Indogamers.com - Kamu pernah main game yang menurutmu keren banget, tapi pas cari infonya, ternyata game itu dianggap flop alias gagal di pasaran? Rasanya aneh, kan? Kok bisa game sekeren itu malah gak laku? Faktanya, dunia game memang gak selalu adil. Banyak banget judul keren yang harus tumbang karena hal-hal di luar kendali developer.
Entah karena salah waktu rilis, promosi yang kurang maksimal, atau cuma karena dibanding-bandingin sama game yang udah terkenal duluan, game-game ini gak dapat perhatian yang mereka layak dapat. Padahal secara kualitas, mereka gak kalah dari game AAA lainnya.
Nah, di artikel ini, kita bahas 7 game yang secara teknis dan visual luar biasa, tapi tetap gagal secara komersial. Beberapa di antaranya bahkan bisa dibilang hidden gem yang pantas dapat kesempatan kedua.
Baca Juga: MSI Cubi 5 12M: Desktop Mini Ringkas dengan Performa Bertenaga dan Pilihan Prosesor Intel Gen 12
1. The Order: 1886 – Keren, Tapi Kependekan
Secara visual, ini salah satu game PS4 paling memukau. Berlatar di London era Victoria dengan sentuhan steampunk dan monster seperti werewolf, The Order: 1886 berhasil menciptakan dunia yang sangat sinematik. Sayangnya, banyak orang kecewa karena durasinya hanya sekitar 6 jam. Padahal di balik durasi itu, ada kualitas grafis dan detail yang luar biasa.
Karena ekspektasi yang tinggi dan harga jual yang dianggap gak sebanding dengan durasi, game ini hanya laku 1 juta kopi, jauh dari target 4-5 juta. Gagal total untuk ukuran game dengan budget sampai 70 juta dolar.
2. Atomic Heart – Bioshock Ala Soviet yang Kacau di Launching
Secara konsep, game ini luar biasa unik. Dunia alternatif Soviet, robot aneh, kekuatan super, dan atmosfer penuh neon ala pesta techno bercampur eksperimen sains. Tapi semua keunikan itu tenggelam karena bug, dialog yang aneh, dan isu politik yang bikin sebagian pemain enggan mencoba.
Baca Juga: 5 RPG SNES yang Wajib Kamu Tahu Kalau Ngaku Gamer Sejati
Gameplay-nya sebenarnya seru dan penuh variasi, dari tembak-tembakan sampai upgrade kekuatan lewat vending machine yang nyentrik. Tapi karena performa kurang stabil dan ulasan yang campur aduk, penjualannya pun di bawah ekspektasi. Dari target 5 juta unit, hanya tembus sekitar 2 juta.
3. Mad Max – Salah Waktu, Salah Teman
Mad Max sebenarnya game yang solid. Kombinasi pertarungan tangan kosong dan pertempuran mobil benar-benar memacu adrenalin. Masalahnya, game ini rilis bersamaan dengan The Witcher 3, Fallout 4, dan Metal Gear Solid V. Sulit bersaing di tahun yang penuh raksasa.
Walau kualitasnya oke, penjualan awal cuma 1,8 juta kopi dari target 4 juta. Akhirnya, rencana untuk DLC dan sekuel dibatalkan karena gak menutup biaya produksi.
Baca Juga: Tips Optimalkan POCO X7 Pro untuk Gaming agar Lebih Responsif dan Awet
4. Bulletstorm – Keren Tapi Terlalu Nyeleneh Buat Zamannya
Bulletstorm punya gameplay yang memberi poin jika kamu membunuh musuh dengan cara brutal dan kreatif. Bisa menendang musuh ke kaktus, menjebaknya dengan listrik, atau mengangkatnya dengan cambuk energi. Tapi saat dirilis, pasar lebih menyukai game perang serius seperti Call of Duty.
Dengan budget 30 juta dolar dan target 2 juta unit, game ini hanya laku 1 juta di tahun pertama. Meskipun gameplay-nya solid, pemasaran yang kurang tepat membuatnya gagal bersinar.
5. Days Gone – Game Zombie yang Terlambat Dihargai
Saat rilis, banyak yang bilang game ini terlalu generik, penuh bug, dan durasinya kepanjangan. Tapi setelah di-patch dan dirilis di PC, Days Gone justru punya basis penggemar yang loyal dan akhirnya terjual lebih dari 9 juta kopi. Sayangnya, di awal peluncuran, penjualannya gak cukup cepat untuk meyakinkan Sony bahwa game ini layak mendapat sekuel.
Baca Juga: Sinopsis Pamali: Tumbal, Film Horor dari Game ke Layar Lebar, Siap Bikin Kamu Merinding di Bioskop!
Padahal game ini punya banyak elemen menarik: motor sebagai alat bertahan hidup, zombie hordes yang brutal, dan dunia terbuka yang hidup. Tapi terlambat disukai.
6. Vanquish – Game Mecha Super Cepat yang Gak Dikenal
Bayangkan Gears of War tapi kamu bisa seluncur di lutut pakai jet. Vanquish penuh aksi cepat dan sistem slow motion yang bikin setiap tembakan terasa keren. Tapi meski dikembangkan oleh Platinum Games (pembuat Bayonetta), penjualannya jeblok saat rilis.
Kurang dari 200 ribu kopi terjual di awal peluncuran. Target 1 juta unit pun gagal tercapai. Padahal gameplay-nya sangat adiktif dan unik.
Baca Juga: 7 Game Pixel Art RPG Action Paling Seru 2025 untuk Mobile Android dan iOS
7. Sleeping Dogs – GTA Rasa Hong Kong yang Terlupakan
Game ini awalnya bernama True Crime: Hong Kong dan sempat dibatalkan, lalu dihidupkan kembali jadi Sleeping Dogs. Menggabungkan pertarungan kungfu, aksi tembak-menembak, dan cerita bergaya film Hong Kong, game ini terasa segar dan berbeda. Bahkan ada fitur karaoke dan balapan liar.
Dengan biaya produksi sekitar 65 juta dolar dan target 5-6 juta kopi, penjualannya cuma 2 juta. Banyak yang baru menyadari keistimewaan game ini setelah versi Definitive Edition dirilis.
Gagal di pasaran bukan berarti game-nya jelek. Kadang, waktu rilis yang salah, promosi yang kurang maksimal, atau ekspektasi yang kelewat tinggi justru jadi alasan utama kegagalan. Tapi buat gamer yang pernah mencobanya, banyak dari game-game ini justru menjadi favorit pribadi.
Kalau kamu suka eksplorasi dan mencari pengalaman berbeda, beberapa judul di atas masih sangat layak untuk dicoba, bahkan sekarang. Siapa tahu kamu justru jatuh cinta dan jadi bagian dari komunitas kecil yang tahu betapa kerennya game tersebut.
Dari 7 game tadi, mana yang sudah pernah kamu mainkan? Atau malah baru tahu dan jadi penasaran buat coba?
Dunia game itu luas, dan kadang keindahannya tersembunyi di balik judul-judul yang tidak populer.***