Indogamers.com-Dari data yang ada, pelajar dan mahasiswa di Indonesia menjadi kelompok yang paling banyak memainkan game online atau ngegame. Rata-rata, mereka menghabiskan waktu 4 jam sehari.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, anak-anak berusia 0-18 tahun mendominasi pasar game online dengan persentase 46,2 persen.
Data dari DataReportal dalam Digital 2024 menunjukkan bahwa rata-rata waktu bermain game di Indonesia adalah 1 jam 12 menit per hari.
Baca Juga: 5 Kisah Kelam Game Mobile Legends di Indonesia, Ada yang Nyaris Bunuh Diri Gara-gara Akun Dihack
Namun, survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat bahwa mayoritas konsumen game online (42,23%) menghabiskan lebih dari 4 jam per hari untuk bermain.
Game Paling Populer di Indonesia
Dari 46,2 persen pasar game online, mereka rata-rata memainkan sejumlah game populer di bawah ini:
Free Fire
Game battle royale yang sangat populer di kalangan gamer Indonesia, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda.
PUBG Mobile
Permainan battle royale lainnya yang memiliki basis pemain besar di Indonesia, menawarkan pengalaman bermain yang intens dan kompetitif.
Mobile Legends
Game MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) yang sangat populer, dikenal dengan gameplay 5v5 yang seru dan kompetitif.
Roblox
Platform game yang memungkinkan pengguna untuk membuat dan memainkan berbagai game yang dibuat oleh pengguna lain, menarik bagi berbagai kelompok usia.
Minecraft
Game sandbox yang memungkinkan pemain untuk membangun dan menjelajahi dunia tanpa batas, populer di kalangan anak-anak dan remaja.
Perlu dicatat bahwa data spesifik mengenai rata-rata jenis game yang dimainkan oleh berbagai kelompok usia di Indonesia masih terbatas. Namun, tren menunjukkan bahwa game mobile mendominasi pasar karena penetrasi smartphone yang tinggi di Indonesia.
Baca Juga: 9 Efek Negatif Bermain Game, Kehilangan Kesempatan Pendidikan, sampai Karier
Dari data di atas tentu saja penting untuk diperhatikan, agar kebiasaan pelajar dan mahasiswa bermain game tidak membuat mereka lupa akan kewajiban utamanya, belajar dan menuntaskan pendidikan sebaik mungkin.***