Indogamers.com - Cognosphere, perusahaan di balik game fenomenal Genshin Impact, harus menerima denda fantastis senilai 20 juta dollar atau sekitar Rp305 miliar dari Komisi Perdagangan Federal (FTC).
Masalahnya? Kotak jarahan (*loot box*) yang dianggap menipu serta pelanggaran serius terhadap privasi anak-anak.
FTC menuding Cognosphere, yang di AS dikenal sebagai HoYoverse, sengaja menyembunyikan biaya asli dari transaksi dalam game serta peluang mendapatkan hadiah langka.
Baca Juga: Activision Berikan Fitur Baru: Pemain Black Ops 6 dan Warzone Terkejut
Disadur dari VGC pada Selasa, 21 Januari 2025, taktik licik ini melanggar undang-undang privasi anak-anak dan akhirnya berbuntut denda besar.
Sebagai bagian dari penyelesaian kasus yang masih menunggu persetujuan hakim federal, HoYoverse diwajibkan untuk:
Menghentikan penjualan kotak jarahan kepada pemain di bawah usia 16 tahun tanpa izin orang tua.
Memastikan kotak jarahan hanya dapat dibeli dengan uang asli, bukan mata uang virtual.
Mengungkap peluang hadiah langka serta nilai tukar mata uang virtual dalam game.
Menghapus data pribadi anak-anak di bawah usia 13 tahun kecuali ada izin tertulis dari orang tua.
Baca Juga: Playstation Umumkan Pembatalan 2 Game, Berimbas ke PHK?
Samuel Levine, direktur Biro Perlindungan Konsumen FTC, menegaskan, bahwa Genshin Impact memanfaatkan anak-anak dan remaja, membuat mereka menghabiskan ratusan dolar untuk hadiah dengan peluang yang kecil.
"Kami tidak akan membiarkan pola licik ini terus terjadi," tegasnya.
Sejak debutnya di tahun 2020, Genshin Impact berhasil mencuri perhatian di berbagai platform, termasuk PS5 dan Xbox Series X/S.
Namun, hukuman ini menjadi peringatan keras bahwa meskipun sukses, transparansi tetap nomor satu.***