Padahal Bagus Banget! Inilah 10 Game AAA Paling Mengejutkan yang Justru Malah Gagal di Pasaran di Tahun 2020-2025!

Padahal Bagus Banget! Inilah 10 Game AAA Paling Mengejutkan yang Justru Malah Gagal di Pasaran di Tahun 2020-2025!(FOTO: MojoPlays)

Indogamers.com - Halo Gamers sejati! Saya harus akui, terkadang dunia game itu penuh kejutan, bahkan untuk game-game AAA yang seharusnya sukses besar. Kita akan membahas topik yang agak "pedih" hari ini: 10 game yang rilis antara tahun 2020 hingga 2025, yang, di atas kertas, terlihat unstoppable, tapi ternyata malah jadi bom finansial yang mengejutkan!

Game-game ini ada yang flop karena eksklusivitas, ada yang karena gameplay yang diulang-ulang, dan ada juga yang karena developer-nya punya ekspektasi penjualan yang terlalu tinggi .

Yuk, kita bedah satu per satu 10 game yang nasibnya bikin kita garuk-garuk kepala, dikutip dari channel YouTube Mojo Plays dalam video "The 10 Most SURPRISING Video Game Bombs of the Decade (2020-25)".

Berikut adalah daftar 10 game yang dianggap sebagai kegagalan komersial paling mengejutkan dalam periode 2020 hingga 2025:

1. Evil Dead: The Game

Game horror asimetris ini sempat groovy banget di awal dengan penjualan setengah juta kopi, tapi sayangnya langsung "kehabisan bensin." Studio menghentikan semua konten baru dan membatalkan versi Switch setahun setelah rilis. Terbukti, pesta horror yang seru di akhir pekan pertama tidak menjamin umur panjang game.

2. Suicide Squad: Kill the Justice League

Di atas kertas, ini adalah kombinasi padu: Rocksteady Studios kembali dengan game DC baru, dan ada mode co-op! Namun, game ini gagal total karena gameplay yang terasa repetitif, desain misi yang membosankan, dan plot yang tidak disukai penggemar (terutama cara mereka memperlakukan Justice League). Ternyata, pemain lebih suka gaya bertarung Batman daripada kejar-kejaran loot ala Captain Boomerang.

3. Final Fantasy XVI

Meskipun sukses menjual dan mengirimkan 3 juta unit di minggu pertama (hanya di PS5!), Square Enix justru mengatakan bahwa keuntungannya tidak memenuhi ekspektasi. Angka yang fantastis bagi banyak perusahaan, tapi tidak bagi Square Enix. Pelajaran yang diambil: Audiens PS5 saja tidak cukup besar untuk target finansial Square Enix yang terlalu ambisius.

4. Marvel's Midnight Suns

Game taktis RPG ini menerima banyak pujian dari kritikus (review tinggi!), dengan sistem pertarungan kartu yang adiktif dan seru. Sayangnya, penjualan di masa-masa awal sangat mengecewakan. Midnight Suns adalah kisah superhero langka di mana para pahlawan menang di Metacritic (situs review), tapi kalah di laporan keuangan.

5. MultiVersus

Game crossover yang menampilkan Batman dan Bugs Bunny ini punya awal yang luar biasa! Versi Open Beta pada tahun 2022 sukses menarik lebih dari 10 juta pemain. Namun, saat dirilis penuh pada 2024, game ini gagal. Tim terlalu banyak mengubah mekanisme dan menambahkan microtransaction, membuat penggemar awal menjauh. Warner Bros. akhirnya mengumumkan bahwa Season 5 akan menjadi update terakhir.

6. Ghostwire: Tokyo

Game yang memadukan aksi tembak-menembak orang pertama dengan elemen supranatural Yo-kai ini gagal menjadi franchise besar. Meskipun visual dan desain suaranya kelas atas, game ini terseret ke bawah karena memiliki dunia terbuka (open world) yang hambar dan struktur misi yang membosankan. Akhirnya, studio pengembang, Tango Gameworks, malah ditutup.

7. Prince of Persia: The Lost Crown

Game Metroidvania ini dicintai oleh kritikus dan penggemar karena platforming yang gesit dan pertarungan bos yang seru. Namun, respons awal yang "sunyi" membuat Ubisoft segera membubarkan tim intinya setelah peluncuran. Padahal, seiring waktu, game ini justru mendapat banyak pemain baru dan dipandang sebagai salah satu judul paling terhormat dari Ubisoft.

8. Ghostrunner 2

Sekuel ini punya aksi samurai siber yang lebih bersih dan cepat, tapi gagal menyamai hype game pertamanya. Jumlah pemain yang aktif di Steam hanya sebagian kecil dari Ghostrunner 1. Meskipun biaya produksi cepat balik modal, perusahaan induk melihat pendapatan keseluruhannya lemah dan memutuskan untuk memotong staf. Perubahan dari desain linear (yang tight) di game pertama dianggap merusak flow permainan.

9. Final Fantasy VII Rebirth

Game ini hampir sempurna secara kualitas: dari set pieces yang epik, minigames, hingga konten ratusan jam. Tapi lagi-lagi, Square Enix punya ekspektasi penjualan yang terlalu tinggi. Eksklusivitas PS5 dianggap mempersempit target audiens, memaksa Square Enix untuk mengumumkan bahwa game AAA mereka di masa depan harus dirilis di lebih banyak platform sejak awal.

10. Marvel's Guardians of the Galaxy

Petualangan single-player dari Eidos Montreal ini punya penulisan yang tajam, pertarungan yang kuat, dan soundtrack keren. Sayangnya, penjualannya di awal mengecewakan (lagi-lagi menurut standar tinggi Square Enix). Masalah utamanya adalah waktu rilis yang buruk (di tengah masa redup MCU) dan promosi yang gagal menunjukkan betapa kerennya gameplay yang ditawarkan.

Kesimpulan

Daftar ini adalah pengingat yang menyakitkan bahwa kualitas gameplay dan review yang bagus tidak selalu menjamin kesuksesan finansial. Beberapa game gagal karena konsep layanan langsung (live service) mereka yang cepat mati (seperti Evil Dead dan Suicide Squad), sementara yang lain, terutama dari Square Enix, terpuruk karena eksklusivitas atau ekspektasi penjualan yang tidak realistis.

Intinya, membuat game yang bagus itu sulit, tapi membuatnya sukses di pasar, ternyata jauh lebih sulit!***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI