Indogamers.com - Kalau ngomongin Final Fantasy di PS1, kebanyakan orang langsung mikir FF7 atau FF8. Tapi ada satu hidden gem yang sering kelewat: Final Fantasy 9. Game ini rilis di ujung era PS1, tenggelam oleh hype PS2, dan gaya visualnya yang lebih "fantasi klasik" bikin banyak fans kurang tertarik.
Padahal, di balik tampilannya yang colorful dan terkesan ringan, FF9 punya kedalaman cerita yang bikin hati remuk redam. Karakter-karakternya kompleks, soundtrack-nya epik, dan mekanik gamenya justru lebih matang dibanding pendahulunya.
Bahkan, Hironobu Sakaguchi sang pencipta franchise bilang FF9 adalah yang paling dekat dengan visi awalnya. Sayang, game ini kalah pamor karena timing rilisnya kurang tepat. Yuk, kita kupas tuntas kenapa FF9 layak dapat pengakuan lebih!
Baca Juga: 12 Game yang Bisa Menyaingi atau Bahkan Mengalahkan Final Fantasy
1. Awal yang Unik: Dibuat di Hawaii, Bukan Tokyo
FF9 dikembangkan oleh tim kecil di Hawaii, bukan di markas Square di Tokyo. Ternyata, ini strategi Square buat mencari suasana baru dan menarik talenta internasional. Hasilnya? Gaya FF9 beda banget lebih whimsical dan nostalgic, kayak balik ke akar Final Fantasy zaman NES/SNES.
2. Rilis yang Tertutup Hype PS2
FF9 diumumin bareng FF10 dan FF11, tapi sayangnya ia jadi "anak tiri". Pas rilis tahun 2000, PS2 udah keluar, dan semua orang lebih tertarik sama FF10 yang grafisnya lebih modern. FF9 terjepit di antara dua raksasa: FF8 (yang udah tenar) dan FF10 (yang dianggap lebih futuristik).
3. Cerita yang Bikin Nangis: Vivy, Zidane, dan Kuja
FF9 pake formula klasik dunia fantasi, kerajaan, dan petualangan epik. Tapi di tengah jalan, ceritanya berubah jadi eksplorasi tentang identitas, takdir, dan arti hidup.
Vivi, si Black Mage kecil, punya arc terharu tentang keberadaan dan kematian.
Zidane yang selalu optimis ternyata punya trauma masa lalu yang gelap.
Kuja, antagonisnya, bukan sekadar jahat dia korban eksperimen dan kesepian.
Bahkan battle theme-nya aja dirancang biar lebih emosional pas dimulai!
4. Gameplay yang Simple Tapi Memuaskan
Ability System: Skill dipelajari dari equipment, bukan cuma naikin level.
Trance Mode: Kayak Limit Break, tapi aktif otomatis kadang bikin frustasi tapi seru!
Easter Eggs Kocak: Mughal marah kalau terus dipanggil tapi nggak dipake, sampe bisa unlock achievement!
5. Nasib FF9 Sekarang: Remake? Animasi?
Ada kabar FF9 bakal diremake atau jadi animasi (fokus ke anak-anak Vivy), tapi proyeknya sempat mandek. Tapi modder PC udah bikin texture HD, voiceline AI, bahkan demo Unreal Engine!
Baca Juga: 7 Spell Paling Gak Berguna di Serial Final Fantasy, Buang-buang MP Aja!
Penutup
FF9 mungkin kurang laris dibanding FF7 atau FF10, tapi pengaruhnya tetap besar. Game ini bukti bahwa fantasi klasik + cerita manusiawi + gameplay solid = masterpiece abadi.
Kalau kamu belum main FF9, sekarang saat yang tepat buat nyobain remaster-nya di PC/console. Dan buat yang udah main, pasti setuju Vivi memang deserve better.
Gimana pendapatmu? Scene FF9 mana yang paling bikin kamu terharu? Menurutmu, apakah FF9 layak dapat remake full?
Happy gaming!***