87 Persen Gim Klasik Pernah Rilis di Amerika Serikat Hilang Dari Pasar

INDOGAMERS.ID Video Game History Foundation bekerja sama dengan Software Preservation Network lakukan penelitian mengenai ketersediaan gim klasik di pasar. Mereka menemukan bahwa 87 persen gim pernah dirilis di Amerika Serikat tak lagi dipasarkan.

Jika berbicara mengenai gim yang rilis di Amerika Serikat, bisa dikatakan gim tersebut rilisan NA alias region Amerika Utara telah memiliki teks maupun dub bahasa Inggris.

Batasan Gim Dikatakan Klasik

Dalam penelitian dilakukan, batasan gim dikatakan klasik adalah gim yang rilis sebelum tahun 2010. Kenapa 2010? Karena kurang lebih, di tahun itulah distribusi gim secara digital mulai umum dilakukan menurut penelitian.

Video Game History Foundation dan Software Preservation mengambil daftar judul acak dari 1.500 gim via MobyGames yang mereka deskripsikan sebagai database video gim yang sangat besar.

Kenapa Penelitian Ini Dilakukan?

Komunitas Retrogaming mengetahui bahwa kebanyakan gim tak lagi tersedia di pasar. Siapapun yang ingin meneliti gim lawas ada kemungkinan dihadapkan pada situasi di mana mereka tidak bisa mendapatkan gim mereka teliti (secara legal).

Mungkin hal ini terlihat bukan sebagai masalah besar. Namun Video Game History Foundation menyatakan ini memiliki implikasi besar untuk pelestarian gim dan reformasi hak cipta. Sejak 2012, perpustakaan, museum, dan pengarsipan di Amerika Serikat telah mengajukan petisi kepada Badan Hak Cipta untuk upaya pembebasan baru yang membuat mereka lebih mudah melestarikan gim dan membuat gim tersebut tersedia untuk peneliti.

Ke Mana Hilangnya Gim Tersebut?

Hilangnya gim dari pasar di antaranya karena;

Masalah Teknis

Merilis ulang sebuah gim di platform baru tidaklah mudah, tak bisa diproses secara otomatis. Sebuah gim didesain untuk patform spesifik dengan sistem arsitektur, persyaratan software, dan fitur hardware yang unik yang membuat gim tersebut tidak bisa begitu saja kompatibel dengan platform lain.

Masalah Lisensi

Masalah hak yang kompleks dan kesepakatan lisensi untuk gim dan konten di dalamnya juga dapat mencegah sebuah gim untuk dirilis ulang. Terlebih lagi untuk gim yang rilis sebelum ada gagasan mengenai perilisan ulang sebuah gim.

Contohnya saja gim arcade X-Men tahun 1992 oleh Konami. Gim tersebut tidak dirilis ulang hingga 2010 karena persoalan kesepakatan lisensi dengan Marvel. Begitu pula dengan Alpha Protocol yang dirilis Sega. Meski memiliki hak atas gim, mereka tidak lagi memiliki hak atas lisensi musik (yang telah berakhir lisensinya) dalam gim. Sehingga Sega menarik Alpha Protocol dari pasar.

Masalah Kepemilikan

Hak kepemilikan sebuah gim bisa terbagi kepada beberapa pihak. Hal tersebut bisa menjadi sebuah kendala untuk perilisan ulang sebuah gim. Sebagai contohnya adalah The Operative: No One Lives Forever (NOLF). Peraih Action Game of the Year (Computer Games Magazine, Computer Gaming World, dan PC Gamer) di tahun 2001 tersebut tidak bisa rilis ulang karena permasalahan ini.

Hak kepemilikan gim NOLF belum menemui pencerahan hingga sekarang. Setidaknya ada 3 nama besar dalam kepemilikan IP; 20th Century Fox (yang memiliki Fox Interactive ketika NOLF dirilis), Activision (yang mengakuisisi Fox Interactive), dan Warner Bros. (yang mengakuisisi Monolith).

Permasalahan Ketersediaan Digital

Dalam teorinya, distribusi digital bisa membuat lebih banyak gim tetap ada di pasar tanpa mengeluarkan biaya produksi fisik. Namun tidak ada yang menjamin bahwa gim yang telah melakukan distribusi digital akan selalu tersedia untuk dibeli.

Delisted Games mencatat setidaknya ada sekitar 1.800 gim yang ditarik dari pasar digital hingga April 2023, termasuk hampir 700 gim yang tak lagi tersedia secara permanen. Ditambah lagi jika ada penutupan toko digital tempat gim tersebut dirilis. Contohnya saja marketplace Xbox 360 Indie Games, Google Stadia, dan PSP Store.

Kan Masih Bisa Main Gim Bajakan

Ya benar. Gamers bisa memainkan gim bajakan dari gim yang tak lagi dipasarkan. Terlebih lagi pasar komersial dan peneliti memiliki kepentingan mereka masing-masing. Penelitian ini mengatakan bahwa pasar komersial tidak sejalan dengan peneliti.

Saya berharap penelitian ini menyadarkan orang-orang. Selama bertahun-tahun, kami telah mengetahui bahwa ketersediaan gim klasik secara legal dan aman semakin di ujung tanduk. Namun tidak ada yang pernah menyatakan jumlahnya. Hasilnya lebih buruk dari kemungkinan media lainnya (misal musik atau film), ungkap Co-Director Video gme History Foundation, Frank Cifaldi.

Terlepas dari kepentingan peneliti, pasar komersial, dan kendalanya, perilisan ulang sebuah gim memang sedang menjadi tren. Antara hanya sebatas nuansa nostalgia, atau memang gim tersebut memang layak untuk dirilis ulang ke dalam platform lebih modern.

Terlebih lagi jika berbicara mengenai distribusi digital. Di era ini, gamers lebih dimudahkan untuk membeli gim secara digital. Jika menyinggung soal harga, berbagai diskon di berbagai marketplace gim sering kali diadakan. Namun memang kembali lagi, tidak semua gim pernah dirilis, bisa dimainkan kembali oleh semua orang secara legal di era lebih modern.


(IDGS/deJeer)

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI