Mengapa Mobile Game Berbahaya untuk Pelajar SD? Ini Dampak dan Cara Mengatasinya

Ilustrasi mobile game. (FOTO: unsplash.com/@dispandu)

Indogamers.com- Di tengah perkembangan teknologi digital, game online dan mobile game semakin mudah diakses, bahkan oleh anak-anak Sekolah Dasar (SD).

Meski ada sisi positifnya, seperti melatih koordinasi tangan-mata atau strategi berpikir, ancaman bahayanya justru lebih besar, terutama bila tanpa pengawasan yang tepat.

Berikut alasan kenapa game bisa berbahaya untuk anak SD, termasuk efek kecanduan, risiko bullying, kemerosotan prestasi akademik, dan solusi mengatasinya.

Baca Juga: Bahaya Mengintai dari Bermain Game Online bagi Anak: Dari Kecanduan hingga Prestasi Akademik Merosot

1. Efek Kecanduan yang Berat

Game dirancang untuk membuat ketagihan. Sistem reward (hadiah) instan seperti level up, skin, dan achievement membuat anak sulit lepas.

Durasi bermain berlebihan. Anak-anak bisa menghabiskan 3–6 jam sehari di depan layar, menyebabkan kurang tidur dan kelelahan.

Gangguan kontrol diri. Anak-anak SD belum memiliki kemampuan manajemen waktu dan emosi yang baik, sehingga rentan kecanduan.

Dampaknya adalah anak menjadi malas belajar, sulit konsentrasi, bahkan mengabaikan aktivitas fisik atau sosial.

2. Risiko Bullying dan Kekerasan Verbal

Game online sering mengandung lingkungan kompetitif yang keras, bahkan antar pemain usia muda.

Chat dalam game bisa menjadi sarana perundungan (bullying verbal), dengan kata-kata kasar, ejekan, atau intimidasi.

Anak yang kalah terus-menerus di game juga bisa mengalami rasa rendah diri atau malah membalas dengan perilaku agresif.

Dampaknya akan tumbuh sifat agresif, temperamen buruk, bahkan trauma sosial.

Baca Juga: Catat! Ini 5 Gangguan Kesehatan Paling Berat akibat Game Online

3. Prestasi Akademik Menurun

Prioritas belajar tergeser. Anak lebih memilih bermain game daripada mengerjakan PR atau membaca buku.

Penurunan kualitas tidur akibat bermain hingga larut malam mengganggu performa belajar di sekolah.

Penurunan minat belajar. Segala sesuatu di luar game menjadi terasa membosankan. Dampaknya adalah nilai rapor anjlok, anak kehilangan motivasi berprestasi.

Cara Mengatasi dan Mencegah Dampak Negatif

Yang bisa dilakukan adalah dengan membatasi waktu bermain. Orangtua harus menerapkan aturan ketat, maksimal 1 jam per hari untuk bermain game.

Buat jadwal harian antara belajar, bermain fisik, dan waktu layar.

Kemudian, hindari game bertema kekerasan, gambling, atau kompetisi ekstrem. Pilih game edukatif atau yang mengajarkan kerja sama.

Orangtua juga perlu mengajak dan mendorong aktivitas fisik seperti olahraga atau seni. Ajak anak bermain di luar rumah, berinteraksi sosial nyata.

Baca Juga: Ayah dan Bunda, Ini Penyebab Anak Kecanduan Game: Dampak Negatif dan Cara Mengatasinya

Game bukanlah musuh utama anak-anak. Yang berbahaya adalah penggunaan tanpa batas dan tanpa pengawasan.

Orang tua, guru, dan lingkungan sekitar perlu aktif mengarahkan, membatasi, dan memberikan pemahaman yang benar agar teknologi mendukung, bukan merusak, perkembangan anak-anak.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI