IDGS, Selasa 28 Mei 2019 - Game dianggap sebagai media hiburan yang mengasyikan karena dengan bermain game kita bisa bersosialisasi, mencari teman, dan bercengkraman dengan teman dalam bermain game.
Namun game bisa menjadi pedang bermata dua, hal ini bisa juga dianggap menjadi polemik karena adanya gejala kecanduan, hingga aksi kriminal yang dilandasi oleh keberadaan bermain game, membuat berbagai munculnya perdebatan tersendiri.
Organisasi kesehatan terbesar sekelas WHO nampak ingin menaruh suatu perhatian khusus terhadap fenomena kecanduan bermain video game. Mereka berencana untuk mengklarifikasi aktivitas negatif "kecaduan" bermain game, sebagai salah satu wujud lain dari penyakit mental. Sikap WHO ini telah serius mereka ambil dengan menyetujui dan menetapkan wacana yang sudah diungkapnya sejak tahun 2018 silam.
Pada pertemuan World Health Assembly ke-72 di Geneva, pihak WHO bahwa ada gejala kecanduan bermain game dalam suatu draft ICD ( International Classification of Disease). Penetapan gejala kecanduan game sebagai bentuk penyakit baru ini dikabarkan akan resmi berlaku pada tanggal 1 Januari 2022 mendatang.
Definisi yang dikeluarkan WHO antara lain :
1. Tidak memiliki kemampuan untuk mengontrol intensitas atau frekuensi dalam bermain game.
2. Lebih memprioritaskan aktivitas gaming ketimbang melakukan kegiatan-kegiatan nyata lain yang wajib individu lakukan.
3. Tetap bermain game secara terus menerus meski aktivitas tersebut telah berdampak negatif pada segala aspek kehidupan individu di lingkungan sosial, keluarga, akademi, pekerjaan dan sebagainya.
Dari definisi tersebut, tentu timbul beragam pro kontra. Para pelaku yang sudah berkecimpung di dunia Industri game tentu menyatakan terang-terangan ketidaksetujuan.
Pelaku industri game meminta WHO untuk meninjau ulang keputusannya itu. Keberadaan "Gaming Disorder" atau gangguan penyakit mental akibat bermain game, menjadi anggapan WHO perlu dasar bukti yang kuat untuk klasifikasi penyakit metal bermain game.
Meskipun begitu, sebagian ada yang berpendapata bahwa apa yang sudah WHO klasifikasikan disini bisa menjadi cukup bukti membantu bagi para dokter dan terapis. Karena bagaimana pun juga, kehidupan seseoran yang bisa terenggut oleh bermain game dibilang memang ada. Dan harapan bila mereka bisa sesegera mungkin mengetahui bentuk metode penyembuhan yang tepat, demi mematahkan pemicu awal dari sumber kecanduan game.
Artikel salinan berada di Indogamers.com.(OAA/IDGS)