Indogamers.com - Michael Douse, direktur penerbitan di Larian Studios, pengembang Baldur’s Gate 3, menyatakan bahwa penjualan yang mengecewakan dari game Prince of Persia: The Lost Crown tidak sepenuhnya disebabkan oleh tim pengembang.
Akan tetapi, hal itu terjadi karena keputusan manajemen Ubisoft yang dinilai salah strategi. Dalam cuitannya di platform X, Douse mengkritik langkah Ubisoft yang meluncurkan versi PC dari game ini hanya di Epic Games Store dan Ubisoft Store, sementara mengabaikan platform populer Steam hingga tujuh bulan setelahnya.
Menurut Douse, keputusan ini berpengaruh besar pada penjualan The Lost Crown karena basis pemain di Epic Games Store dan Ubisoft Store saat itu lebih rendah dibandingkan Steam.
Baca Juga: Jangan Kaget, Ini Dia Tim Yang Paling Sering Juara MPL ID dan Runner-up
Ia menjelaskan bahwa game terkenal terakhir di Ubisoft Store adalah Far Cry 6 yang rilis pada 2021, sementara game-game besar seperti The Crew, Mirage, dan Avatar yang dirilis pada 2023 pun tidak berhasil menarik basis pemain yang signifikan.
“Jika dirilis di Steam, Prince of Persia: The Lost Crown tidak hanya akan sukses di pasaran, tapi kemungkinan besar akan menghasilkan sekuel karena tim pengembangnya yang kuat,” ungkap Douse disadur dari VGC pada Senin, 28 Oktober 2024.
Kritik terhadap strategi Ubisoft
Douse juga menyoroti bahwa Prince of Persia: The Lost Crown sebenarnya mendapat respon positif secara kritis, dengan skor Metacritic mencapai 85-87 tergantung platform.
Baca Juga: Dewa United Esports Buka Lowongan Kerja Berbagai Posisi, Ini Syarat dan Cara Mendaftarnya
Dengan skor yang tinggi, Douse berpendapat bahwa game ini seharusnya dapat menarik penjualan lebih baik jika dirilis di Steam pada hari peluncuran.
“Hal tersulit adalah membuat game berusia 85+ – jauh lebih mudah untuk merilisnya. Hal ini tidak seharusnya dilakukan sebagaimana adanya,” tulisnya.
Namun, keputusan Ubisoft untuk menunda peluncuran di Steam berdampak langsung pada angka penjualan, yang pada akhirnya membatasi peluang game ini untuk berkembang dan menambah sekuel.
Keputusan Ubisoft untuk membatasi jangkauan peluncuran game di platform populer tampaknya menimbulkan kritik dari komunitas pengembang, serta mempengaruhi nasib waralaba Prince of Persia yang berusaha dihidupkan kembali.***