karena banyak orang yang berada di rumah dan hiburan satu-satunya hanyalah sosial media dan games.

Carikan dana untuk game buatanmu

Untuk menentukan waktu yang terbaik untuk mendapatkan funding, sebagai developer kita harus memahami bahwa publisher memperhatikan engagement yang baik, monetisasi dan convertion rate, sementara investor lebih fokus ke kejelasan rencana pertumbuhan dan penggunaan funding itu sendiri. Game developers perlu memahami faktor-faktor tersebut sebelum mencari pendanaan.

Selain itu, seperti dikatakan Rokimas Soeharyo (CEO & Co-Founder TouchTen Games), strategi praktikal untuk mendapatkan funding bagi games adalah perkenalan yang hangat, membangun rasa percaya, dan menjalani kesepakatan yang disetujui oleh kedua belah pihak dengan investor.

Para developer juga perlu untuk membuktikan adanya added value di dalam produk dan perusahaan mereka, yang dapat memberikan diferensiasi dibandingkan dengan kompetitor lainnya. Biarkan mereka mengetahui bahwa dengan bekerja dengan kita, mereka akan mengalami pertumbuhan yang pesat. Sementara dengan publisher, yang perlu diketahui adalah track record, key capabilities, dan progress. Unique value juga penting untuk memperlihatkan bahwa game kita memiliki unique selling point. Profit sharing dan IP Ownership penting bagi publisher sementara bagi investor yang penting adalah valuasi dan presentase kepemilikan perusahaan.

Terakhir, game developer perlu juga menginformasikan publisher atau investor seperti apa yang mereka cari agar dapat menjalani kerjasama dengan nilai-nilai yang cocok. Sangat penting bagi developer yang mencari investor atau publisher untuk memulai pembicaraan tentang bagaimana kerjasama akan berjalan dan bagaimana kedua pihak ini akan menciptakan nilai-nilai yang selaras.

Berinvestasi dalam Gaming

IndoGen Capital, sebuah venture capital yang juga melakukan investasi di game industry, membagikan kepada peserta bagaimana caranya mendeteksi perusahaan atau agensi esport yang baik, yaitu:

  1. Perusahaan eSports yang bagus dapat mengkapitalisasi tren-tren makro.
  2. Revenue yang dihasilkan berasal dari bisnis yang berpusat pada audiens/penggemar.
  3. Memiliki portofolio sponsor yang beragam.

Dalam berinvestasi di bidang eSports, perlu diperhatikan beberapa hal seperti berikut ini:

  1. Temukan founders yang mengerti mengenai pasar gaming di negara di mana mereka bermain.
  2. Cara retensi klien dan client charm metrics.
  3. Nilai aset tak berwujud, brand, dan komunitas.
  4. Fokus kepada engagement serta hubungan dengan penggemar.

Chandra Firmanto, Managing Partner Indogen Capital menyatakan bahwa melihat situasi saat ini, pandemi justru memberikan ruang untuk meledaknya industri esports. Kondisi ini memaksa orang untuk menjadi gamers, menggunakan gadget mereka untuk mencari hobi baru, sehingga dampaknya adalah adanya peningkatan pesat angka gamers dan fans esports.

Bagi IndoGen Capital, alasan mereka untuk investasi di dunia games adalah adalah karena mereka memperhatikan trend pasar. Mereka juga memiliki komunitas-komunitas besar yang dapat menarik engagement esports. Terakhir, esports itu tidak hanya tentang pemainnya, tapi selalu lebih dari itu!

Sedikit pendapat dari Indogamers

Indogamers tentunya berharap agar Indonesia bisa berubah dari sekadar konsumen, menjadi salah satu produsen di bidang industri game yang kuat di panggung dunia. Apabila kita dapat menciptakan serial video game yang populer di market global dan konsisten dalam hal kualitas, maka video game bisa menjadi salah satu ikon dari Indonesia bahkan membuat nama Indonesia jadi lebih dikenal di mancanegara.

Beberapa negara sudah menikmatinya. Sebut saja serial Final Fantasy atau Pokemon yang begitu lekat dengan Jepang, atau serial GTA meski dengan segala kontroversinya mengukuhkan nama Amerika Serikat sebagai salah satu pencipta game terbaik. Atau Korea Selatan yang terkenal dengan produksi game onlinenya yang merajai dunia seperti Blade & Soul, Lineage, dan masih banyak judul lainnya.

Indonesia sebenarnya sangat mampu mencapai level tersebut, hanya saja dibutuhkan keselarasan pemahaman, visi, dan misi dari semua pihak yang terlibat. Semoga suatu saat nanti industri game akan jadi salah satu pilar penopang Indonesia!

 

(Stefanus/IDGS)

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI