Indogamers.com - Tahun 2024 menjadi masa yang sulit bagi industri game, dan Warner Bros. Games adalah salah satu perusahaan besar yang merasakan dampak negatifnya.
Mengandalkan dua game yang diharapkan menjadi hit besar, WB Games justru harus menerima kenyataan pahit: kerugian sebesar 300 juta dollar atau sekitar Rp4,7 T dari kedua game tersebut.
Hal ini menimbulkan pertanyaan besar tentang strategi mereka dalam pengembangan game layanan langsung yang ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi pasar.
Baca Juga: Nintendo Umumkan Jadi Pemilik Domain Ryujinx, Komunitas Emulasi Kian Terpukul
Dalam laporan keuangan terbaru, David Zaslav, CEO Warner Bros. Discovery, mengungkapkan bahwa Multiversus, sebuah game pertarungan yang menghadirkan karakter populer dari berbagai franchise Warner Bros., mengalami performa yang buruk sejak diluncurkan.
Disadur dari Gameranx pada Rabu, 13 November 2024, proyek ambisius ini mencatatkan kerugian sebesar 100 juta dollar, jauh dari harapan awal perusahaan.
Selain itu, Suicide Squad: Kill The Justice League, game aksi yang sangat dinanti-nantikan dan diluncurkan pada bulan Februari, juga gagal memenuhi ekspektasi pasar.
Baca Juga: Sutradara Legendaris Devil May Cry Resmi Gabung dengan LightSpeed Studio
Potensi keuntungan dari game ini diperkirakan mencapai 200 juta dolla, namun hasilnya bahkan tidak mendekati angka tersebut. Gabungan dari kegagalan kedua game ini membuat WB Games mengalami kerugian total sebesar Rp4,7 T, jumlah yang dapat membuat banyak perusahaan bangkrut.
Meskipun demikian, WB Games memiliki keuntungan karena berada di bawah naungan Warner Bros. Discovery, salah satu perusahaan media terbesar di dunia.
Zaslav mengindikasikan bahwa perusahaan akan berfokus kembali pada beberapa IP (intellectual property) unggulan, seperti Batman, untuk menjaga daya tarik produk mereka.
Baca Juga: Jika Kamu Bercita-cita Jadi Dokter, Game Dokter Terbaik di Android ini Bisa Menambah Pengetahuanmu
Ironisnya, baik Suicide Squad: Kill The Justice League maupun Multiversus sudah memanfaatkan karakter-karakter populer seperti Batman dan anggota Justice League lainnya.
Namun, pendekatan layanan langsung yang diambil dalam kedua game tersebut justru menjadi faktor yang melemahkan daya tariknya. Banyak penggemar menganggap model layanan langsung sangat fluktuatif dan sulit diprediksi, dengan risiko kegagalan yang tinggi jika tidak berhasil menarik pemain dalam jangka panjang.
Kesalahan strategi ini membuat WB Games harus mengevaluasi ulang pendekatannya. Jika ingin membangun kembali reputasi dan kepercayaan dari para pemain, Warner Bros. perlu mempertimbangkan untuk berfokus pada game dengan kualitas narasi kuat atau multiplayer non-layanan langsung.
Baca Juga: Dukung Tim Indonesia! Berikut Jadwal IESF WEC MLBB 2024 Hari Ini, Indonesia vs Guam
Model seperti ini dinilai lebih stabil dan menarik bagi banyak pemain. Jika mereka tidak mengambil pelajaran dari kegagalan ini, WB Games mungkin akan kembali berada dalam situasi sulit, dan harus menghadapi konsekuensi dari keputusan mereka sendiri.
Dengan berbagai tantangan ini, WB Games dihadapkan pada pilihan: terus mengikuti tren layanan langsung yang tidak stabil atau beralih ke arah yang lebih stabil dengan game berkualitas tinggi berbasis karakter-karakter ikonik.***