Indogamers.com - Seorang mantan eksekutif Sony, Shawn Layden, menyampaikan pendapatnya tentang strategi peluncuran game PlayStation di berbagai platform.
Dalam wawancara dengan Eurogamer yang dilaporkan oleh Tech4Gamers, Layden mengungkapkan keraguannya terhadap gagasan Sony untuk membuka katalog game PlayStation ke platform lain. Dia menganggap langkah tersebut dapat menimbulkan ketidakpuasan di kalangan basis penggemar setia PlayStation.
Pernyataan Layden muncul setelah langkah berani Xbox yang mulai merilis game eksklusifnya ke pihak ketiga, membuka akses kepada audiens yang lebih luas. Pendekatan ini mencerminkan strategi Xbox untuk menekankan layanan dan penjualan game di atas penjualan perangkat keras konsol.
Baca Juga: Kamu Bisa Jadi Masinis dan Mengendalikan Lokomotif di Game Simulasi Kereta Api
Penuh risiko
Layden menyoroti bahwa meskipun menjual game ke platform lain dapat meningkatkan pendapatan, hal tersebut berisiko merusak loyalitas penggemar PlayStation, yang selama ini menikmati eksklusivitas sebagai nilai jual utama
"Mengecewakan basis penggemar adalah hal yang harus dihindari," kata Layden, sambil menegaskan bahwa eksklusivitas merupakan salah satu pilar utama keberhasilan PlayStation disadur Indogamers.com dari Gameranx pada Jumat, 6 Desember 2024.
Namun, argumen ini tidak sepenuhnya tanpa kritik. Para analis berpendapat bahwa strategi penjualan game lintas platform dapat meningkatkan profitabilitas tanpa bergantung pada penjualan konsol, yang biasanya dijual dengan margin keuntungan tipis atau bahkan merugi.
Dengan menjangkau pasar yang lebih luas, Sony dapat memperluas pengaruhnya di industri game dan mengimbangi potensi kehilangan dari basis penggemar setia.
Baca Juga: Melatih Fokus! Ini 5 Game Biliar Terbaik yang Bisa Dimainkan di PC
Perubahan strategi
Pendekatan Xbox menjadi contoh nyata bagaimana industri game tengah berubah. Model eksklusivitas perlahan digantikan oleh layanan berbasis langganan dan distribusi digital yang lebih inklusif.
Dalam konteks ini, argumen Layden terlihat konservatif, terutama ketika perusahaan seperti Microsoft berhasil memperkenalkan Xbox Game Pass sebagai model yang sukses.
Namun, Layden mungkin memiliki alasan strategis yang lebih dalam untuk skeptis. Sebagai mantan CEO Sony, dia memahami dinamika internal perusahaan serta risiko yang mungkin tidak terlihat oleh publik.
PlayStation adalah pemimpin pasar yang sudah mapan, dan strategi baru seperti ini membutuhkan pertimbangan matang agar tidak merugikan posisi tersebut.
Baca Juga: Kabar Gembira! Ragnarok Classic Resmi Diluncurkan: Ayo Bernostalgia Bersama Teman!
Masa depan PlayStation
Pertanyaan utama yang muncul adalah: apakah Sony akan tetap bertahan dengan model eksklusivitas atau mengikuti jejak Xbox? Terlepas dari kekhawatiran Layden, menjual game ke platform lain dapat menjadi langkah strategis yang cerdas dalam jangka panjang. Langkah tersebut tidak hanya menguntungkan secara finansial tetapi juga membuka industri game untuk menjadi lebih kompetitif dan inklusif.
Keputusan akhir Sony akan sangat bergantung pada bagaimana mereka menyeimbangkan keuntungan jangka pendek dengan keberlanjutan hubungan dengan para penggemarnya. Yang jelas, di tengah perubahan lanskap industri, inovasi dan keberanian untuk mencoba pendekatan baru adalah kunci untuk bertahan. ***