Goodbye Deku? Ini 5 Alasan To Be Hero X Siap Kudeta Tahta Anime Superhero dari My Hero Academia

Goodbye Deku? Ini 5 Alasan To Be Hero X Siap Kudeta Tahta Anime Superhero dari My Hero Academia (FOTO: gamerant)

Indogamers.com - Para fans anime superhero, bersiaplah! Saat My Hero Academia (MHA) bersiap menuntaskan story arc utamanya, sebuah serial baru muncul dari daratan China, siap mengambil alih mahkota. Namanya To Be Hero X (凸变英雄X), hasil kolaborasi epic China-Jepang, dan premisnya jauh lebih unik dan dark daripada Quirk milik Deku dkk.

Ini dia 5 alasan kenapa To Be Hero X disebut-sebut sebagai suksesor shonen superhero modern:

Baca Juga: Duel Panas EXP Laner Veteran! Nino vs Karss Buka Gerbang Playoff MPL ID S16! Siapa yang Lebih Gendong Tim?

1. Kekuatan Superhero Bergantung pada "Trust Value" Publik

Kalau di MHA kekuatan (Quirk) adalah bawaan lahir, di To Be Hero X segalanya lebih politis dan social media-friendly. Kekuatan pahlawan di dunia ini sepenuhnya bergantung pada kepercayaan publik ("faith" atau "trust")!

Mekanisme Gila: Jika orang percaya seorang pahlawan bisa terbang, maka dia bisa terbang. Sebaliknya, jika kepercayaan publik hilang, maka kekuatannya pun lenyap.

Ranking: Kepercayaan ini diukur, dikuantifikasi, dan ditampilkan sebagai data (semacam Trust Value atau social score). Pahlawan diurutkan dalam ranking, dan yang paling atas dinobatkan sebagai "X".

Ini adalah konsep yang menarik, membuat pertarungan para pahlawan tidak hanya soal otot, tapi juga soal image dan popularitas!

2. Plot Protagonis yang Jauh Lebih Kacau

Lupakan impian heroik sejak kecil. Protagonis utama kita, Lin Ling, adalah warga sipil biasa yang tiba-tiba terpaksa menyandang identitas pahlawan Nice (Pahlawan Rank 10) setelah Nice (yang asli) tampaknya bunuh diri.

Bukan Pahlawan Sejati: Lin Ling tidak punya aspirasi menjadi pahlawan seperti Deku. Ia justru bertemu dengan salah satu pahlawan top dan menyaksikan 'kematian' mereka secara langsung.

Perbandingan Kontras: Ini membalikkan narasi Deku yang berjuang keras mendapatkan kekuatan. Lin Ling justru 'kecelakaan' menjadi pahlawan, memberikan sentuhan komedi gelap dan drama yang lebih dewasa.

Baca Juga: Anime yang Dibilang 'Terburuk' 2025 Ini Malah Dapat Season 2 Duluan, Fans Solo Leveling Auto Ngamuk

3. Gaya Animasi CG Eksperimental Mirip Arcane

Secara visual, To Be Hero X berani mengambil risiko. Anime ini menampilkan gaya animasi yang sangat eksperimental, sering kali menggunakan teknik CG (Computer Graphics) yang dinamis. Beberapa kritikus menyebut gaya ini mirip dengan serial sukses Netflix, Arcane.

Kualitas Visual Global: Studio BONES yang mengerjakan MHA memang hebat, tetapi To Be Hero X menunjukkan ambisi baru dari animator China, membuktikan bahwa mereka siap mendorong batas-batas seni animasi, menghasilkan visual yang segar dan menawan.

4. Didukung Sutradara Kelas Dunia dan Seiyuu Top Jepang

Meskipun berakar dari China (donghua), produksi ini memiliki pedigree internasional yang kuat.

Sutradara: Dipimpin oleh Haolin Lee, sutradara yang sudah mendunia berkat karyanya yang diakui seperti Link Click dan Heaven Official's Blessing.

Pengisi Suara (Seiyuu): Daftar cast Jepang-nya diisi oleh bintang-bintang ternama seperti Mamoru Miyano (sebagai X) dan Kana Hanazawa (sebagai Queen), yang menjamin kualitas akting suara tingkat A. Kolaborasi ini membuktikan To Be Hero X disiapkan sebagai franchise besar global.

Baca Juga: MacBook Pro M5 Akhirnya Buff Fitur Ganti Baterai, Tapi Top-Up Resmi Masih Overpowered

5. Sistem Tournament Arc yang Jauh Lebih Berisiko

Di dunia To Be Hero X, setiap dua tahun sekali, para pahlawan top akan berkumpul dan berkompetisi dalam sebuah turnamen.

Taruhan: Pertarungan ini bukan hanya memperebutkan gelar, tetapi secara langsung memengaruhi Trust Value mereka.

Risiko Kehilangan Kekuatan: Kalah dalam turnamen bisa berarti kehilangan kepercayaan publik secara masif, yang berarti kehilangan semua kekuatan pahlawan mereka. Ini membuat setiap pertarungan di arena menjadi high-stakes dan brutal.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI