Beberapa hari lalu, pemain TNC Predator, Gabbi, menarik perhatian komunitas Dota 2 setelah berseteru dengan streamer wanita Hishiko di pertandingan pub. 
IDGS, Sabtu, 14 November 2020 - Gabbi sendiri akhirnya mendapat hukuman denda dari TNC Predator karena komentarnya yang bernada sexist. Pasca insiden tersebut, netizen kemudian membagikan beberapa tangkapan layar dari open dota yang menunjukkan bahwa Hishiko sendiri sering kali melontarkan kalimat-kalimat rasis dalam permainan pubnya, menunjukkan bahwa streamer asal Malaysia itu sendiri juga bermasalah dengan perkataannya.Sebagai respon atas chat log pubnya yang dipenuhi kalimat rasis, Hishiko menulis sebuah TwitLonger untuk menjelaskan masalah tersebut dari sudut pandangnya.
Membuka pernyataannya, Hishiko beralasan bahwa saat insiden dengan Gabbi, ia beradu argumen dengan salah satu pemain di tim mereka karena pemain yang tidak diketahui identitasnya itu terus mengejeknya di game pub sebelumnya. Hishiko mempermasalahkan kalimat Gabbi yang menyinggung gendernya, bukan karena Gabbi menyuruh mereka diam.
"Saya tidak bilang saya benar, adalah salah saya juga karena berperilaku picik dan terus melanjutkan adu ejekan dari satu game ke game berikutnya, dan saya minta maaf untuk itu," tulis Hishiko.
Hishiko, streamer wanita yang terlibak cekcok dengan Gabbi. .(Foto: Instagram/@hishikox)
Terkait tangkapan layar yang menunjukkan kalimat-kalimat rasisnya di dalam game, Hishiko beralasan bahwa ia selalu diejek dalam lima game berturut-turut. Sekalipun dia telah me-mute mereka, mereka berganti akun lalu bertemu Hishiko lagi dan mengejeknya lagi (menurut Hishiko mereka joki untuk mem-boosting akun orang). Tak hanya serangan personal, mereka juga melontarkan ejekan-ejekan seksual terhadap dirinya, membuat Hishiko hilang kesabaran dan membalas menurut Hishiko.Hishiko lalu menyertakan beberapa chat log.
Ia juga menyertakan sebuah chat log lama di mana musuhnya melontarkan kalimat-kalimat rasis dan sexist kepada Hishiko dan teman-temannya sehingga ia membalas.
Baca dari kiri ke kanan, Hishiko menggunakan Monkey King. 
Yang terakhir, ia meminta agar orang-orang juga mau melihat dari sudut pandangnya juga karena ia beralasan dirinya tidak memulai semua rentetan perang rasis dan sexist tersebut. Ia juga berkata akan lebih bijaksana menggunakan tombol mute dan perkataannya di dalam game.Akhir kata
Dari TwitLongernya, Hishiko berharap untuk mengangkat kembali kesadaran komunitas Dota 2 akan isu rasisme dan perilaku toxic di dalam game.Memang frustasi apa kalah dalam Dota 2, terutama ketika bermain dengan orang asing. Frustasi selalu terjadi dan hal itu wajar, namun setiap pemain harus bisa membedakan frustasi dengan perilaku toxic. Mengkritik seseorang itu boleh-boleh saja, namun tidak perlu mengomentari terkait gender dan ras, atau hal-hal lainnya seperti agama hingga profesi di dunia nyata karena semua itu hanya akan berujung ke perilaku toxic.
Baik Gabbi maupun Hishiko sama-sama merupakan figur dalam komunitas Dota 2 yang satu adalah streamer, yang satunya lagi pemain profesional. Mereka harus sadar bahwa perilaku, perkataan, dan aksi mereka seharusnya bisa lebih baik lagi karena jadi cerminan bagi komunitas.
(Stefanus/IDGS)