Nintendo Switch Raksasa Didonasikan Ke Rumah Sakit Anak

Michael Pick menjelaskan cara kerja Switch raksasa.

INDOGAMERS.ID Dirilis secara global pada 3 Maret 2017, Nintendo Switch berhasil menuai kesuksesan sebagai portable video game console dan telah mencapai penjualan lebih dari 79 juta unit di seluruh dunia per Desember 2020.

Michael Pick, seorang insinyur perangkat lunak (software) luar angkasa yang juga Youtuber mengatakan di kanal Youtubenya bahwa ia menyukai Nintendo Switch karena kecil dan portabel. Namun menurutnya hal itu juga masalah karena membuat Switch mudah hilang. Alasan itulah yang membuat Pick merakit Nintendo Switch raksasa.

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=fZPHz4oeS54[/embedyt]

Nintendo Switch buatan Michael Pick berukuran 70 x 30 inchi dengan berat sekitar 29,48 kg serta layar beresolusi 4K. Ukuran tersebut diklaim Pick lebih besar 650% lebih besar daripada Nintendo Switch beredar di pasaran. Lalu apakah Switch rakasasa itu bisa digunakan? Bisa! Semua tombol juga bisa berfungsi.

Bagaimana Pick membuat Nintendo Switch raksasa buatannya berfungsi? Di bagian dalam joycon berisi joycon asli Switch dengan mounting khusus. Dikontrol menggunakan arduino, servo motor digunakan untuk mengaktifkan tombol joycon asli Switch saat tombol Nintendo Switch raksasa dipencet. Joycon Switch raksasa sendiri dibuat dengan 3D print.

Michael Pick menjelaskan cara kerja Switch raksasa.

Selain joycon asli, Nintendo Switch juga diletakkan di dalam Nintendo Switch rakasasa. Nintendo Switch dipasangkan dalam dock untuk kemudian menghubungkannya dengan layar 4K di Nintendo Switch raksasa buatan Pick. Tombol terlalu jauh? Tenang saja. Switch rakasasa tersebut bisa difungsikan juga dengan Nintendo Switch Pro Controler.

Michael Pick memperlihatkan semua tombol berfungsi.

Entah Pick bercanda atau tidak saat mengatakan permasalahan Switch adalah mudah hilang, ia menjelaskan untuk apa Nintendo Switch raksasa dibuat. Di akhir video, Pick mengatakan ia membuatnya untuk didonasikan kepada St. Jude Childerns Research Hospital. Rumah sakit tersebut bergerak secara non-profit dengan fokus menangani penyakit katastropik pada anak, terutama leukemia dan kanker lain secara gratis.

(IDGS/ deJeer)

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI